Pemkot Pagar Alam Latih UMKM Kembangkan Skill Secara Tepat dan Profesional

TIMESINDONESIA, PAGAR ALAM – Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam, melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSTPK) melakukan giat pelatihan dasar unit kompetensi tahun anggaran 2022. Pelatihan digelar untuk mengembangkan skill secara tepat dan profesional dalam menunjang sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pelatihan yang dibuka langsung oleh Wali Kota Pagar Alam Alpian Maskoni ini diikuti sebanyak 80 peserta dan bertempat di UPTD Balai Pelatihan Kerja (BLK) Kota Pagar Alam, Kamis (27/10/2022). Bidang pelatihan meliputi otomotif, garmen, tata rias, komputer, dan instalasi listrik.
Advertisement
Alpian mengatakan, Pagar Alam memiliki banyak sekali potensi atau peluang untuk membuka UMKM. “Potensi ini haruslah diimbangi dengan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)nya,” kata wali kota yang akrab disapa Kak Pian ini.
Melalui pelatihan ini, Kak Pian berharap para peserta akan dapat mengembangkan skill yang dimiliki secara tepat dan professional. Ke depannya diharapan dapat menciptakan lapangan kerja baru, sehingga akan bermuara pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
“Kita juga mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Dinas DPMPTSTPK Kota Pagar Alam yang telah memfasilitasi kegiatan kepelatihan dasar unit kompetensi. Melalui wadah ini semoga para peserta dapat menerapkan ilmunya secara efektif dan efisien,” ujar dia.
Di tempat terpisah, peserta pelatihan Tenun Kain Perelung Khas Besemah juga dilaksanakan Pemerintah Kota Pagar Alam yang diikuti sebanyak 20 peserta. Kain Perelung khas Besemah Pagar Alam memiliki ciri dan karakteristik yang begitu etnik, unik, dan sangat primitif, sehingga menjadi buruan para kolektor barang antik dari luar negeri.
“Di Pagar Alam sendiri, ada dua jenis kain Perelung, yakni kain Perelung Hitam dan kain Perelung Merah. Yang paling tua ialah kain Perelung Hitam,” jelas Ilham, tenaga pengajar asal Dekranasda Sumsel, saat dibincangi media ini.
Untuk kain Perelung Merah, Ilham mengatakan, ada di daerah Lahat dan Semendo. Begitu pula di Muara Duo Kisam yang masih dalam rumpun Jurai Pasemah, masih memakai kain Perelung ini. Akan tetapi, rata-rata turunannya itu memakai kain Perelung Merah.
“Kalau Perelung Hitam itu, khusus dataran tinggi Pasemah Pagar Alam,” tandasnya.
Iham menyebutkan, ciri khas tenunan Perelung Pasemah sangat etnik, primitif, dan unik. Karena itu, kain Perelung Pasemah ini hilang dari tahun 1970-an. Pasalnya, para kolektor pemburu barang antic telah mencari barang ini sejak zaman dahulu, mengingat barang ini menjadi incaran kolektor luar negeri karena kainnya yang sangat unik.
“Salah satu kain songket halus di Sumsel, ada di Pagar Alam yakni kain songket Pasemah,” tegas Ilham.
Berdasarkan observasi di lapangan, dengan mendatangi masyarakat Pagar Alam yang pernah mendapatkan cerita dari orangtuanya terdahulu, sebut Ilham, dahulu ada seorang Perelung yang menenun kain Perelung sebelum Jepang masuk.
“Jadi kain Perelung punah, setelah Jepang masuk, karena invasi Jepang. Masa perang dunia kedua, banyak masyarakat mengungsi dan bahan baku pembuatan kain perelung tidak ada. Inilah yang menjadikan terputusnya generasi perelung di tanah Besemah,” ungkap Ilham.
Ilham sendiri berharap, dengan adanya pelatihan Tenun Perelung ini, dapat mengangkat kembali wastra-wastra di Pagar Alam, dengan mengangkat kain asli khas daerah.
“Di Kota Pagar Alam ada kain asli khas daerah yakni kain Tenun Perelung. Karena itu, kami berharap ke depan masyarakat Pagar Alam, ketika kain Perelung sudah diproduksi lagi, agar dapat dibeli dan dipakai. Jika ini bisa membudaya dari tingkat desa hingga kota, tentunya akan kembali berjaya lagi di tanah Besemah,” pungkas Ilham. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Rizal Dani |