Viral di Medsos, Nenek Sebatang Kara Akhirnya Dapat Perhatian Pemkab Ponorogo

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Sempat viral di media sosial nenek tua yang tinggal di rumah tak layak huni bekas reruntuhan kebakaran dan penuh dengan sampah akhirnya mendapat perhatian khusus dari Pemkab Ponorogo.
Lansia 90 tahun tersebut bernama Ponirah warga RT 02 RW 03 dukuh Tengah desa Somoroto selama ini hidup sebatang kara.
Advertisement
Menanggapi hal tersebut, Gulang Winarno, kepala Dinas Sosial P3A Pemkab Ponorogo mengaku sudah turun tangan mengambil langkah langkah konkret.
"Kami sudah berkoordinasi dengan kepala desa setempat, Koramil, Polsek dan Puskesmas dan telah mengecek langsung kepada yang bersangkutan," katanya Sabtu (24/9/2022).
Gulang pun menjelaskan bahwa hasil klarifikasi dengan pihak terkait, apa yang disampaikan di medsos tak sepenuhnya benar, karena meski hidup sebatang kara tapi masih mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita mengunjungi nenek Ponirah yang dikabarkan hidup di rumah tak layak huni. (Foto:Dokpim Pemkab Ponorogo)
"Mbah Ponirah masuk dalam program keluarga harapan PKH dan BPNT. Selain itu secara ekonomi mbah Ponirah juga memiliki satu kotak sawah yang digarap tetangganya sehingga ada penghasilan," jelasnya.
Jika selama ini, hidup di antara puing-puing sisa kebakaran dan penuh dengan sampah, karena mbah Ponirah punya kebiasaan buruk.
"Mungkin karena sudah pikun, suka memunguti sampah plastik lalu dibawa ke rumahnya. Ketika warga sekitar akan membersihkannya, selalu ditolak bahkan marah-marah sambil mengacungkan senjata sehingga takut," ulas Gulang.
Diakui pasca viral di media sosial akhirnya, semua pihak sepakat berkunjung kerumahnya lalu gotong royong membersihkan rumah tersebut.
"Rumah tersebut memang sebagian sempat terbakar 10 tahun lalu namun masih bisa ditempati, ke depan akan diusulkan bantuan rehab rumah layak huni," kata Kepala Dinas Sosial P3A Pemkab Ponorogo Gulang Winarno.
Sementara Kepala dusun tengah Desa Sumoroto Kecamatan Kauman Supriyadi menerangkan, sebenarnya ada rencana membawa mbah Ponirah ke Panti asuhan dhuafa Lansia di Jetis, tapi yang bersangkutan menolak.
"Pernah ada dokter dan pihak Kecamatan menyarankan mbah Ponirah ini dirawat di Dinsos, namun mbah Ponirah tidak mau karena merasa sehat," terangnya.
Menurut Supriyadi, warga sendiri sangat peduli dengan keberadaan mbah Ponirah, bahkan setiap hari bergantian memberi makan nenek berusia 90 tahun tersebut. Dan mbah Ponirah sendiri maunya di rumah tidak mau kalau diungsikan atau dipindah ke tempat lain.
Sementara mbah Ponirah setiap harinya selalu berharap uluran tangan warga atau orang lain karena sudah tua dan tidak bisa masak.
Sebelumnya beredar kabar di media sosial mbah Ponirah warga dusun tengah Desa Sumoroto hidup memprihatinkan di rumahnya yang penuh sampah, sehari-hari hanya duduk di depan rumah dan menanti uluran tangan dari orang-orang.
Dengan beredarnya kabar tersebut pihak Pemkab Ponorogo langsung turun tangan dipimpin langsung Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |