Peristiwa Daerah

Bersumber di Darat dan Dangkal, Gempa Cianjur Mirip Gempa Yogyakarta 2006 Punya Daya Rusak Sangat Besar

Selasa, 22 November 2022 - 19:57 | 24.68k
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil berinteraksi dengan seorang ibu yang menjadi korban bencana gempa Cianjur. (FOTO: Humas Jabar)
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil berinteraksi dengan seorang ibu yang menjadi korban bencana gempa Cianjur. (FOTO: Humas Jabar)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Gempa bumi magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Gempa Cianjur ini dipicu sesar Cimandiri dan bersumber di darat dan dangkal meski magnitudonya tidak besar. Kondisi ini mirip dengan gempa di Yogyakarta 2006 silam yang berdaya rusak cukup dasyat. 

Pakar geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Wahyu Wilopo, mengatakan gempa Cianjur memiliki kemiripan dengan gempa Yogyakarta dan Jawa Tengah 2006 silam. 

Advertisement

"Gempa yang diakibatkan Sesar Cimandiri menyebabkan kerusakan yang sangat besar karena terletak di darat dengan kedalaman yang dangkal, meski magnitudonya tidak besar. Semakin dekat lokasi pusat gempa dengan permukiman, semakin besar tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Kerusakan juga dipengaruhi oleh magnitudo, durasi gempa, jenis tanah maupun batuan, dan kekuatan bangunan," jelasnya, Selasa (22/11/2022). 

Wahyu menjelaskan suatu daerah yang punya sejarah kegempaan bisa diguncang gempa lagi. Secara umum, semakin lama gempa Bumi terjeda, magnitudonya akan semakin besar ketika muncul lagi.

"Tapi sampai saat ini, belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan gempa Bumi akan terjadi secara tepat. Ada potensi terjadi lagi. Bila suatu daerah pernah mengalami gempa, suatu saat akan terjadi gempa kembali," tuturnya. 

Oleh karena itu, idealnya zona patahan aktif tidak digunakan sebagai permukiman atau pusat pengembangan ekonomi. Daerah yang dekat dengan zona tersebut masih mungkin dikembangkan dengan menerapkan konstruksi bangunan tahan gempa yang tepat.

Di Yogyakarta, wilayah yang seharusnya tidak dibangun permukiman adalah di zona patahan Opak. Memang sampai saat ini belum ada penelitian detail tentang hal tersebut. Ini merupakan tantangan semua pihak, khususnya akademisi.

"Lokasinya tidak selalu sama dengan Kali Opak. Cuma namanya diambil sama karena sebagian zona patahan ini berkembang menjadi Sungai Opak," jelasnya.

Sebagai langkah mitigasi, diperlukan adanya tata ruang yang memperhatikan informasi geologi dan ancaman bencana, terutama patahan aktif yang berada di daratan. Selain itu perlu adanya perkuatan bangunan tahan gempa serta penguatan pemahaman dan respon masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi.

Wahyu mengungkapkan Sesar Cimandiri merupakan patahan geser aktif yang terletak di Jawa Barat. Sesar Cimandiri mempunyai panjang kurang lebih 100 kilometer mulai dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Sukabumi mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Bandung Barat, dan Subang.

Daerah yang dilewati sesar ini rawan akan gempa Bumi. Sesar ini bergerak dengan kecepatan geser 4-6 milimeter per tahun. Di Sukabumi, sesar ini terbagi menjadi lima segmen, yaitu segmen Cimandiri Pelabuhan Ratu-Citarik, Citarik-Cadas Malang, Cibeureum-Cirampo, Cirampo-Pegleseran, dan Pegleseran-Gandasoli.

"Sesar Cimandiri tergolong sebagai sesar aktif, dan merupakan salah satu sumber gempa bumi yang terletak di darat," tuturnya. 

Staf Ahli Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Djati Mardiatno, menjelaskan gempa Bumi yang dihasilkan di Cianjur adalah tipe gempa Bumi di darat dan dangkal. Kedalamannya kurang dari 10 kilometer.

"Walaupun kekuatan gempa Bumi tidak terlalu besar, magnitudo 5,6, tetapi karena terjadi di darat dan dangkal, daya rusaknya menjadi besar," jelasnya.

Djati menjelaskan karakteristik lokasi yang rawan gempa Bumi dapat diidentifikasi dengan melihat adanya morfologi berupa kelurusan, yang dihasilkan oleh adanya sesar yang terbentuk di daerah tersebut. Identifikasi lain bisa dilihat melalui sejarah kegempaan di daerah tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES