Peristiwa Daerah

Padi Unggulan M70D di Banyuwangi Menghasilkan Panen Maksimal

Sabtu, 12 November 2022 - 15:15 | 153.98k
Ketua HKTI Banyuwangi, H Sugirah S Pd M Si, bersama jajaran M-Tani dan pemerintah Desa Setail, Kecamatan Genteng, memanen padi M-70D. (Foto: Ahmad Sahroni/TIMES Indonesia)
Ketua HKTI Banyuwangi, H Sugirah S Pd M Si, bersama jajaran M-Tani dan pemerintah Desa Setail, Kecamatan Genteng, memanen padi M-70D. (Foto: Ahmad Sahroni/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Petani Banyuwangi melakukan panen raya benih padi unggulan Moeldoko 70 Day atau M70D, yang ditanam di Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur. Wajah gembira dan suka cita tergambar jelas dari para petani ketika mendapati penantian mereka berujung keberhasilan yang memuaskan, Sabtu (12/10/2022).

Benih padi M70D adalah hasil riset perusahaan M-Tani, perusahaan milik Moeldoko, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). M-Tani  memilih Banyuwangi sebagai pilot project bagi pengembangan benih padi unggulan M70D yang memiliki rata-rata hasil 7,4 ton padi disetiap 1 hektar lahan sawah itu.

Advertisement

Panen raya perdana benih padi M70D yang ditanam diatas bantaran sawah dengan luas hampir 5 hektar tersebut, dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Banyuwangi, yang sekaligus sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) HKTI Banyuwangi, H Sugirah S Pd M Si, jajaran pengurus DPC HKTI Banyuwangi diantaranya, Wakil Ketua, Rudi Hartono Latif dan Humas, Syamsul Arifin alias Mas Bono, serta Manajer Area I M-Tani (Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat), Sugeng Widodo ST.

Selain itu, hadir juga dari jajaran Dinas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, seperti Dinas Pertanian, Dinas Pengairan, Camat Genteng, Satriyo, Kepala Desa (Kades) Setail, Drs Saifudin M Pd I. Kelompok tani dan beberapa tamu undangan.

Sugirah mengatakan, apa yang dilakukan oleh Desa Setail, Kecamatan Genteng, bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lain untuk mewujudkan Banyuwangi sebagai lumbung padi nasional. Dengan semakin banyak desa yang menanam padi benih unggul, semakin banyak hasil panen padi, sehingga program yang digaungkan untuk swasembada pangan dengan kemandirian pangan lebih cepat terwujud.

"Ketersediaan bahan pangan, cukup melimpah. Banyuwangi memiliki stok padi yang mempu bertahan hingga Desember. Namun sekarang, sudah banyak yang panen, itu artinya ketersediaan pangan sangat mencukupi," kata Sugirah.

Sugirah menjelaskan, memang jenis benih padi yang tersedia sangat banyak, namun dengan berbagai  kelebihan yang ditawarkan oleh benih unggulan M70D, tentu dapat menjadi pilihan yang diperhitungkan. Dengan masa tanam yang relatif singkat, yakni ntara 70 – 80 hari. Dengan kata lain, petani bisa melakukan tanam padi hingga 4 kali setahun.

"Melihat benih unggulan padi M70D, dengan menawarkan umur lebih pendek tentu mengurangi resiko serangan hama penyakit. Kemudian menghemat pekerjaan, dan yang berikutnya adalah mengurangi biaya operasional," jelas Sugirah yang merupakan Ketua DPC HKTI Banyuwangi.

Sebagai pilot project penanaman benih padi unggulan M70D, Desa Setail berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Dengan ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, mutu bahan pangan yang baik, serta nilai gizi yang tinggi, memiliki dampak luas pada perekonomian dan mutu sumber daya manusia.

Hasil panen dari benih unggulan padi M70D, yang rata-rata disetiap 1 hektar lahan sawah mampu menghasilkan padi 7,4 ton. Tentu dapat menguntungkan petani Banyuwangi, mengingat estimasi masa panen, lebih unggul dari varietas lainnya. Terlebihnya lagi, benih M70D sangat tahan akan serangan hama. Termasuk serangan hama wereng.

"Panen perdana di Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi sukses besar. Dari 1 hektar sawah, rata-rata menghasilkan sekitar 7,4 ton padi," kata Manajer Area I M-Tani, Sugeng Widodo, ST.

Disampaikan, untuk lahan 1 hektar, padi unggulan M70D hanya membutuhkan benih sebanyak 25 kilogram saja. Sementara untuk pemupukan satu musim tanam hanya dibutuhkan 275 – 350 kilogram pupuk. Dengan komposisi 200 kilogram pupuk urea dan 150 kilogram pupuk NPK.

Ada yang istimewa dalam budidaya padi M70D ini. Yakni seluruh gabah hasil panen akan dibeli sendiri oleh M-Tani. Harga yang ditawarkan pun sangat menggiurkan, 5 persen diatas harga tertinggi pasaran.

Dan ketika masa panen raya, saat harga gabah anjlok. M-Tani tetap akan membeli gabah M70D dengan harga yang menarik. Paling rendah Rp 4.000 per kilogram.

"Hasil panen padi ini nantinya, akan kita beli dengan harga Rp5600 per kilogram. Mitra M-Tani, tidak perlu lagi memikirkan operasional lainnya," jelasnya.

Sugeng menambahkan hasil panen yang dipercontohkan ini, merupakan salah satu langkah awal dari M-Tani untuk mengembangkan pertanian sebagai bentuk mendukung program pemerintah untuk ketahanan pangan. Dengan memfasilitasi benih padi unggulan, mitra-mitra M-Tani diajak sejahtera dari hasil panen.

Kemitraan yang dibangun M-Tani, lanjut Sugeng, terdiri dari dua kemitraan yang telah dikembangkan. Yakni kemitraan sistem pembibitan dan kemitraan sistem konsumsi. Melihat panen perdana, pihaknya semakin optimis pengembangan produk pertanian akan semakin meluas.

"Potensi hasil panen benih padi M70D adalah 9,4 ton per hektar. Kedepan akan diratakan untuk wilayah Banyuwangi dan bersinergi dengan pemerintah untuk mengembangkan padi," pungkasnya.

Untuk diketahui, hasil dari panen raya Padi M70D pada lahan 5 hektare yang berada di  Desa Setail, Kecamatan Genteng, tersebut dapat menghasilkan benih yang cukup untuk ditanam ulang pada area lahan yang jauh lebih luas, yakni 600 hektare. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES