Ada Sejumlah Ritual Sebelum Festival Budaya Erau Kesultanan Kutai Kartanegara Digelar, Apa Saja?

TIMESINDONESIA, KUTAI KARTANEGARA – Sebagai upaya melestarikan tradisi adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang menjadi salah satu ikon kegiatan budaya di tanah air tersebut dan guna mengangkat Festival Budaya Daerah ke kancah internasional, Pemerintah Kutai Kartanegara Kembali mengadakan Festival Budaya Erau.
Namun sebelum pelaksanaan Erau ada beberapa ritual yang harus dilakukan okeh Kesultanan Kutai Kartanegara.
Advertisement
1. Ritual Sakral Beluluh Awal Sultan Kutai
Beluluh merupakan ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus menandai dimulainya acara Budaya Erau. Serta bermakna pembersihan bagi Sultan dan Putera Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara serta memohon keselamatan kepada Tuhan YME.
2. Ritual Menjamu Benua Sebagai Jelang Erau Adat
Sebelum upacara adat Erau berlangsung, pihak Kesultanan Kutai Kartanegera Ing Martadipura menggelar proses ritual khusus sebagai pemberitahuan kepada khalayak ramai yaitu Menjamu Benua.
Ritual Menjamu Benua yang merupakan sarana untuk memberitahukan kepada khalayak ramai, bahwa setelah Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura memutuskan untuk menyelenggarakan Erau dan menentukan waktu pelaksanaannya.
Ritual ini dilakukan untuk memohon keselamatan serta kelancaran selama Erau adat berlangsung nantinya, dengan harapan agar tidak mendapat gangguan selama penyelenggaraan acara adat tersebut.
Rombongan ini membawa sesajian yang akan diletakkan di tiga titik yaitu di Kepala Benua, Tengah Benua dan Buntut Benua. Selain itu, para belian juga membawa pakaian Sultan sebagai pengganti kehadiran Sultan secara fisik sepanjang Ritual Menjamu Benua dilakukan///
“Menjamu Benua ini bertujuan untuk memberitahukan bahwa Erau akan segera dilaksanakan serta memohon keselamatan dan dihindarkan dari gangguan-gangguan negatif selama erau berlangsung,” terang Awang Imaluddin, Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Ritual Menjamu Benua diselenggarakan oleh sekelompok rombongan yang terdiri dari 7 orang belian bini, 7 orang belian laki, 7 pangkon bini dan 7 pangkon laki, serta para penabuh gendang maupun gamelan juga mengiringi sepanjang prosesi ritual berlangsung.
Sesajian yang dibawa oleh rombongan itu, terdiri dari aneka macam kue jajanan pasar sebanyak 41 jenis, serta di lengkapi dengan nasi tambak, nasi ragi, telur, ayam panggang, air minum dan peduduk untuk diletakkan di tempat ritual berlangsung.(fai)
3. Ritual Sakral Merangin Sambut Erau Adat
Ritual Sakral Merangin (foto Fai/TIMES Indonesia)
Erau merupakan Tradisi Budaya Kesultanan Kutai Kartanegara sejak ratusan tahun lampau, namun ada sejumlah upacara sakral yang harus dilakukan yaitu bernama Merangin.
Prosesi Merangin ini adalah ritual pendahuluan yang wajib dilaksanakan menjelang Erau, dengan tujuan untuk memberitahukan kepada khalayak ramai di mana saja, bahwa beberapa hari lagi erau adat akan berlangsung.
Ritual Merangin ini diawali dengan pembacaan mantra oleh pimpinan upacara dan diikuti tujuh belian laki serta tujuh orang belian bini dengan mengelilingi Binyawan yang terletak di tengah bangunan.
Sambil membacakan mantra pimpinan upacara itu pun sesekali menghamburkan beras kuning, penanda upacara Merangin akan segera dimulai.
Usai melaksanakan pembacaan mantra kemudian tujuh belian laki berdiri dan langsung mengelilingi Binyawan serta berputar dengan iringan tabuhan gendang.
Sementara itu tabuhan gendang dan gong berirama terus-menerus mengalun mengiringi ritual tersebut, sehingga suasana prosesi Merangin inipun semakin magis. Apalagi ketika tujuh orang belian laki mulai berputar mengelilingi Binyawan yang terletak di tengah bangunan.
“Ritual Merangin ini adalah sebuah perjalanan kita untuk memberitahukan kepada khalayak ramai, bahwa Erau akan segera digelar dan kita juga memohon Erau dapat berjalan dengan lancar,” terang koordinator Merangin (Belian), Sartin.
Prosesi Merangin ini pun diakhiri dengan tarian belian bini berjumlah 7 orang sambil mengelilingi tiang binyawan sebanyak tujuh kali.
Ritual Merangin ini dilaksanakan di Serapo belian selama 3 malam berturut-turut sebagai media pemberitahu kepada khalayak ramai bahwa Erau Adat akan segera digelar.(fai)
4. Ritual Ngatur Dahar Jelang Erau Adat
Ritual Ngatur Dahar (foto Fai/TIMES Indonesia)
Sebelum Erau Adat Pelas Benua digelar, Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura melaksanakan prosesi upacara ritual bernama Ngatur Dahar.
Prosesi ini sendiri sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas terselenggaranya Erau Adat.
Prosesi Ngatur Dahar yang dilaksanakan Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ini, merupakan upacara sakral sebelum pesta Erau Adat Pelas Benua digelar.
Tradisi itu sendiri menyajikan jajanan atau makanan ringan khas kutai sebanyak 41 jenis yang disajikan untuk para tamu.
Kegiatan ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga mengajak tokoh masyarakat agar selama Erau adat berlangsung tidak sungkan untuk menikmati hidangan yang disajikan oleh Sultan dan Kerabat Keraton
Dalam pelakasanaan Erau Adat Kutai, acara Ngatur Dahar ini digelar diruang pertemuan keluarga Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sebelum Erau dimulai.
Dengan suasana senang dan sukacita tentu akan berbuah rasa damai serta tentram, saat menyantap hidangan yang disajikan secara bersama-sama menikmatinya.
“Selain ritual sakral dalam pelaksaan Ngatur Dahar ini, kita juga bersama-sama memanjatkan doa kepada Sang Pencipta agar diberikan kelancaran dan keselamatan selama pelaksanaan Erau nantinya,” tutur Adji Pangeran Aryo Putro Amidjoyo, Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |