Peristiwa Daerah

BPBD Garut Pastikan Aktivitas Masyarakat Terdampak Bencana Kembali Normal

Selasa, 27 September 2022 - 22:53 | 18.39k
Bupati Garut Rudy Gunawan menyapa warga terdampak bencana di Desa Sukanagara, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Senin (26/9/2022) lalu. (Foto: Diskominfo Garut) 
Bupati Garut Rudy Gunawan menyapa warga terdampak bencana di Desa Sukanagara, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Senin (26/9/2022) lalu. (Foto: Diskominfo Garut) 
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, GARUT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Garut menyatakan masyarakat terdampak banjir di Kecamatan Pameungpeuk telah beraktivitas normal. Sejumlah aktivitas masyarakat yang telah berjalan kembali ini seperti kegiatan perniagaan hingga belajar mengajar di sekolah.

"Aktivitas masyarakat sudah seperti biasa lagi, jalan-jalan dari sedimen juga sudah dibersihkan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satriabudi, Selasa (27/9/2022). 

Advertisement

Ia menuturkan Pemkab Garut menetapkan Tanggap Darurat Bencana untuk kejadian banjir dan longsor di wilayah selatan Garut selama tujuh hari. Selama tujuh hari itu, BPBD bersama unsur instansi lainnya turun ke lapangan untuk menanggulangi daerah yang terdampak bencana, seperti membersihkan lingkungan dan menyalurkan bantuan logistik untuk masyarakat.

Jelang penutupan Tanggap Darurat Bencana, kata dia, dipastikan kondisi masyarakat sudah normal, terlihat masyarakat sudah mulai bekerja, berjualan, dan bersekolah seperti biasa.

"Setelah Tanggap Darurat Bencana berakhir, nanti tinggal dinas terkait misalkan untuk perbaikan rumah warga," ujarnya. 

BPBD mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap berbagai ancaman bencana alam, termasuk banjir bandang yang sewaktu-waktu bisa kembali terjadi pada musim hujan.

Upaya meminimalisasi risiko bencana banjir di daerah Pameungpeuk, kata Satriabudi, pihak BPBD termasuk aparatur tingkat kecamatan, desa, polisi, maupun TNI akan selalu siaga dan memantau kondisi di lapangan.

"Jika terjadi hujan, terutama di daerah atas atau hulu sungai dan berpotensi banjir, maka kami koordinasi dan akan ada peringatan," katanya.

Bencana banjir bandang melanda Kecamatan Pameungpeuk, sebanyak 1.100-an rumah warga terdampak, dan ratusan rumah dilaporkan rusak ringan, sedang dan berat. Selain rumah, bencana banjir bandang di wilayah itu dilaporkan merusak infrastruktur jembatan. 

Selama masa tanggap darurat, Pemerintah Kabupaten Garut telah menerjunkan sejumlah personel yang dibantu dari petugas instansi lain untuk membantu warga yang terdampak banjir bandang dan membersihkan lingkungan di Kecamatan Pameungpeuk.

"Kita berusaha semaksimal mungkin agar kita bisa segera bersihkan, dapat ditinggali lagi rumah masyarakat," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. 

Ia menuturkan bencana banjir bandang dan longsor melanda wilayah Kecamatan Pameungpeuk, Cihurip, dan Cisompet berdampak pada banyak rumah yang membuat warga harus mengungsi ke tempat aman. 

Sebelumnya, Pemkab Garut menganggarkan dana sebesar Rp1,7 miliar dari belanja tidak terduga (BTT) untuk penanggulangan bencana di wilayah selatan Kabupaten Garut beberapa waktu lalu. Bupati Garut Rudy Gunawan menyebut bencana terjadi di 5 kecamatan. 

"Jadi banjir di Garut Selatan itu terjadi di 5 Kecamatan, tapi yang terdampak secara luas itu adalah Kecamatan Pameungpeuk, lalu ada satu orang yang meninggal dunia yaitu di Kecamatan Cisompet dan ada lebih dari 1.000 rumah yang terdampak," kata Rudy Gunawan. 

Ia mengungkapkan pihaknya juga akan memberikan cash for work sebesar Rp300 ribu rupiah untuk satu rumah dari BTT yang dikeluarkan. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan bantuan dana maksimal Rp20 juta bagi rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana ini. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES