Banjir Lahar Dingin, Warga Sekitar Gunung Merapi Diminta Waspada

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Hujan deras disertai angin kencang beberapa hari ini melanda DI Yogyakarta, tak terkecuali sekitar puncak Gunung Merapi. Warga yang berada di lereng gunung pun diminta waspada.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan warga yang bermukim di sekitar Gunung Merapi untuk mewaspadai berbagai potensi bahaya saat musim hujan terkhusus banjir lahar dingin.
Advertisement
Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada mengatakan ada empat faktor utama pembentukan lahar, yaitu penumpukan material hasil erupsi, air hujan, gravitasi, dan bentuk lembah.
"Gunung api tidak harus status siaga ada lahar, gunung waspada atau normal ketika empat faktor tadi terpenuhi bisa mempunyai potensi lahar," jelas Oktory Kamis, (13/10/2022).
Selain itu, warga dihebohkan dengan sebuah video singkat merekam kejadian kilatan petir keunguan menyambar puncak Gunung Merapi, Selasa 11 Oktober 2022. Video yang beredar di media sosial itu memberi keterangan terekam oleh kamera relawan tanggap bencana DI Yogyakarta.
Data dari stasiun seismik maupun CCTV Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) membenarkan isi video itu. "Fenomena kilatan petir itu terekam pukul 16.34 WIB," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.
Agus menambahkan, saat fenomena itu terekam kamera, suara petir yang menggelegar juga sangat jelas terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Merapi.
"Namun tidak sampai berdampak pada stasiun pemantauan dan tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang sedang terjadi," ungkapnya.
Agus menjelaskan sambaran petir keunguan itu merupakan salah satu fenomena yang terjadi akibat cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Indonesia saat ini. Terutama di wilayah Yogyakarta yang memang sedang memasuki masa pancaroba.
"Untuk itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan akan bencana hidrometeorologi serta senantiasa mengikuti informasi cuaca serta aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya," kata dia.
Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Warjono, menuturkan wilayah DIY setidaknya hingga 15 Oktober mendatang berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Dia mengungkap berdasar pengamatan dinamika atmosfer yang terjadi.
Pada 12-13 Oktober ini misalnya, cuaca ekstrem disebutnya dipicu oleh adanya anomali suhu muka laut wilayah Laut Jawa dan Samudera Hindia selatan Jawa berkisar (+1) – (+3) derajat celcius dengan Indeks ENSO di Nino 3,4 : - 0,64.
"Indikator itu berarti signifikan terhadap proses pembentukan awan hujan di beberapa wilayah D.I Yogyakarta," jelas Warjono.
Profil vertikal kelembapan udara yang relatif cukup tinggi mencapai 90 persen dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan itu.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG DIY memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang untuk periode 12-13 Oktober 2022.
BMKG mengimbau masyarakat Yogyakarta tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Baik berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan seperti lereng Gunung Merapi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |