Peristiwa Daerah

Kepala BNPB RI Ajak Praja IPDN Ketahui Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

Selasa, 01 November 2022 - 17:46 | 121.57k
Kepala BNPB RI, Letnan Jenderal TNI Suharyanto didampingi Rektor IPDN, Dr. Hadi Prabowo saat akan mengisi Stadium General di Kampus IPDN Jatinangor Sumedang Jabar, Selasa (1/11/2022). (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)
Kepala BNPB RI, Letnan Jenderal TNI Suharyanto didampingi Rektor IPDN, Dr. Hadi Prabowo saat akan mengisi Stadium General di Kampus IPDN Jatinangor Sumedang Jabar, Selasa (1/11/2022). (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMEDANG – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia atau BNPB RI, Letnan Jenderal TNI Suharyanto., S.Sos., M.M, menyebutkan, bahwa Indonesia merupakan satu dari 35 negara dengan tingkat potensi risiko bencana paling tinggi di dunia.

"Sehingga, saya hadir di sini untuk membahas strategi pencegahan dan penanggulangan bencana nasional," ujar Kepala BNPB RI, Letnan Jenderal TNI Suharyanto saat memberikan Stadium General dihadapan seluruh civitas akademika Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor Sumedang Jawa Barat (Jabar), Selasa (1/11/2022).

Advertisement

Menurut Kepala BNPB RI, tingginya tingkat potensi risiko bencana di Indonesia terbukti dengan adanya data periode 1 januari sampai dengan 29 Oktober 2022 tercatat sebanyak 3027 bencana yang terjadi.

"Indonesia ini bisa dikatakan sebagai supermarket bencana, dalam periode 1 Januari sampai dengan 29 Oktober 2022 saja sudah ada 3027 bencana. Diantaranya 198 orang meninggal dunia, 31 hilang, 832 luka-luka dan 3.903.947 orang menderita dan mengungsi," ujarnya.

Sehingga, menurutnya kita sebagai bagian dari negara Indonesia khususnya Praja IPDN yang nantinya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) harus mampu mengetahui strategi pencegahan dan penanggulangan bencana nasional.

'Kita harus mengenali ancamannya. Lalu siapkan strateginya, ketahui masalahnya lalu carikan solusinya," tutur Suharyanto.

Masih menurutnya, bencana yang terjadi di Indonesia didominasi oleh bencana hidro meteorologi basah atau banjir.

"Di tahun 2022 ini saja sudah ada 1238 kasus bencana banjir yang terjadi di Indonesia. Inilah yang menjadi salah satu alasan pemerintah memindahkan Ibukota Negara. Terlebih, menurut para ahli pada tahun 2050 sebagian wilayah Jakarta ini akan berada dibawah permukaan laut," ujarnya. 

Di kesempatan itu, Rektor IPDN, Dr. Drs. Hadi Prabowo., M.M berharap hadir nya Kepala BNPB dapat memberikan pemahaman baru kepada praja IPDN.

"Sebagai lulusan terbaik dalam Sesko 2013, saya harap Bapak Suharyanto dapat memberikan pemahaman baru kepada praja karena masalah kebencanaan ini bukan merupakan urusan utama BNPB namun urusan semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat," ujarnya. 

Rektor meyakini, dengan hadirnya Kepala BNPB itu praja akan mendapat ilmu baru terkait peran BNPB didalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Apa saja yang dilakukan BNPB dalam perumusan sampai penetapan kebijakan untuk pengurangan resiko bencana, pengungsi dan lain sebagainya.

"Praja IPDN kader pamong praja yang akan duduk di pemerintahan daerah nantinya dituntut harus memahami dan tahu cara menyikapi bencana. Paham pengertian mitigas, klasifikasi bencana yang ada di Indonesia, karena kita dihadapi bencana yang komplek," ucap Rektor.

Pada kesempatan itu, Rektor IPDN menganugerahkan tanda penghargaan Kartika Astha Brata Madya kepada Kepala BNPB.

"Penghargaan ini diberikan atas pengabdian dan tauladan yang telah dipersembahkan beliau kepada bangsa dan negara Indonesia. 

Selanjutnya IPDN dan BNPB RI pun akan melakukan pejajakan kerja sama dalam upaya pengembangan praktik kebencanaan di IPDN," tandas Rektor IPDN, Dr. Hadi Prabowo. (*)
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES