Peristiwa Daerah

Daur Ulang Sampah di Bondowoso Bisa Jadi Tas dan Gaun Cantik

Sabtu, 19 November 2022 - 18:24 | 207.75k
Salah satu gaun hasil daur ulang sampah oleh Yuliana (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Salah satu gaun hasil daur ulang sampah oleh Yuliana (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Di tangan orang yang kreatif, sampah bukan lagi barang yang tidak berguna. Sebab mereka bisa menyulap menjadi produk yang sangat menarik. Sebagaimana dilakukan oleh warga di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Produk berbahan sampah itu dilakukan oleh oleh warga yang juga sekaligus ketua salah satu bank sampah di Kabupaten Bondowoso. Tidak hanya menarik, produk yang dia hasilkan dari keterampilan tangannya juga mempunyai nilai jual dan ekonomi.

Advertisement

Perempuan tersebut yang mampu mengubah sampah jadi rupiah tersebut adalah Yuliana.

Saat didatangi ke tempat produksinya, tangannya sangat terampil membuat produk berbahan daur ulang sampah. Berbagai produk bernilai jual sudah berhasil dibuatnya. Diantaranya tas, sabun hingga gaun. 

Yuliana sangat senang saat menyalurkan kreativitasnya. Kebahagiaan juga semakin tampak ketika melihat berbagai macam karya yang sudah dibuatnya. 

Daur-Ulang-2.jpgProduk hasil olahan sampah yang Punya nilai jual (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

Perempuan yang juga Ketua Bank Sampah Ceria Mandiri di Kelurahan Badean, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso itu ternyata sudah mulai menekuni usaha di Bank Sampah sejak 2014 lalu dan bertahan hingga saat ini. Banyak produk bernilai jual yang sudah berhasil dibuat.

Yuliana menuturkan, bahwa motivasi terbesar utamanya untuk mempertahankan usahanya yakni punya keinginan untuk melestarikan lingkungan. Tentu juga karena dapat menghasilkan nilai ekonomi.

Yuliana menilai, bahwa di Bumi Ki Ronggo, jumlah sampah semakin meningkat. Selain itu, kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) juga diperkirakan akan overload, dalam beberapa tahun mendatang.

Namun karena tidak semua sampah bernilai ekonomis. Pihaknya sengaja membuat berbagai macam olahan dari sampah, beberapa tahun kemudian. Seperti plastik, styrofoam dan lain sebagainya. 

"Makanya kami buat produk daur ulang. Seperti tas, busana, tikar dan semacamnya," jelasnya, , Sabtu (19/11/2022).

Sementara untuk dapat membuat satu gaun lanjut dia, dirinya menggunakan styrofoam dan plastik bungkus kopi. Adapun waktu yang dibutuhkan yakni tidak sedikit. 

Meski pengerjaannya sudah dilakukan bersama oleh semua anggota Bank Sampah. Dari pengumpulan bahan hingga finishing, kurang lebih membutuhkan waktu satu bulan lebih. Waktu yang lama karena harus mengumpulkan, memilah dan memproses sampah sesuai keinginan. "Prosesnya emang panjang, meski semua nasabah sudah ikut andil disini," imbuhnya.

Biasanya para nasabah menyerahkan sampah, satu kali dalam satu bulan. Jenis sampah yang dapat diterima untuk sementara, hanya non organik saja. 

Dari pengumpulan tersebut, para nasabah kemudian bisa mencairkan hasil tabungan sampahnya, setiap akhir tahun.

Dalam kesempatan tersebut, Yuliana juga menuturkan, pihaknya masih mengalami kesulitan dalam pengumpulan sampah. Karena masih banyak ditemui, masyarakat yang kurang peduli dan tidak paham pemilahan sampah. 

"Intinya Bank Sampah itu kan memang harus bisa memilah, sampah organik dan non organik," paparnya.

Namun demikian, produk daur ulang tersebut, belum dipasarkan secara online. Melainkan hanya dijual melalui teman-teman dekatnya saja. 

Hal itu membuat dirinya kesulitan untuk memasarkan produk gaun dari sampah ke masyarakat luas. Terlebih kerajinan semacam ini, tidak dapat dibuat dalam waktu singkat. "Bahan bakunya memang semua dari sampah," jelas warga Bondowoso ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES