Seni Bantengan di Kediri Masih Terawat Apik

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Seni tradisioal di Jawa beraneka ragam jenisnya. Misal, Kuda Lumping, Jatilan, Reog, Pencak Dor, hingga Bantengan. Seni itu masih lestari karena memang dipertahankan oleh warga masyarakat sebagai ajang sulaturahmi dan hiburan ala masyarakat desa.
Seni Bantengan ini masih terawat apik diarah Kediri. Khususnya di darah Kediri Timur, seperti di wilayah Kecamatan Kepung, Kecamat Puncu dan Kecamatan Kandangan.
Advertisement
Seni pertunjukan Bantengan ini dipadu dengan musik khas pengring musik ‘Pencak Dor’ atau pecak genjot, duel tangan kosong khas pertunjukan silat di daerah Karesiden Kediri. Seperti gendang, jedor, kenong, seruling dan kenthongan.
Sedangkan lagu atau tembangnya adalah syair pitutur.Tapi khasnya adalah Sholawat Nabi.
Seni Bantengan itu masih eksis ditampilkan masyarakat Dusun Biro, Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.
Hari Minggu (18/9/2022) kemarin, dalam acara Bersih Dusun, warga menggelar Bantengan yang dimainkan Grup Bantengan Maeso Bhirowo Putro, Mereka tampil di sepanjang jalan utama Jalan Harinjing, yakni jalan yang menghubungkan Kecamatan Kepung dan Pare.
Sepanjang jalan Bantengan terus baraksi manakala musik berbunya. “Inilah bentuk dan wujud kepedulian masyarakat untuk tetap melestarikan dan ‘nguri-uri’ budaya bangsa sendiri,” ungkap Umar Ibnu Khotob Kepala Dusun setempat.
Bantengan mengambil start dari barat Polsek Kepung ke barat sampai pertigaan arah Pondok Pesantren Al-Miftah. Rombongan lalu ke kanan menuju pertigaan ke pondok. Kemudian belok kanan lagi, ke timur sampai pertigaan lagi ke kiri, finis di depan rumah kepala dusun.
Menurut Umar para pemain Grup Bantengan adalah warganya sediri dengan pimpinan Pujianto. Saat tampil siang itu ada 6 Banteng, yang besar 4, kecil 2.
"Biar meriah kita juga ngundang grup dari lain kecamatan. Grup Bantengan dari Dusun Sumberpancur, Desa/Kecamatan Kepung, dan dari Desa Darungan Kecamata Pare," ungkap Umar.
Masyarakat setempat sangat antusias menyambut Bantengan tahun ini setelah hampir 2 tahun vakum karena pandemi covid-19. Tahun ini sudah bisa bebas tampil lagi.
“Mereka sangat terhibur,” ungkap Umar yang dibenarkan oleh warga lainnya.
Umar mengungkapkan bahwa pertunjukan Bantengan tahun ini cukup istimewa karena dhadiri Sekretaris LESBUMI PC NU Kabupatan Kediri, Kang Habib panggilan akrap MK. Nur Habib, S.Pd, M.Pd.I yang juga terkenal " Pelukis Cekakik yang sudah terkenal se Nusantara.
Umar menerangkan bahwa Bantengan di Biro, dimulai sejak tahun 70-an sampai sekarang sudah dua generasi dan para generasi muda bersemangat meneruskan kesenian ini.
“Bantengan Biro pernah tampil di TMII, mewakili Kabupaten Kediri tahun 2001” terangnya. “Sedangkan sesepuhnya pada saat itu adalah Bopo Boiman dan Bopo Supeni” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |