Peristiwa Daerah

Peluang Bisnis Thrifting di Kota Tasikmalaya Janjikan Cuan Melimpah

Sabtu, 19 November 2022 - 19:22 | 137.03k
Seorang pengunjung melihat deretan sepatu yang dipajang di Vaisecondbrad, di Kampung Ciroyom, Parakanyasag, Indihiang, Kota Tasikmalaya, Sabtu (19/11/22) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Seorang pengunjung melihat deretan sepatu yang dipajang di Vaisecondbrad, di Kampung Ciroyom, Parakanyasag, Indihiang, Kota Tasikmalaya, Sabtu (19/11/22) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Trend fashion yang menjadi gaya hidup semakin hari semakin berkembang dengan pesat. Perubahan mode dan gaya dari merek-merek terkenal luar negeri seperti tak ada habisnya untuk terus diikuti.

Hal ini memicu terjadinya sebuah pola gesekan dari masyarakat ekonomi bawah untuk dapat mengejar ketinggalannya dengan cara Thrifting atau belanja barang bekas bermerek. Pada awalnya thrifting memang sebuah alternatif untuk belanja murah, tapi kini thrifting punya segmen sendiri dalam pola dan gaya hidup masyarakat Kota Tasikmalaya.

Advertisement

Irvan-Nurdin.jpg

Irvan Nurdin pemilik Vaisecondbrad memperlihatkan koleksi sepatu miliknya. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Dalam beberapa tahun terakhir thrifting menjadi tren di sejumlah kota, termasuk di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, thrifting menjadi peluang bisnis yang menjanjikan sekaligus menguntungkan sehingga banyak diminati para pelaku bisnis.

Thrifting adalah aktivitas membeli atau mencari barang-barang bekas dengan tujuan untuk dipakai kembali. Di Kota Tasikmalaya  awalnya thrifting diperkenalkan para pedagang kaki lima di Pasar Kojengkang Dadaha di Kawasan Komplek Olahraga Dadaha.

Bahkan sampai saat ini pasar Kojengkang Dadaha setiap hari Minggu pagi sampai siang terdapat puluhan pedagang yang didominasi produk kaos dan jaket menggelar dagangannya.

sepatu-biru.jpg

Di pasar tersebut para pedagang  menjual barang-barang bermerek/branded dengan harga murah dibanding asal tokonya. Secara  kualitas memang tidak seratus persen baik, tetapi paling tidak masih layak pakai.

Barang-barang hasil thrifting biasanya seperti baju, celana, topi, sepatu sampai jaket dari produk antar generasi. Jika beruntung, penjual dan pembeli akan mendapatkan barang branded yang unik bahkan langka yang menjadi buruan pecinta thrifting di Indonesia.

Pedagang thrifft dari produk sepatu Irvan Nurdin  (43) warga Kampung Ciroyom, Parakanyasag, Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat saat di temui TIMES Indonesia mengaku sudah sembilan bulan menjalani usaha tersebut. Ia menangkap peluang banyak sekali peminat pakaian thrifting, ia pun menekuni usaha tersebut sebagai pekerjaan.

"Peluang pasar di bisnis ini cukup menggiurkan, dengan harga murah dan terjangkau menjadi satu alternatif, apalagi saat ini pandemi Covid-19 belum usai yang berdampak ekonomi masyarakat semakin merosot,"ungkapnya disela aktivitas menata sepatu pada beberapa rak.

Pemilik toko yang diberi nama Vaisecindbrab awalnya membeli barang dalam jumlah terbatas, dirinya berawal belanja dari pedagang besar atau grosir di Tanjung Balai dan Kota Batam.

"Awalnya saya hanya mencoba-coba usaha ini, tapi alhamdulilah omset penjualan sepatu bekas ini melesat cepat, dan saya semakin fokus terhadap usaha ini," terangnya.

Seiring dengan perkembangan usahanya Irvan yang akrab di sapa Vai memanfaatkan ruangan depan rumahnya menjadi showroom sepatu second branded. Untuk pengadaan stok barang sepatu kini dirinya mencari barang ke berbagai kota di Indonesia, bahkan keluar negeri seperti ke Thailand, Singapura.

"Kita cari segmen pembeli kelas menengah, makanya kita tidak majang di kaki lima, kita coba buka toko biar customer dapat langsung datang dan melihat berbagai pilihan variasi baik dari dari merk, size maupun grade kualitasnya," terangnya.

Selain layanan toko secara offline, Vai mengaku menawarkan barang-barangnya lewat siarang langsung dimedia sosial Tiktok, Instagram dan facebook, untuk lebih menarik perhatian sewaktu live di media sosial barangnya pun dijual secara lelang, terutama barang yang langka, bahkan tak jarang dirinya memberikan merchandise berupa t-shirt, jam tangan dan sepatu.

"Untuk menarik perhatian sewaktu live di medsos kita berikan merchandise, bahkan sesekali berikan diskon habis-habisan sampai dengan 70 persen dari harga pasaran,"tandasnya.

Pelaku usaha thrifting lainnya Wawan yang akrab disapa Wawan Cimol menyebut usahanya dirintis sejak lima tahun yang lalu di Jalan Ir. H. Juanda semakin hari semakin berkembang dan stok barang berupa t-shirt dan jaket kadang kewalahan.

Sementara itu Vicky pedagang Thrifting yang memiliki showroom di jalan Lengkong, Tawang, Kota Tasikmalaya memilih grade A (kualitas terbagus) dalam menjual barang thriftingnya, ia menyebut lebih memilih segmen pasar yang lebih tinggi walaupun perputaran barang tidak begitu cepat.

"Kalau kita main di penjualan grade A barangnya yang bagus, selain barangnya bersih pembeli pun puas dan belum ada yang pernah complain, walaupun keluar barang agak lambat, tetapi untungnya bisa berlipat-lipat," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES