Profil Lengkap Rumah Sedekah NU, Sejarah Pendirian dan Program Pengungkit Kesejahteraan Umat

TIMESINDONESIA, MALANG – Ini adalah profil lengkap serta sejarah berdirinya Rumah Sedekah NU Malang. Lembaga filantropi ini hadir untuk memberikan semangat berbagi untuk pengungkit kesejahteraan umat.
Founder sekaligus inisator Rumah Sedekah NU adalah KH Noor Shodiq Askandar. Gus Shodiq sapaan akrabnya, merupakan tokoh NU yang pernah menjabat Ketua Lazisnu Jatim periode 2015-2018. Ia sekarang juga menjadi Wakil Rektor 2 Universitas Islam Malang (Unisma).
Advertisement
Rumah Sedekah NU Malang berkantor di Perum Royal Orchid Blok E19 Desa Jetak Ngasri, Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menurut Gus Shodiq, sejarah berdirinya Rumah Sedekah NU Malang berawal dari gerakan sedekah di sejumlah tempat yang hanya ditumpuhkan kepada kalangan masyarakat tertentu.
Sehingga Gus Shodiq melihat adanya sisi lowong di lapisan masyarakat. Sedangkan mereka ingin berbagi dan bersedekah namun belum menemukan tempat yang dianggap cocok dan pas.
"Mereka ingin sedekah sekaligus berpartisipasi dalam kegiatan. Ini belum banyak dilakukan oleh lembaga filantropi lainnya. Kami membuat rumah sedekah segmentasi menengah ke atas dengan model kemitraan. Mereka ini sekaligus bisa menjadi pelaksana kegiatan, bisa mengusulkan kegiatan," bebernya, Minggu (25/9/2022).
Rumah Sedekah NU didirikan pada Februari 2018. Namun dalam perjalanannya tidak begitu mulus. Tim Rumah Sedekah NU perlu pendekatan tertentu sehingga pada 2020 pihaknya membangun pusat kegiatan sekaligus kantor milik Rumah Sedekah NU.
"Konsep itu kita bicarakan dengan relasi pada tanggal 15 Febuari 2022. Menjadi kantor gerakan dan kemitraan dimulai pada tanggal tersebut," ucapnya.
Bedanya dengan lembaga filantropi lainnya, Rumah Sedekah NU sesuai dengan namanya yakni persembahan dari NU untuk umat. Pihaknya tetap bergabung dengan Laziznu Jawa Timur sebagai Jaringan Pengelola Zakat Infaq Shodaqoh (JPZIS).
Program utamanya bergerak di bidang pendidikan dan sosial kemanusiaan. Misalnya membantu masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi, tertimpa bencana alam, bencana kebakaran, dan lainnya.
"Kami berusaha hadir di tengah kesulitan masyarakat. Kita berbagi. Paling banyak penerima manfaat yakni kalangan anak yatim piatu dan dhuafa," ujarnya.
Beberapa kegiatannya dibagi menjadi tiga segmen yakni segmen sosial, pendidikan langsung seperti beasiswa dan pendidikan berupa edukasi.
Ia menjelaskan, Rumah Sedekah ini mengembangkan program sedekah dengan pola kemitraan. Hasil dari pengumpulan sedekah kemudian disalurkan sesuai hasil pembicaraan dengan para donatur.
Tujuannya, lanjut Gus Shodiq, Rumah Sedekah NU sebagai rumah besar bagi siapa saja yang hendak bersedekah dalam bentuk apa saja. Sedekah bisa dalam bentuk materi, keterampilan, keilmuan, jaringan dan lainnya.
"Kita bedakan donasi kegiatan sosial dan operasional. Sosial kita salurkan untuk kegiatan sosial. Operasional kita gunakan untuk operasional. Kita kembangkan usaha untuk kebutuhan operasional. Bukan dana rumah sedekah tapi dari mitra yang bersepakat untuk membagi hasil usaha," katanya.
Dengan mengusung tagline “Hidup Lebih Berkah dengan Sedekah” ini, Rumah Sedekah NU memiliki beberapa program yakni pendidikan, bina wirausaha yatim dan dhuafa, rumah tahfidz, sosial dan kebencaan serta kemaslahatan umat.
Berikut turunan dari program-program tersebut:
Program Pendidikan
Program ini diwujudkan dalam kegiatan peningkatan keilmuan dan beasiswa. “Kami ada guru Al Qur’an untuk TPQ yang kita kembangkan. Ada guru ngaji untuk ngaji kitab dan doa bersama, juga ada para khuffadz yang bergabung untuk yang ingin menghafal Al Quran.
Program Bina Wirausaha
Program ini kata Gus Shodiq diperuntukkan bagi anak-anak yang kurang mampu untuk dibina dalam pengembangan usaha dan pendampingan. Mereka diikutkan workshop wirausaha dan kemudian diikutkan dalam program magang.
Program Rumah Tahfidz
Program ini diperuntukkan bagi yang ingin secara khusus untuk menghafal Al Quran dan belajar tafsirnya (jika memungkinkan). “Kami juga mengembangkan jaringan Rumah Tahfidz untuk standarisasi,” imbuhnya.
Program Sosial Kebencanaan
Program ini dibuat untuk program darurat yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti bantuan pemenuhan kebutuhan pokok bagi dhuafa, bantuan kebencanaan, dan lain-lain. Terkini, Rumah Sedekah NU mengumpulkan dan menyalurkan bantuan kepada par korban banjir dan longsor di Malang dan sekitarnya.
Program Kemaslahatan Umat
Program ini terkait dengan program lain yang dipandang bermanfaat bagi peningkatan kehidupan manusia, bantuan untuk musholla, dan lainnya.
"Selama bergerak, di Malang ini banyak butuh bantuan sosial untuk pengungkit. Kita bantu dalam beberapa kegiatan. Kita mengungkit kebijakan yang bisa diambil pemerintah. Kita datang di daerah pelosok ada yang dipasung. Kita picu Pemerintah Daerah untuk menyelesaikan masalah orang-orang dipasung," tegasnya.
Gus Shodiq mengaku ada kepuasan hidup tersendiri ketika bisa membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan.
"Salah satu kepuasan hidup saya itu. Mitra juga ikut dan kadang muncul semangat baru untuk berbagi," katanya.
Dalam waktu dekat ini, Rumah Sedekah NU akan mengajak lima anak yatim piatu untuk berangkat umroh ke tanah suci Makkah.
"Insyaallah Februari tahun depan. Kita ajak umroh bukan diumbrohkan. Maulid besok ini kita ajak rekreasi ke kampung coklat," tuturnya.
Pola di rumah sedekah NU bisa berkembang di Indonesia. Berbagi bisa menjadi gerakan di semua lapisan masyarakat. Gus Shodiq berharap Rumah Sedekah NU bisa berkembang dan membuka cabang di seluruh kabupaten kota di Indonesia.
"Kekayaan kita bukan milik kita sendiri. Pada setiap kekayaan ada haknya orang lain. Ini menjadi gerakan semua orang bisa terlibat. Potensi dana sosial yang bisa digali Umat Islam itu jika bisa optimal akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Tidak ada orang kelaparan, tidak ada orang putus sekolah," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |