Pembayaran Tiket Objek Wisata di Kabupaten Pangandaran Beralih ke Digital

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Pembayaran tiket masuk ke objek wisata di Kabupaten Pangandaran mulai beralih ke sistem digital. Salah satu pembayaran melalui digitalisasi tersebut adalah dengan memberlakukan pembayaran QRIS.
Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari mengatakan, pembayaran digitalisasi tersebut diantaranya meminimalisir kemacetan dan mempercepat layanan kepada pengunjung.
Advertisement
"Pangandaran sudah menjadi daerah tujuan wisatawan di Provinsi Jawa Barat, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 mencatat kunjungan wisatawan ke Pangandaran mencapai 3,6 juta," kata Tonton, Selasa (1/11/2022).
Tonton menambahkan, peralihan pembayaran digitalisasi tersebut juga sebagai upaya untuk mengembangkan pariwisata.
Kemajuan teknologi sudah tidak bisa dipungkiri, salah satunya harus mengikuti zaman karena segala kebutuhan dapat dipenuhi dalam genggaman tangan.
"Kami tidak akan lagi kekurangan petugas yang melayani pembelian tiket di pintu toll gate, karena pembayaran melalui QRIS," tambah Tonton.
Namun pemberlakuan pembayaran QRIS secara bertahap dan akan disediakan pembayaran tunai. "Jalur pembayaran QRIS dengan pembayaran tunai akan dipisahkan," Tonton.
Digitalisasi sudah diterapkan di objek wisata Green Canyon, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Wisatawan yang datang dapat membeli tiket langsung di vending machine yang tersedia dan melakukan pembayaran menggunakan QRIS.
"Sekarang wisatawan bawa uang pakai handphone melalui aplikasi masing-masing bank," terang Tonton.
Pemerintah Daerah Pangandaran menerapkan pembayaran nontunai masuk ke pantai Pangandaran untuk mencegah kebocoran, sebab pembayaran tunai sangat berpotensi ada kebocoran.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, sektor pariwisata merupakan andalan perekonomian utama Pangandaran. Pihaknya akan terus berinovasi pelayanan yang memudahkan wisatawan berkunjung ke Kabupaten Pangandaran.
Diharapkan dengan pembelian tiket menggunakan sistem digital ketika musim liburan tidak terjadi antrean panjang. Pola digitalisasi juga akan efisien dan mempermudah masyarakat dalam membayar tiket.
Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya Aswin Kosotali mengatakan, digitalisasi sektor pariwisata di Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu upaya untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi.
"Sekarang kondisinya ketidakpastian perekonomian dunia karena mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu potensi ekonomi unggulan di wilayah Priangan Timur," kata Aswin.
BPS mencatat, kunjungan wisata di Priangan Timur pada 2021 mencapai 5,1 juta orang atau 17,96 persen dari total kunjungan di Jabar. Angka itu ditopang oleh Kabupaten Pangandaran dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 3,6 juta.
"Pangandaran menjadi Kabupaten dengan jumlah wisatawan terbanyak di Jabar pada 2021," tambah Aswin.
Salah satu inovasi yang dilakukan BI Tasikmalaya di Kabupaten Pangandaran adalah memfasilitasi sistem pembayaran nontunai di pintu masuk utama Pantai Pangandaran dan digitalisasi sistem pembayaran tiket di Green Canyon.
"Perlu ada langkah kolaboratif untuk mengembangkan ekosistem digital di sektor pariwisata," tuturnya.
Ekosistem digital dikembangkan di Green Canyon adalah digitalisasi pengelolaan destinasi wisata yang memberikan kemudahan bagi wisatawan. Pengelola tempat wisata dan Pemerintah Daerah sebagai pemilik dan pengelola pajak retribusi wisata.
Dukungan BI Tasikmalaya di objek wisata Green Canyon menyediakan vending machine untuk self-ticketing.
BI Tasikmalaya juga menyediakan mesin kasir desk point of sale, mobile point of sale (MPOS), monitor antrian, pengembangan website, pengembangan aplikasi, dan konektivitas sistem pembayaran.
Dampak dari digitalisasi ini, wisatawan yang berlibur di Kabupaten Pangandaran akan mendapatkan kemudahan pemesanan tiket online melalui website, self-ticketing untuk menghindari antrean loket, serta pembayaran nontunai melalui QRIS dan APMK. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |