Peristiwa Daerah

Tak Hanya Jadi Alat Transportasi, Ternyata Kuda dan Kerbau Paling Penting bagi Orang Sumba

Minggu, 23 Oktober 2022 - 20:22 | 174.26k
Tradsisi adat Sumba dalam pembayaran belis dari pihak laki-laki kepada perempuan. (Foto: Dok. Argo Twikromo)
Tradsisi adat Sumba dalam pembayaran belis dari pihak laki-laki kepada perempuan. (Foto: Dok. Argo Twikromo)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Makna simbolik hewan kuda dan kerbau di Pulau Sumba tidak hanya untuk alat transportasi atau digunakan sebagai alat bajak sawah. Ternyata, kedua hewan ini paling penting bagi orang Sumba dalam urusan adat budaya.

Orang Sumba memelihara kedua hewan tersebut karena memiliki fungsi atau manfaat yang penting dan strategis dalam hal sosial budaya, seperti dalam pernikahan adat Sumba. Kedua hewan ini digunakan untuk pembayaran belis kepada pihak perempuan yang akan dinikahi.

Advertisement

”Belis atau pemberian laki-laki kepada perempuan yang akan dinikahi dalam bentuk hewan kuda dan kerbau. Selain itu,  sejumlah barang berharga yang telah ditentukan dalam adat Sumba untuk digunakan saat berlangsungnya pembayaran belis,” ungkap Umbu Rangga, budayawan Sumba, Minggu (23/10/2022).

Umbu menyebutkan, pelaksanaan pembayaran belis bagi masyarakat Sumba terdapat tiga tahap. Pertama, Hunga atau ke rumah pihak keluarga perempuan. Kedua, Paherang ina ama atau kerumah keluarga laki-laki, dan yang ketiga adalah Kedde atau pindahnya perempuan ke rumah laki-laki.

Umbu menjelaskan, makna kuda dalam belis adat budaya Sumba adalah kesakralan hubungan laki-laki dan perempuan, simbol ikatan dasar keseriusan hubungan laki-laki dan perempuan, keperkasaan laki-laki, simbol harga diri laki-laki, keberanian laki-laki, dan simbol laki-laki bertanggung jawab.

Sedangkan makna kerbau, terang Umbu, adalah kesakralan hubungan antara laki-laki dan perempuan, sebagai simbol status sosial tinggi, sebagai simbol kemampuan laki-laki dalam hal ekonomi, sebagai simbol ucapan terima kasih laki-laki terhadap keluarga perempuan seperti, ayah, ibu, dan paman, saudara-saudari kandung.

“Maka masyarakat Sumba tetap mempertahankan tradisi pembayaran belis sesuai tradisi para leluhur seperti laki-laki membayar belis harus menggunakan kuda dan kerbau. Jadi bukan dalam bentuk uang karena para leluhur bahwa kuda dan kerbau merupaka hewan yang sakral dalam perkawinan,” kata Umbu.

Dia menyebutkan, dalam adat budaya Sumba kalau berbicara belis, banyaknya belis yang diberikan kepada pihak perempuan tergantung pada kesepakatan dan status sosial pada pihak keluarga laki-laki. Jika perempuan yang ingin dinikahinya status sosial tinggi maka pemberian belis atau hewan bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ekor hewan.

Salah satu tokoh Sumba, Umbu Ndappa mengatakan, mahalnya belis yang harus dikeluarkan oleh pihak keluarga laki-laki tidak menjadi persoalan, sebab ada makna mulia yang tertanam dalam peristiwa belis ini.

“Jadi belis itu seperti hewan kuda dan kerbau serta barang-barang berharga lainnya sebagai nilai yang menjunjung tinggi wanita. Betapa berartinya seorang wanita yang diberi hewan, mamuli, kain atau apapun bentuknya sebagai upaya penghormatan atau menghargai pihak keluarga perempuan,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, perkawinan dalam bentuk adat budaya yang dianut masyarakat Sumba merupakan suatu usaha untuk mempertahankan keturunan yang berlangsung menurut sistem kekerabatan atau keluarga. Sehingga mengenai perkawinan adat dalam bentuk belis yakni pemberian mas kawin dari pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga mempelai wanita sebagai pemberi gadis.

Ndappa mengungkapkan, hewan lain yang digunakan untuk adat di Sumba selain kuda dan kerbau adalah babi. Sedangkan dalam perkembangan saat ini sapi juga terkadang digunakan untuk adat.  

“Tapi, sapi jarang digunakan karena dianggap hewan yang relatif baru sehingga tradisi belis sebenarnya merupakan simbol penghargaan yang relatif tinggi terhadap perempuan,” terang tokoh Sumba ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES