Peristiwa Daerah

Batik Ronggo Mukti; Terinspirasi Tokoh Pembabat Wilayah Kraksaan Probolinggo 

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 23:56 | 267.21k
Mahrus Ali dengan karya batik Ronggo Mukti, salah satu batik khas Probolinggo. (FOTO: Rhoma Dona/TIMES Indonesia)
Mahrus Ali dengan karya batik Ronggo Mukti, salah satu batik khas Probolinggo. (FOTO: Rhoma Dona/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Di Kabupaten Probolinggo, Jatim, terdapat batik khas Probolinggo bernama Batik Ronggo Mukti. Nama itu diambil dari nama pembabat wilayah Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, yaitu Kiai Ronggo.

Ya, Batik Ronggo Mukti berasal dari Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

Advertisement

Pembuat Batik Ronggo Mukti adalah Mahrus Ali, warga RW 03 Kelurahan Sidomukti, Kraksaan. Ia sebenarnya bukanlah seorang pembatik, melainkan seorang guru bahasa Inggris yang telah lama membuka kursus bahasa asing tersebut sejak tahun 1998 silam.

Singkat cerita, pada 2014, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Media Edukasi Cemerlang (MEC) milik Mahrus Ali berinisiatif membuka pelatihan membatik dengan menghadirkan pembatik dari luar kota. Pelatihan itu diikuti 40 an ibu dan remaja. Dari situlah, Mahrus Ali mulai menyeriusi seni batik demi menciptakan batik khas Probolinggo.

Tak butuh waktu lama bagi bapak dengan empat orang anak ini untuk mengembangkan kecintaannya pada batik. Setahun kemudian, ia akhirnya memiliki keinginan kuat untuk menciptakan batik sendiri. Terciptalah batik Ronggo Mukti.

Mahrus Ali menceritakan bagaimana ia menciptakan batik khas buatannya dengan nama Ronggo Mukti itu. "Ronggo" diambil dari nama Kiai Ronggo. Nama tersebut sebenarnya nama lain Kiai Haji Abdul Wahab, sang pembabat alas Kraksaan.

Sementara "Mukti", diambil dari nama Sidomukti, wilayah kelurahan tempat Mahrus Ali saat ini tinggal bersama istrinya yaitu Eva Purnama Sari. Nah, gabungan nama Kiai Ronggo dan Sidomukti itulah tercipta "Ronggo Mukti".

"Kiai Ronggo dikenal dengan sosok yang tegas, pemberani, murah hati dan bebas berekspresi. Jadi, batik Ronggo Mukti ini mengekspresikan kebebasan berkarya," kata Mahrus Ali saat ditemui di rumah pribadinya sekaligus gerai Batik Ronggo Mukti, Jumat (30/9/2022) siang. 

Di awal karyanya, alumni MI Tarbiyatul Wathon, Sidomukti, Kraksaan, ini mencari inspirasi motif batik Ronggo Mukti dari alam. Muncullah motif pisang tepung. Pisang berukuran kecil dengan rasa manis yang banyak ditemui di wilayah Kraksaan. Motif itu kemudian direalisasikan saat ia mendapat pesanan dari Camat Kraksaan saat itu, Sugeng Wiyanto. 

"Sebelumnya juga ada pesanan batik dari Lurah Sidomukti Ibu Winda. Tapi motifnya bervariasi, ada gambar Gunung Bromo, Angin Gending dan mangga," ujar pria kelahiran Kelurahan Kraksaan Wetan, Kecamatan Kraksaan, 10 April 1978 itu.

Nah, setelah batik buatannya mendapat respons baik, alumni MTS Raudlatul Sholihin, Rangkang, ini kemudian memutar otak untuk menemukan motif batik lebih banyak lagi. Hingga 2022, Mahrus Ali sudah menciptakan 10 motif.

10 Motif & Filosofi Batik Ronggo Mukti

1. Batik Sekar Arum Mukti

Sekar merupakan simbol keindahan, ketulusan, dan kemurnian hati. Sekar juga melambangkan kebahagiaan, keharmonisan, serta rasa cinta yang romantis. Arum, berarti keharuman hati dan ketulusan. Sedangkan Mukti berarti mulia dan sejahtera. 

Pemakai batik motif ini diharapkan menjadi pribadi yang memiliki ketulusan hati, kebahagiaan, kelembutan, kemuliaan dan kesejahteraan.

2. Batik Keris Kiai Ronggo

batik-Ronggo-Mukti-2.jpgTidak hanya warga lokal, batik Ronggo Mukti juga diminati warga negara asing. (FOTO: Rhoma Dona/TIMES Indonesia) 

Batik ini sebagai refleksi sejarah Kiai Ronggo yang terkenal murah hati dan tulus dalam perjuangan dan dakwah. Pada batik ini terdapat motif goresan keris sebagai lambang kepemimpinan dan perjuangan Kiai Ronggo.

Batik Ronggo Mukti motif ini sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan Kiai Ronggo sebagai pembabat alas Kraksaan, yang kini menjadi ibukota Kabupaten Probolinggo.

3. Batik Alam Tresna Mukti

Motif ini menggambarkan kondisi alam Kelurahan Sidomukti, daerah asal Batik Ronggo Mukti. Dalam motif ini terdapat gambar bunga yang masih kuncup dan mekar, serta bunga cinta atau lovebird. 

Bunga kuncup melambangkan kehidupan yang hakiki. Sedangkan bunga mekar melambangkan kehidupan yang bahagia. Sementara lovebird menggambarkan cinta sejati. Jadi, pemakai batik ini diharapkan mampu memahami kehidupan dan kebahagiaan yang hakiki, serta cinta sejati.

4. Batik Surya Mukti

Batik motif ini menggambarkan surya atau matahari yang bersinar di siang hari, dan tidak nampak di malam hari. Melalui motif tersebut, Batik Ronggo Mukti mengingatkan kepada kita bahwa manusia punya keterbatasan dan kekurangan. Kecuali, Sang Pencipta.

Dengan memakai batik motif ini, diharapkan pemakainya memahami kekurangannya dan selalu bertindak jujur.

5. Batik Ronggo Mukti

Batik motif ini menegaskan sejarah nama "Ronggo Mukti". Seperti dijelaskan di atas, nama itu diambil dari nama Kiai Ronggo dan Sidomukti. Gambar yang ada dalam batik ini yakni keris dan padi, sebagai simbol ketegasan, kemakmuran dan kesejahteraan.

Pemakai batik ini diharapkan menjadi pribadi yang tegas dan bijaksana, serta membawa kesejahteraan bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

6. Batik Motif Bunga Padma

batik-Ronggo-Mukti-3.jpgMahrus Ali bersama karyawannya akan terus berkarya menghasilkan batik Ronggo Mukti. (FOTO: Rhoma Dona/TIMES Indonesia)

Bunga Padma atau bunga Teratai ditemukan pada relief Candi Jabung, sebuah candi di Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Bunga Padma menggambarkan tubuh dan pikiran menuju kesempurnaan spiritual. 

Pemakai motif ini diharapkan mampu membawa perdamaian dan spiritual, sehingga mampu menciptakan perdamaian di tengah masyarakat.

7. Batik Kiai Ronggo

Batik ini bermotif abstrak-kontemporer yang mencerminkan perjuangan Kiai Ronggo saat membabat alas wilayah Kraksaan. Kiai dengan nama asli KH Abdul Wahab itu dikenal tegas, ramah dan dermawan. Pada batik ini terdapat motif kotak-kotak yang bermakna supel dan tidak membeda-bedakan.

Pemakai batik ini diharapkan memiliki optimisme, dermawan dan mudah bergaul tanpa membeda-bedakan antar manusia.

8. Batik Godong Arum Mukti

Pada batik ini bermotif tumpukan daun mangga arum manis, yang melambangkan bahwa manusia menunjukkan keramahtamahan, keterbukaan dan keharuman jiwa. 

Pemakai batik ini diharapkan mampu menanamkan kemakmuran, ketenteraman dan keterbukaan bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

9. Batik Motif Angin Gending

Batik ini menggambarkan angin Gending yang memiliki energi tersembunyi dan tidak kasat mata. Hal itu menandakan bahwa setiap manusia memiliki kelebihan, namun jangan meremehkan orang lain tanpa membedakan kedudukan dan jabatan.

Pemakai batik ini diharapkan menjadi manusia yang rendah hati, mampu menyejukkan masyarakat sekitar dan menjadi manusia yang tulus ikhlas dalam berbuat kebajikan.

10. Batik Motif Mangga Arum Mukti

Batik ini menunjukkan bahwa mangga arum manis menghasilkan aroma yang harum dengan rasa yang manis.

Pemakai batik ini diharapkan menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, santun dan tulus.

Nah, dengan telah banyaknya motif Batik Ronggo Mukti, Mahrus Ali berharap agar batik asli yang dihasilkan dengan cara mencanting tetap bertahan di tengah "gempuran" batik pabrikan.

"Caranya mengedukasi masyarakat dengan menjelaskan mana batik asli dan bukan. Edukasi bisa dilakukan dengan menggelar pameran," kata alumnus Fakultas Sastra Inggris Universitas Panca Marga Probolinggo tahun 2005 itu.

Di momen Hari Batik Nasional, saat ini dan selamanya, Mahrus Ali akan terus mempertahankan batik asli seperti Batik Ronggo Mukti buatannya yang menjadi salah satu batik khas Probolinggo. Komitmennya itu dikuatkan oleh 34 karyawan yang bekerja di gerai miliknya, di Jalan Kranggan RT 03 RW 03, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jatim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES