Peristiwa Daerah

Asuro Majukan Perekonomian Lewat Talkshow Ekonomi Kreatif

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 16:54 | 55.50k
Ketua Asuro Aditya Erlangga, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Managing Director ESG Intelligence M Ali Irsyad, dan Head of Community Development Jazzversity Baliyan Ardzabily siap berkolaborasi membangun perekonomian Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Ketua Asuro Aditya Erlangga, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Managing Director ESG Intelligence M Ali Irsyad, dan Head of Community Development Jazzversity Baliyan Ardzabily siap berkolaborasi membangun perekonomian Surabaya, Sabtu (1/10/2022).

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono, Managing Director ESG Intelligence M Ali Irsyad, dan Head of Community Development Jazzversity Baliyan Ardzabily bersama Asuro (Arek Suroboyo) sepakat bergandengan tangan mengajak milenial mengembangkan ekonomi kreatif berkelanjutan.

Hal itu mereka ungkapkan dalam sebuah talkshow bertajuk Optimizing Potential Millenials in Advancing Creative Economy of Surabaya persembahan Asuro di Gedung Suara Surabaya Center, Sabtu (1/10/2022).

Adi Sutarwijono mengatakan, perekonomian Surabaya terus tumbuh pasca pandemi Covid-19. Sektor UMKM dan ekonomi kreatif merupakan salah satu daya dorong pertumbuhan tersebut.

"Saya kira banyak kemudahan yang diberikan oleh Pemkot Surabaya dan sekaligus endorse atau dukungan untuk pertumbuhan UMKM dan ekonomi kreatif," kata Awi, sapaan akrabnya.

Paling menarik dari kota ini, adalah banyak anak muda menghasilkan karya usaha, karya sosial dan mereka juga memberikan makna atau nilai dalam karya tersebut. Misal terkait kolaborasi atau kerja sama dengan berbagai kelompok yang ada dalam ekosistem kota.

Ketua-Asuro-Aditya-Erlangga.jpgKolaborasi antara Asuro dan Jazzversity, Sabtu (1/10/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Awi mengatakan, sebagai lembaga legislatif, DPRD Surabaya akan terus berusaha untuk memfasilitasi bertemunya berbagai kelompok masyarakat di Surabaya ini dengan pemangku kebijakan maupun stakeholder.

Surabaya Menuju Kota Musik Jazz

Pada kesempatan tersebut, M Irsyad juga turut memaparkan, jika Surabaya berpotensi menjadi kota ekonomi kreatif seperti Korea.

"I strongly believe, sangat percaya dan itu nilainya bakal gede banget buat Surabaya," ujar Irsyad optimistis.

Ada sejumlah faktor mengapa ia optimistis Surabaya sebagai kota bisnis mampu bertransformasi atau memadukan dengan potensi ekonomi kreatif yang ada.

Irsyad mengatakan, populasi generasi muda di Korea setiap tahun menurun. Sementara di Indonesia tengah mencapai bonus demografi. Di mana setiap tahun lahir 5 juta bayi.

"Bonus demografi kita itu sebenarnya adalah sumber dari ekonomi kreatif kita ke depan dan itu yang akan mendorong kita akan mengikuti jejak (Korea, red). Bahkan secara konsep akan jauh lebih keren," ujarnya.

Irsyad menyebut, sektor ekonomi kreatif yang mampu mengantar Surabaya menuju kelas dunia antara lain makanan, budaya, musik, dan industri kriya.

"Food and beverage kita punya potensi yang luar biasa," tutur Irsyad.

Meskipun saat ini sektor-sektor tersebut belum terlalu moncer, Irsyad berharap ke depan harus terus didorong melalui sinergitas pentahelix. Dari sisi pemerintah, kebijakan atau rekomendasi mempermudah pelaku ekonomi kreatif.

Ketua-Asuro-Aditya-Erlangga-Ketua-DPRD-Surabaya-Adi-Sutarwijono-a.jpgPeran pemerintah mendukung gerakan anak muda Surabaya, Sabtu (1/10/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

"Karena hal itu yang juga dilakukan oleh Pemerintah Korea. Mereka punya budget kurang lebih sekitar USD 200 juta untuk mendorong Korean Waves," kata Irsyad seraya menjelaskan jika dilihat dari segi budget pemerintah, nilai itu terbilang fantastis.

Sementara dari sektor bisnis, para komunitas, pengusaha, asosiasi, harus sering berkumpul secara inklusif untuk membicarakan gagasan dan aksi mereka untuk membangun kota.

Dari sisi akademis, Irsyad mengatakan perlu terobosan inkubasi ekonomi kreatif berkelanjutan. Kampus harus mendorong para pelaku ekonomi kreatif agar lebih advance. Seperti yang dilakukan oleh Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

"Dari awal mereka sudah mikir environment impact, social impact maupun tata kelola yang lebih bagus dalam tata kelola UMKM dan ekonomi kreatif," imbunnya.

Kemudian dari sisi media, perlu lebih banyak memberitakan informasi menarik terkait industri kreatif di Surabaya yang selama ini kurang terdengar.

Terakhir, adalah dukungan society. Irsyad mengatakan, secara umum masyarakat sangat kreatif dan inovatif. Namun kurang apresiatif.

"Jadi saya juga mendorong masyarakat Surabaya untuk lebih apresiatif terhadap karya-karya sesama masyarakat," ungkapnya.

Sehingga para pelaku ekonomi kreatif yang masih dalam fase berusaha bertumbuh kembang mampu menjadi lebih baik tanpa mengalami trauma dalam berkarya karena kurang mendapat dukungan dari masyarakat.

"Itu mungkin complete view bagaiman ekonomi kreatif di Surabaya bisa kita dorong lewat pentahelix collaboration," tambahnya.

Diplomacy ekonomi kreatif sendiri memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sebuah kota. Meskipun saat ini secara nyata hal tersebut belum terlalu lihat.

Oleh karena itu Irsyad berharap Surabaya terus berjuang mewujudkan diplomacy ekonomi kreatif secara terus menerus hingga dikenal luas bahkan sampai kancah internasional dan berdampak langsung pada masyarakat.

"Karena ketika itu terbangun dengan baik, pariwisata kita akan lebih sound dengan begitu nanti tourism datang ke sini membawa economy value juga dan itu yang terjadi di Korea selama ini," jelasnya.

Diplomasi Lewat Pagelaran Musik

Salah satu bentuk langkah diplomacy ekonomi kreatif adalah kehadiran pagelaran musik seperti Jazzversity.

Irsyad menambahkan, agenda jazz tahunan sebenarnya bisa menjadi momentum bagi Surabaya menjadi sebuah kota musik.

"Ini sangat menarik, memang kita salah satu pelopor Jazz Traffic di Surabaya dan kemudian mengangkat musik yang awalnya sangat inklusif," ujar Irsyad.

Jazz kemudian sempat menjadi musik eksklusif di mancanegara sebagai musik kelas atas. Namun Surabaya mencoba membalik paradigma tersebut. Membawa musik jazz lebih inklusif dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Jika itu terus digaungkan, maka Surabaya memang tengah dalam persiapan menjadikan Surabaya sebagai kota jazz.

"Ketika kita ingin mengembalikan itu kepada value utama, audiens bisa lebih luas dan we will see ketika ini dipromosikan oleh Kota Surabaya, maka Kota Surabaya akan dikenal sebagai kota yang memperkuat dan mengembalikan jazz pada khittahnya dan itu bisa menjadi daya tarik tersendiri agar orang-orang datang ke Surabaya karena jazz," ungkap Irsyad.

Jazzversity Libatkan Kampus dan Komunitas

Agenda Jazzversity tahun ini memang menarik. Karena diadakan secara offline.

Head of Community Development Jazzversity Baliyan Ardzabily menjelaskan, agenda ini berlangsung di beberapa kota. Termasuk Surabaya.

Jazzversity mengangkat nilai aktivasi komunitas-komunitas musik di lingkungan kampus. Seperti ITS, Unair, dan Universitas Ciputra. Mereka tampil bersama dalam sebuah pertunjukan dan seminar agar saling mengenal dan berujung pada kesempatan kolaborasi.

"Nggak cuma musik aja, karena kita berada di suatu industri kreatif yang sama, jadi kita juga kolaborasi dengan komunitas lain. Ada komunitas film Anak Kampung sama Asuro juga," ujar dia.

Jazzversity telah berjalan di empat kota. Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta. Jazzversity Surabaya berlangsung pada 1 Oktober 2022 di Suara Surabaya Center. Sejumlah band kampus tampil. Ada ITS Jazz, Haryono Susilo Kwartet dari Surabaya Pahlawan Jazz, Jazzversity All Star berkolaborasi dengan guest star dan komunitas kampus lainnya.

Baliyan melihat animo para mahasiswa dan komunitas sangat tinggi. Meliputi workshop bersama guest star Sri Hanuraga, community showcase, talkshow dan performance.

"Tahun ini di Surabaya aja ada 13 komunitas," tandasnya.

Jazzversity memiliki harapan besar dapat mempertemukan antar komunitas tersebut agar saling mengenal dalam sebuah ekosistem dan tumbuh bersama.

Hal itu juga diamini oleh Ketua Asuro, Raditya Erlangga. Asuro sangat mendukung agenda Jazzversity karena membuka peluang menemukenali potensi.

Komunitas yang terafiliasi dengan Pemkot Surabaya tersebut berharap semua komunitas mengurangi ego masing-masing karena 2022 bukan lagi era untuk bersaing. Namun, era untuk berkolaborasi. Tak terbatas pada musik, tapi juga sejarah, pelaku UMKM dan ekonomi kreatif. Termasuk memberi ruang berekspresi bagi para penyandang disabilitas.

"Jadi kita ke depannya kita bisa membangun Kota Surabaya jauh lebih baik," kata Radit.

Asuro sendiri memiliki 10 anggota para pemuda asli Surabaya. Menandakan cita-cita Bung Karno : 10 anak muda siap mengguncang dunia.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES