Pertunjukan Rakyat di Kota Tasikmalaya Butuh Kreasi dan Karya Inovatif
TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Pengembangan dan pelestarian seni tradisi karawitan dan seni pertunjukan rakyat, khususnya di Kota Tasikmalaya, saat ini membutuhkan kreasi dan inovasi dari insan seni tradisi.
Hal ini harus dilakukan agar keberadaan seni karawitan dan pertunjukan rakyat dapat tetap eksis dan menjadi suguhan pertunjukan yang menarik bagi masyarakat.
Advertisement
Hal ini disampaikan oleh Ketua Rumpun Seni Karawitan Deuis Siti Umayah bersama Ketua Rumpun Pertunjukan Rakyat Tutang dari Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya saat Pagelaran Kibar Budaya 7 di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Jalan Lingkar Dadaha, Kota Tasikmalaya, Minggu (30/10/22) malam.
Deuis dan Tutang menyebut saat ini tampilan gelaran seni tradisi karawitan dan pertunjukan rakyat sedang bersaing dengan seni budaya barat. Kesenian tradisi menurutnya tidak kalah menarik dengan seni budaya barat, namun untuk lebih menyempurnakan gelaran diperlukan pengemasan yang lebih apik.
"Seni Karawitan Sunda dan pertunjukan rakyat tidak kalah bagus dibanding dengan seni budaya barat, untuk maksimalkan keberadaannya saat ini kita sedang mengemas pertunjukan rakyat dengan konsep sebuah konser orkestra,"ungkapnya.
Untuk melestarikan seni tradisi dan budaya menurutnya dibutuhkan pembinaan yang berkesinambungan, dimana proses pembelajaran dan pembinaan tidaklah semudah yang dibayangkan, hal ini menurutnya tentu memerlukan waktu dan proses yang panjang, selain itu juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.
"Terus terang saja yang paling susah saat ini adalah diproses dalam pembinaan, dipandang perlu adanya bapak angkat yang dapat mengadopsi eksistensi seni tradisi karawitan dan pertunjukan rakyat,"harapnya.
Pendapat yang sama disampaikan pula oleh pelaku seni tradisi Kota Tasikmalaya Andy Kusmayadi, MSn, ia menilai seni tradisi saat ini harus melakukan inovasi dan terobosan kreasi yang baru tanpa menghilangkan dan meninggalkan esensi tradisi asli budayanya.
"Dalam proses regenerasi dan pelestarian seni tradisi dibutuhkan satu regulasi dari pemerintah, contohnya adalah keberpihakan serta peran dinas pendidikan dan kebudayaan dalam memberikan ruang untuk kegiatan seni tradisi dalam proses belajar di sekolah,"tuturnya.
Untuk mendorong majunya perkembangan seni karawitan dan pertunjukan rakyat Sekretaris Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya Kepler Sianturi mengaku telah melakukan upaya agar Kota Tasikmalaya memeliki Peraturan Daerah tentang Kebudayaan.
"Sejak tahun 2018, kita terus mendobrak pemerintah dan DPRD agar Kota Tasikmalaya segera memiliki Perda Kebudayaan seperti di wilayah Bali, Jogyakarta dan Jember,"harapnya
Kepler menilai konsep Perda Kebudayaan Kota Tasikmalaya yang didorongnya memiliki satu nilai kemanfaatan yang sangat penting terutama sebagai media penyaring dalam tatanan nilai budaya yang perlu dijaga keberadaannya.
"Perda tersebut nantinya akan berfungsi sebagai filter terhadap kebudayaan asing yang datang dari luar, sehingga ini akan mempengaruhi terhadap perubahan di tata nilai budaya yang kita miliki," pungkas Sekretaris Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya Kepler Sianturi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |