Peristiwa Daerah

Sebanyak 1001 Ekor Sapi dan Kerbau Disembelih untuk Upacara Penguburan Bangsawan Nggongi Umbu Yadar

Minggu, 16 Oktober 2022 - 09:46 | 202.50k
Umbu Yadar bangsawan Sumba Timur yang meninggal dunia dan diadakan upacara penguburan secara adat Sumba.(FOTO:Yudi Umbu TT Rawambaku)
Umbu Yadar bangsawan Sumba Timur yang meninggal dunia dan diadakan upacara penguburan secara adat Sumba.(FOTO:Yudi Umbu TT Rawambaku)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Sebagian besar masyarakat Sumba Timur masih hidup dan berpegang teguh pada adat istiadat mereka. Sampai saat ini mereka masih memegang teguh pada agama Marapu. Agama asli masyarakat di Pulau Sumba.

Meski banyak yang sudah menganut Nasrani, namun mereka masih tetap melaksanakan penguburan secara adat dan budaya Sumba.

Advertisement

Upacara penguburan secara adat kali ini digelar oleh keluarga Umbu Yadar. Seorang bangsawan di Nggongi, Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur. Umbu Yadar sudah meninggal pada 2019. 

Umbu-Yadar82dfc2ffb7d59517.jpg

Namun pelaksanaan penguburannya baru dilaksanakan pada 7 Oktober 2022. Dikabarkan, perhelatan penguburannya paling mewah tahun ini. Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat, para pejabat Pemerintah Daerah NTT dan Kabupaten, sejumlah tokoh-tokoh adat dan masyarakat, pengusaha/aktor Indonesia Hamish Daud ikut hadir dalam acara itu.

Budayawan Sumba Yudi Umbu TT Rawambaku Minggu (16/10/2022) menjelaskan, upacara adat penguburan atau mengantarkan arwah jenazah bangsawan Raja Umbu Yadar alias Umbu Nai Mangutu ini dilakukan dengan mengorbankan sebanyak 1001 ekor sapi dan kerbau.     

Menurutnya, Umbu Yadar terlahir dari keluarga bangsawan yang kaya dan baik hati. Ia lahir di kampung Nggoti, Desa Praimadita, Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur NTT pada tanggal 10 Januari 1962 dan meninggal dunia pada 8 Juli 2019 di usia 57 tahun. Dia meninggal saat menjalani pemeriksaan kesehatan jantung di Surabaya.

“Beliau adalah sosok seorang yang relijius dalam penghayat kepercayaan Marapu. Dalam kehidupannya, dia merangkul bahkan membantu semua warga hingga pada keluarga dan handai taulan,” papar Yudi.   

"Kamipun menjadikan Umbu Yadar sebagai tokoh panutan yang layak dicontohi bagi generasi penerus bangsa. Tentunya sosok Umbu Yadar juga dikenang masyarakat dengan gaya hidup yang bersahaja dan tidak sombong," imbuhnya.

Umbu Yadar juga dikenal sebagai tokoh atau pribadi yang banyak memikirkan masa depan pembangunan daerah di Sumba Timur. Terutama di wilayah Selatan dan menjadikanwilayah itu menjadi makmur baik di sektor pertanian, peternakan maupun perikanan.

Yudi mengungkapkan, perhelatan akbar penguburan Umbu Yadar diperrkirrakn menghabisakan biaya sekitar kurang lebih 15 milyar.

"Sebagai Raja Sumba, padang rumputnya meliputi 40.000 Ha, menampung 15.000 ekor sapi, kerbau dan kuda. Jumlah kerbau dan kudanya hampir 10.000 ekor. Beliau merupakan pengekspor hewan terbesar dari Sumba," ungkapnya.

Sejak Umbu Yadar meninggal dunia pada 8 Juli 2019 sampai waktu penguburannya, sejumlah upacara adat dan berbagai ritual sudah dilakukan. Setiap hari, ada pemotongan hewan.

"Setiap hari pasti 1 atau 2 ekor hewan kerbau maupun sapi untuk menyambut kerabat atau tamu yang datang melayat. Apalagi jika tamu yang datang keturunan bangsawan atau Raja, pejabat negara. Maka hewan yang dipotong itu hewan yang terbaik. Begitu punn jika sang tamu akan pulang, suatu keharusan untuk membekalinya dengan daging sapi atau babi," ucapnya.

Umbu-Yadar-b6aecd4d40a80ee9b.jpg

Almarhum bangsawan Sumba Timur itu meninggalkan seorang isteri dan 4 orang anak laki-laki serta seorang perempuan yang semuanya sukses menyelesaikan studinya. Saat ini tinggal satu anak perempuan Umbu Yadar yang masih menyelesaikan studi di Universitas Kedokteran di Surabaya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES