Peristiwa Daerah

Mediasi Panpel Persik Kediri dan Jurnalis, Muncul Wacana Boikot Laga Home

Rabu, 21 September 2022 - 20:37 | 26.08k
Pertemuan antara jurnalis Kediri dan Panpel Persik di Mako Polres Kediri kota (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)
Pertemuan antara jurnalis Kediri dan Panpel Persik di Mako Polres Kediri kota (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Polemik seputar pemukulan suporter saat laga Persik Kediri Vs Arema FC, Sabtu (17/09/2022) di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, terus berlanjut. Dalam pertemuan ketiga antara jurnalis dan pihak panpel Persik, yang dimediasi pihak Polresta Kediri kota, sosok pelaku pemukulan suporter belum bisa dihadirkan panpel di hadapan para jurnalis untuk meminta maaf. 

Dalam pertemuan ketiga itu, selain sejumlah jurnalis kediri, ketua LOC Persik Kediri Abriadi Muhara turut hadir Waka Polres Kediri kota Kompol Himmawan Setiawan dan Kabag Ops Kompol Abraham Sisik. 

Pertemuan ketiga sendiri seharusnya berlangsung pada Selasa, (20/09/2022) malam, namun urung terlaksana karena kondisi mess Persik dinilai kurang kondusif. Kejadian ini justru dinilai melahirkan polemik baru.

"Seolah-olah kita wartawan yang sudah mencoba untuk memberi ruang bagi mereka justru dibenturkan dengan pihak suporter. 4 organisasi yakni PWI, AJI, PFI, dan IJTI sepakat untuk mencoba memberikan surat kepada PSSI, tentang kejadian sebenarnya apa yang terjadi di Kediri," tutur Ketua PWI Bambang Iswahyudi, Rabu, (21/09/2022). 

Polemik yang terjadi belakangan muncul wacana untuk memboikot pertandingan home Persik di Kediri. 

Mako-Polres-Kediri-2.jpgKetua LOC Persik Kediri Abriadi Muhara saat bertemu dengan para jurnalis Kediri (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)

"Kita tidak mencari siapa yang salah tapi cari siapa yang benar. Jadi kita jangan memutuskan bahwa ini salah. Tapi kita memutuskan siapa yang benar, " tambah Bambang. 

Sementara itu, pada Selasa malam turut muncul sebuah video yang menampilkan seorang pria dengan hoodie hitam dan bermasker, mengaku sebagai pelaku pemukulan suporter.  

Dalam video, si pria tadi mengaku adalah sebagai penonton biasa yang membuat konten pribadi untuk YouTube.  

Pada pengakuan yang sama, pria itu juga mengaku telah mengambil rompi pink yang seharusnya khusus untuk media peliput pertandingan tanpa sepengetahuan pihak panpel.

"Yang mana rompi tersebut ditujukan kepada media sedangkan saya menggunakan untuk kepentingan pribadi .Demikian permohonan maaf ini saya sampaikan," ujar pria dalam video tersebut. 

Pria itu tadi, juga mengungkap permintaan maaf kepada pihak yang dirugikan termasuk jajaran awak media baik di Kediri dan Malang, serta kota lainnya. Pria itu juga menegaskan dirinya bukan seorang jurnalis. "Terutama saya sampaikan malam ini terhadap korban.

Setelah itu, perlu diluruskan saya bukanlah wartawan atau pun tim official seperti yang dituduhkan," tukasnya lagi.

Terkait video tersebut, ketua LOC Persik Abriadi Muhara mengungkapkan dirinya tidak mengetahui proses pembuatan video tersebut.  

Abriadi mengungkapkan video itu didapatkan dari seorang staf panpel Persik, usai rencana pertemuan ketiga dengan jurnalis, dan panpel termasuk dengan pelaku urung terlaksana pada Selasa malam. 

"Setelah makan, saya buka ponsel. Saya lihat ada apa ramai-ramai, saya telepon Widodo (staf panpel persik), dikirimlah video itu," tutur Abriadi. 

Beredarnya video itu sendiri menimbulkan tanda tanya besar. Terutama saat tersebar luas di sosial media. Padahal para jurnalis sebelumnya telah membuka ruang untuk mewakili masyarakat sebagai saksi. Namun hal itu tak diperhatikan oleh pihak Persik. 

"Video itu disebarluaskan tidak melalui media resmi. Melalui medsos dan sebagainya. Orang bisa beranggapan itu hoax juga bisa. Atau setting-an itu juga bisa. Itulah kenapa kita membuka ruang, saksinya kita ternyata tidak diindahkan oleh manajemen Persik maupun juga pelakunya," ungkap Ketua PWI Kediri Bambang Iswahyudi. 

Sebelumnya, 4 (empat) organisasi profesi yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kediri, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Kediri, dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya menegaskan insiden dalam laga Persik Kediri vs Arema FC tersebut tidak melibatkan wartawan atau jurnalis, ataupun fotografer yang bertugas di wilayah Kediri, terutama Kota Kediri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES