Pemkab Kediri Tegur Pelaksana Proyek Jembatan Ngadi

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) menjaga dengan melakukan monitoring dan evaluasi agar proyek pembangunan Jembatan Ngadi bisa tepat waktu. Pembangunan jembatan di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri itu memang menjadi salah prioritas pembangunan pada tahun 2022.
Jembatan yang menjadi akses penghubung antara Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Tulungagung itu mengalami kerusakan sejak lima tahun lalu. Jembatan Ngadi mengalami kerusakan karena menggantungnya tiang penyangga sebagai dampak turunnya debit sungai serta banjir pada 2017 lalu.
Advertisement
Dari target pembangunan 6 bulan, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meminta adanya percepatan pembangunan menjadi 4 bulan. Adapun anggaran untuk proyek pembangunan jembatan tersebut diambil dari APBD Kabupaten Kediri, dengan anggaran Rp10,5 miliar. "Saya minta pembangunan Jembatan Ngadi terus dimonitor sejauh mana perkembangannya, evaluasi juga harus dilakukan," kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu, Senin (10/10/2022).
Terkait evaluasi tersebut, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kediri Irwan Chandra mengungkapkan memang ditemukan adanya sedikit keterlambatan dalam progres pembangunan jembatan. Dari hasil evaluasi itu, DPUPR Kabupaten Kediri memberikan teguran kepada pelaksana proyek dan mendesak pengerjaan disesuaikan dengan jadwal agar pekerjaan selesai sesuai target yang ditentukan. "Hasil evaluasi meski masih on progres memang ada keterlambatan dan sudah kita berikan teguran," ungkapnya.
Keterlambatan yang dimaksud, terjadi penurunan deviasi waktu pengerjaan dari yang ditargetkan DPUPR 10 persen setiap bulannya, realisasinya hanya 8 persen. Pemberian target ditujukan supaya pengerjaan proyek tidak terlambat dari kontrak yang disepakati. Untuk mengejar pengerjaan proyek Jembatan Ngadi sesuai target yang telah ditentukan, pelaksana didesak segera melakukan percepatan. "Kita minta tenaga kerja untuk ditambah untuk percepatan supaya sesuai target di bulan Desember (2022) selesai," bebernya.
Pekerjaan pembangunan Jembatan Ngadi yang mulai dikerjakan awal Juni lalu secara prosentase saat ini telah mencapai 66,8 persen. Jembatan itu memiliki panjang 47 meter dengan lebar 7 meter serta terbagi menjadi dua bentang, 35 meter dan 12 meter Adapun kontrak pengerjaan jembatan sendiri ditarget selesai pada 24 Desember 2022. "Progres saat ini sudah dilakukan pemasangan girder di kontruksi jembatan," ungkap Irwan lagi.
Sementara itu selama proses pembangunan Jembatan Ngadi baru, masyarakat yang ingin menyeberang dari Kabupaten Kediri ke Kabupaten Tulungagung melewati jembatan darurat yang ada di sebelah timur dan barat jembatan Ngadi. Jembatan darurat yang terbuat dari bambu, kayu dan besi itu dibangun secara swadaya oleh warga di sekitar lokasi, baik dari warga Kediri maupun Tulungagung.
Jembatan tersebut dibangun sebagai jalan alternatif tercepat. Pasalnya, jika harus memutar melalui Kecamatan Ngadiluwih dinilai terlalu jauh. Keberadaan jembatan darurat yang dibangun warga secara swadaya itu sempat mendapat perhatian dari Bupati Kediri. Dikhawatirkan jika terjadi curah hujan tinggi, dan debit air naik, tiang pancang jembatan tidak kuat menahan beban sehingga membahayakan pengendara yang melintas. “Kalau di daerah-daerah curah hujan cukup tinggi tolong jembatannya segera ditutup," kata BUpati Kediri saat meninjau jembatan tersebut bulan Juni lalu.
Selain Jembatan Ngadi, jembatan konektivitas antar wilayah yang turut menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Kediri saat ini adalah Jembatan Jong Biru atau Jembatan Mrican yang berada di Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo. Jembatan terakhir putus pada bulan Maret 2017 karena usianya yang sudah tua tak mampu menahan derasnya arus sungai Brantas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |