Peristiwa Daerah

Ada 99 Bangunan Cagar Budaya Jadi Target Kajian Mitigasi Bencana BPBD DIY

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 12:49 | 37.50k
Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana. (FOTO: Antara)
Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana. (FOTO: Antara)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sebanyak 99 bangunan cagar budaya menjadi target kajian mitigasi bencana BPBD DIY. Jumlah tersebut termasuk 20 bangunan cagar budaya yang berada di kawasan Sumbu Filosofi. Penyelamatan orang dan bangunan jadi prioritas utama mitigasi.

Kepala BPBD Pemda DIY, Biwara Yuswantana mengungkapkan tahun lalu pihaknya sudah selesai pengkajian mitigasi untuk 13 bangunan. "Temuan sementara BPBD DIY terhadap potensi bencana pada bangunan cagar budaya adalah kebakaran dan gempa, " jelas Biwara, Sabtu (15/10/2022).

Advertisement

Biwara menilai selama ini mitigasi pada bangunan cagar budaya belum mendetail. “Kajian ini untuk mendetailkan kebutuhan mitigasi apa yang diperlukan untuk masing-masing bangunan karena punya karakteristiknya sendiri,” ujar Biwara.

Biwara menjelaskan karakteristik bangunan terdiri dari letaknya, usianya, hingga bahan penopangnya. “Kalau beda lokasi kan beda kerentanan bencananya, beda bahan juga beda kekuatan bangunannya sehingga perlu mitigasi yang mendetail untuk terus menyelamatkan bangunan tersebut,” ujarnya.

Berbeda dengan bangunan lain, cagar budaya penting untuk memiliki mitigasi penyelamatan fisik bangunannya. “Bangunan non-cagar budaya yang penting mitigasinya adalah bagaimana menyelamatkan orang di dalamnya, sementara cagar budaya menyelamatkan bangunan sama pentingnya dengan menyelamatkan manusianya,” terangnya.

Pengkajian mitigasi bencana di cagar budaya, dilakukan bertahap. “Karena menyesuaikan anggaran tiap tahun, tetapi yang pasti disiapkan mitigasi yang mendetail tiap bangunnya karena itu penting,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kota Yogyakarta, Agus Maryanto mengungkapkan data BPBD Kota Yogyakarta menunjukkan bencana yang pernah terjadi di kawasan Sumbu Filosofi terhitung sedikit. Catatan yang ada menunjukkan hanya bangunan di Kemantren Mantrijeron yang pernah diterjang angin puting beliung pada 2018 lalu.

"Tingkat kerawanan bencana pada cagar budaya di kawasannya rendah. Dalam menangani cagar budaya di kawasan Sumbu Filosofi, kami berkoordinasi dengan BPBD DIY, kalau yang rutin dilakukan untuk mengurangi bencana itu pemangkasan pohon,” ungkapnya.

Sebenarnya, BPBD Kota Yogyakarta tak hanya fokus pada mitigasi bencana bangunan cagar budaya. Sebelumnya mereka juga memasang 17 Alat Pendeteksi Banjir dan membentuk 130 Kampung Tangguh Bencana.

Agus menjelaskan untuk alat pendeteksi banjir paling banyak dipasang di Sungai Code sebanyak 10 alat. Sisanya tersebar di titik-titik rawan banjir di sungai lain. "Sedangkan untuk 10 CCTV, kami bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY untuk memantau titik rawan banjir dari hulu, " ungkapnya.

Dengan demikian berbagai upaya mitigasi, sudah maksimal dilakukan BPBD Kota Yogyakarta. “Sekarang kami juga meminta masyarakat untuk turut berpartisipasi untuk mitigasi,” harapnya.

Partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. “Misalnya mengikuti petunjuk yang ada, selalu mengupayakan keamanan diri, sama kalau ada pohon yang sekiranya potensi roboh kami harap masyarakat mengabarkannya supaya petugas bisa memangkasnya,” harapnya.

Mengenai kesediaan logistik untuk mitigasi bencana juga sudah dilakukannya. “Ada dua gudang logistik yang sudah tersedia untuk menangani bencana, ada di Gambiran dan Patangpuluhan,” ujarnya.

Gudang mitigasi bencana yang disiapkan BPBD DIY tersebut dilengkapi peralatan untuk mencukupi kebutuhan, seperti makanan cepat saji hingga pakaian layak pakai. "Logistik aman," tuturnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES