Hanya 7 Kelurahan ODF, Sanitasi Lingkungan Sehat di Kota Tasikmalaya Dinilai Masih Rendah

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Selain menyandang kota termiskin di Jawa Barat, Kota Tasikmalaya juga tergolong menjadi salah satu kota yang memiliki sanitasi lingkungan sehat yang dinilai masih rendah, salah satunya dalam penanganan buang air besar sembarangan (ODF).
Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Pemerintah Kota Tasikmalaya H Budi Rachman pada Rapat Koordinasi Percepatan Open Defecation Free (ODF) dan Sosialisasi 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Hotel Harmoni, Selasa (1/11/22).
Advertisement
Budi menyebut indikator tersebut dapat terlihat sampai Oktober 2022 dari 69 kelurahan baru tujuh kelurahan yang menyandang status Open Defecation Free (ODF). Salah satu faktor penyebab penghambatnya program ODF tersebut menurut Budi dikarenakan fasilitas sanitasi yang belum memadai.
Permasalahan sanitasi di Kota Tasikmalaya menurut Budi terletak pada karakteristik kota, dimana sebagian besar masyarakat masih berperilaku membuang air besar ke tempat terbuka seperti pembuangan air besar ke selokan dan kolam ikan.
Selain itu wilayah kota Tasikmalaya memiliki populasi penduduk yang sangat padat serta lahan pemukiman yang sempit.
Sehingga menurutnya, dalam penangan sanitasi lingkungan yang sehat, perlu didukung satu teknologi tepat guna untuk pembuangan akhir air besar yang terintegrasi dengan seluruh sektor termasuk dalam pelaksanaan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
"Dalam upaya pencapaian percepatan kelurahan ODF kepada seluruh stakeholder pemerintah mengintruksikan agar dapat mensosialisasikan program kepada masyarakat untuk melakukan gerakan stop buang air besar sembarangan,"imbaunya
Selain itu Budi mengimbau agar setiap tahun dapat menciptakan minimal dalam satu kecamatan tercapai target satu kelurahan ODF, selain itu pula disetiap kecamatan dan kelurahan melahirkan gagasan bersama yang inovatif terhadap penanganan ODF.
Sementara itu di tempat yang sama City Advisor lembaga yang bergerak di bidang sanitasi lingkungan bernama Stichting Nederlandse Vrijwilligers (SNV) Dadang Ahman Hidayat mengatakan di Kota Tasikmalaya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya buang air besar yang benar, sudah mulai tumbuh.
Dadang menambahkan sejak tahun 2017 pihaknya telah melakukan pemicuan dengan pihak dinas kesehatan dan hasilnya mulai dapat dilihat. Bahkan untuk memaksimalkan hasil pemicuan pihaknya berinovasi dengan jawara ODF yang melibatkan berbagai unsur.
"Dari sisi regulasi kita juga mendorong dengan mengadvokasi ke Wali Kota dan DPRD agar Perda Air Limbah Domestik bisa di buat, dan Alhamdulilah Perda tersebut sekarang sudah ada,"terangnya.
Dadang menyebut dari sisi kebijakan pimpinan daerah (Wali Kota Budi Budiman) sudah terlihat, namun sewaktu tampuk pimpinan diganti menurutnya momentum tersebut harus dibangun kembali. Bukan karena pimpinan daerah saat ini tidak berpihak tetapi harus kembali dengan pemahaman program yang mendetail dan menyeluruh.
"Sebetulnya dalam program ini Pemerintah (Wali kota) tinggal meniupkan peluit saja karena gerakan-gerakan di masyarakat sudah ada mulai dari Satgas ODF, Kader, Camat dan lurah, tinggal komitmen perintah untuk mengajak bergerak dari pimpinan paling atas itu ada,"pungkas City Advisor Stichting Nederlandse Vrijwilligers kepada TIMES Indonesia usai rapat koordinasi di Kota Tasikmalaya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |