Intan Box Mampu Tetaskan Telur Penyu Berkelamin Jantan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dampak dari pemanasan global menyebabkan populasi penyu betina lebih banyak dibandingkan dengan pejantan. Oleh sebab itu, Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) bekerja sama dengan Akademisi Prodi Kedoteran Hewan Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi, Jawa Timur, melakukan penelitian untuk bisa menetaskan tukik berjenis kelamin jantan.
Melalui alat Inkubator Buatan (Intan) Box yang dapat diatur suhu sesuai keinginan untuk menetaskan berjenis kelamin jantan atau betina. BSTF bersama SIKIA Unair berhasil menetaskan 44 ekor Penyu Lekang berjenis kelamin jantan dan 6 tukik berjenis kelamin betina dari 50 butir telur Penyu.
Advertisement
"Saya bersama dengan dokter hewan drh. Aditya Yudhana melepas liarkan 50 ekor tukik. Dimana 44 ekor tukik berjenis kelamin jantan dan 6 tukik berjenis kelamin betina," kata pembina BSTF, Wiyanto Haditanojo, pada TIMES Indonesia, Jumat (21/10/2022).
Pelepasan tukik tetasan Intan Box bersama BPSPL, BBKSDA, Dokter Hewan SIKIA Unair dan Mahasiswa. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Wiyanto menjelaskan, Intan Box merupakan sebuah penetasan telur penyu tanpa menggunakan media pasir. Selain lebih efesiensi, tanpa media pasir juga meminimalisir kontaminasi dari mikro organisme yang biasanya ada di pasir pantai.
Selain itu, Intan Box juga terbukti memiliki rasio penetasan yang cukup tinggi. Rata-rata, angka penetasanya ada di atas 90 persen, lebih tinggi dari rata-rata penetasan semi alami.
Dalam pelepasan tukik yang dilakukan di Pantai Pulau Santen yang berada di wilayah Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, dihadiri oleh Bayu Dwi Handoko dr BPSPL, Kepala Seksie (Kasie) Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Purwantono.
Tak hanya itu, acara ini juga diikuti oleh mahasiswa dan beberapa dokter hewan SIKIA Unair diantaranya, Dr. dr. Rahadian Indarto Susilo, Sp.BS. (Wakil Direktur Akademik), Dr. Mufasirin, drh., M.Si. (Wakil Direktur non-Akademik) dan Drh Aditya Yudhana.
Wiyanto, berharap, rencananya pada tahun 2023 mendapatkan izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Pihaknya akan membuat Intan Box berskala besar.
"Kedepan saya pingin buat alat Intan Box yang besar dalam bentuk ruang dengan kapasitas 15.000 butir telur," ungkapnya.
Untuk saat ini, BSTF hanya memiliki 3 Intan Box yang tersebar di tiga lokasi. Yaitu, di sektretariat BSTF, SIKIA Unair dan Pantai Cemara. Masing-masing Intan Box hanya mampu menampung 1000 butir telur.
Mahasiswi Unair Banyuwangi melepaskan tukik tetasan Intan Box BSTF. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Akademisi Program Studi (Prodi) SIKIA Unair, Aditya Yudhana, mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang melakukan penelitian dan pengembangan alat tetasan Intan Box agar lebih sempurna.
"Saat ini kita sedang melakukan penelitian terkait aturan suhu dan kelembapan yang bisa menetaskan jantan atau betina," cetusnya.
Penetasan telur penyu lekang dengan nama latin Lepidochelys Olivacea, dengan suhu 27,4 - 29,5° Celcius melalui Intan Box berhasil menetaskan mayoritas berjenis kelamin jantan. Hal ini, membuktikan bahwa melalui alat Intan Box jenis kelamin tukik bisa dikehendaki dan dikontrol.
Diketahui, sejak mulai digunakan pada akhir tahun 2021 lalu, Intan Box yang ditemukan BSTF ini sudah menetaskan lebih dari 1000 butir telur penyu Lekang dan 1 sarang 51 butir Penyu Hijau (chelonia mydas). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |