Kesultanan Kutai Kartanegara Resmi Membuka Festival Erau Adat Pelas Benua

TIMESINDONESIA, KUTAI KARTANEGARA – Erau merupakan budaya yang bersumber dari tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan telah dilaksanakan sejak ratusan tahun lampau.
Menjaga adat dan budaya Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di mata Nasional dan Internasional, menjadi tujuan terselenggaranya Erau adat di Kabupaten tertua di Timur Borneo ini.
Advertisement
“Erau” berasal dari kata “Eroh”, yang berarti ramai, riuh, suasana yang penuh sukacita. Suasana yang ramai, riuh tersebut dalam arti: banyaknya kegiatan sekelompok orang yang mempunyai hajat dan mengandung makna baik bersifat sakral, ritual, maupun hiburan.
Erau pertama kali dilaksanakan pada upacara tijak tanah dan mandi ke tepian ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun. Setelah dewasa dan diangkat menjadi Raja Kutai Kartanegara yang pertama (1300-1325), juga diadakan upacara Erau. Sejak itulah Erau selalu diadakan setiap terjadi penggantian atau penobatan Raja-Raja Kutai Kartanegara.
Dalam perkembangannya, upacara Erau selain sebagai upacara penobatan Raja Kutai Kartanegara, juga untuk pemberian gelar dari Raja kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap berjasa terhadap Kerajaan.
Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI, Adji Muhammad Arifin, Bupati Kukar Edi Damansyah, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi (foto Fai/TIMES Indonesia)
Pelaksanaan upacara Erau dilakukan oleh kerabat Keraton atau Istana dengan mengundang seluruh tokoh pemuka masyarakat yang mengabdi kepada kerajaan. Mereka datang dari seluruh pelosok wilayah kerajaan dengan membawa bekal bahan makanan, ternak, buah-buahan, dan juga para seniman.
Dalam upacara Erau ini, Sultan serta kerabat Keraton lainnya memberikan jamuan makan kepada rakyat dengan memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sebagai tanda terima kasih Sultan atas pengabdian rakyatnya.
Tak hanya itu Erau juga menjadi ajang ekonomi kreatif serta industri bagi masyarakat Kota Raja Tenggarong serta sebagai promosi wisata dan budaya di Kutai Kartanegara.
Sebelum Erau Adat Pelas Benua dimulai terlebih dahulu digelar upacara sakral dengan mendirikan tiang ayu oleh Sultan Kutai Aji Muhammad Arifin bersama Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Kegiatan itu sendiri berlangsung di Museum Mulawarman, pada Minggu (25/9/2022) lalu dan dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah bersama Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin serta Sekretaris Daerah Kukar Sunggono hingga tamu undangan lainnya.
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah berharap, Erau yang sempat vakum selama 2 tahun karena pandemi bisa mendatangkan banyak pengunjung ke Kota Tenggarong, sehingga para pelaku UMKM dengan momen satu pekan ini bisa mendongkrak peningkatan ekonomi.
“Dengan momen satu pekan ini bisa mendongkrak peningkatan ekonomi bagi pelaku UMKM di Tenggarong,” kata Edi Damansyah.
Lebih lanjut Edi Damansyah mengemukakan, Pemkab Kukar juga telah menetapkan kebijakan dalam program Kukar Idaman 2021-2026 melalui program Kukar Berbudaya dan Kukar Kaya Festival, salah satunya adalah erau yang berjalan disetiap tahunnya.
“Erau ini sendiri sudah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi sebagai event budaya terbesar di Nusantara,” terang Edi Damansyah.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan kepada Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang telah menyelenggarakan Erau di tahun ini.
“Saya berharap agar Erau adat ini sebagai warisan budaya leluhur di Kalimantan Timur untuk terus kita dipertahankan,” pinta Hadi Mulyadi.
Kemeriahan pembukaan Erau Adat Pelas Benua ini dimeriahkan pertunjukan tari kolosal dibawah binaan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dengan judul Tari Suaka yang memiliki arti Pengabdian.
Sebagai penutup rangkaian pembukaan Erau Adat Pelas Benua, juga ditandai dengan penyalaan api brong atau obor oleh sejumlah pejabat terpilih yang dipercayakan oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Adji Muhammad Arifin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |