Peristiwa Daerah

Sejumlah Kucing Mati di Malang Diduga Diracuni, Begini Pandangan Praktisi Kucing

Kamis, 29 September 2022 - 18:00 | 234.04k
Ilustrasi kucing (FOTO: pinterst.com)
Ilustrasi kucing (FOTO: pinterst.com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kematian kucing diduga akibat diracun di Perumahan Patraland Place, Tasikmadu, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur sempat menghebohkan media sosial. 

Kasus ini diketahui dari postingan dari grup Cat Lovers In The World (CLOW) yang memperlihatkan bagaimana kucing-kucing tersebut mengalami kejang dan akhirnya mati seketika.

Advertisement

Postingan tanggal 24 September 2022 lalu tersebut akhirnya juga diklarifikasi oleh RT Perumahan Patraland Place Kota Malang bahwa ada 4 kucing mati dan 11 lainnya hilang.

Mengenai hal tersebut, spesialis kucing, drh. Andita Septiandini memberikan tanggapannya. Sebagai dokter yang bekerja di Malang Animal Clinic, Andita mengatakan, kejadian tragis tersebut perlu ditindaklanjuti lebih pasti. 

Jika memang disengaja, apa tujuan pelaku hingga sadis meracuni kucing-kucing tersebut. Kalau pun sudah diketahui penyebabnya, maka nanti bisa dicarikan solusinya.

“Tapi, tetap saja pelaku harus diberi sanksi oleh pihak berwajib,” ujar Andita kepada TIMES Indonesia, Selasa (27/9/2022).

Sampai sekarang, belum diketahui pasti penyebab kematian kucing tersebut. Namun dari kesaksian warga maupun pecinta kucing lain, dipastikan kucing-kucing tersebut mati bukan karena virus, akan tetapi keracunan. 

Andita-Septiandini.jpgdrh. Andita Septiandini bersama pemilik kucing dan si kucing nya (FOTO: instagram.com)

Andita menyampaikan bahwa biasanya racun yang digunakan untuk meracuni kucing memang menggunakan racun tikus. Ini biasanya dilakukan kecerobohan seseorang dalam penggunaan racun tikus. Terkadang, racun tikus yang seharusnya membasmi tikus, malah salah sasaran.

“Kucing itu merupakan hewan yang suka penasaran. Mereka juga mempunyai naluri alami untuk memangsa hewan yang lebih kecil darinya. Apalagi kucing suka menjilati dirinya lalu mungkin saja bulunya itu tak sengaja terpapar racun tanpa kita ketahui,” ungkapnya.

Racun tikus yang terkadang diletakkan sembarangan atau sengaja ditebar agar dimakan oleh tikus malah salah sasaran. Perlu adanya edukasi masyarakat terkait penggunaan racun tikus agar tidak merugikan makhluk hidup lain.

Mengenai kasus serupa, ia menginformasikan bahwa kasus keracunan kucing itu sering terjadi. Banyak pasien dari kliniknya yang datang, karena memiliki gejala keracunan. Biasanya, lonjakan pasien yang keracunan terjadi pada setiap akhir bulan, mendekati lebaran dan juga mendekati Hari Rabies Sedunia, pada 28 Oktober. 

“Pertolongan pertama ketika kucing keracunan itu harus secepatnya dilarikan ke klinik. Tidak ada cara lain selain itu, karena perlu impus dan cuci ginjal untuk menetralkan racun yang ada di dalam tubuh kucing tersebut,” jelasnya.

Kemudian ketika memelihara kucing, perlu diketahui bagi si Tuan pemelihara untuk tidak membiarkan kucing berkeliaran bebas diluar rumah. Itu semua demi menjaga keamanan dan keselamatan si kucing. 

"Karena bisa jadi kucing yang berkeliaran dapat mengganggu masyarakat lain. Dan untuk kucing liar, bagi masyarakat yang merasa terganggu bisa mengantarkan kucing liar tersebut ke penangkaran kucing. Hal itu lebih baik dan maslahat," pungkasnya.

Kasus kucing mati diracun ini masih terus bergulir dan pihak Polsek Lowokwaru kini tengah melakukan penyelidikan guna menemukan kebenarannya dan mengetahui pelaku peracunan kucing tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Satria Bagus

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES