Peristiwa Daerah

Disparbud Lamongan Ajak Paguyuban Yak & Yuk Jelajah Museum dan Cagar Budaya

Rabu, 23 November 2022 - 16:45 | 45.99k
Puluhan anggota Paguyuban Yak & Yuk Lamongan saat berada di Gapura Urung-Urung atau Paduraksa di Komplek Makam Sunan Sendang Dhuwur, Desa Sendang Dhuwur, Kecamatan Paciran, Rabu (23/11/2022), Foto : Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Puluhan anggota Paguyuban Yak & Yuk Lamongan saat berada di Gapura Urung-Urung atau Paduraksa di Komplek Makam Sunan Sendang Dhuwur, Desa Sendang Dhuwur, Kecamatan Paciran, Rabu (23/11/2022), Foto : Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan atau Disparbud Lamongan mengajak puluhan anggota Paguyuban Yak & Yuk Lamongan 2022 mengikuti Jelajah Museum dan Cagar Budaya di Kota Tahu Campur. 

Dengan menjelajahi Museum dan Cagar Budaya tersebut, mereka diharapkan memiliki wawasan yang luas. Sehingga mereka bisa mempromosikan Museum dan Cagar Budaya yang telah dikunjungi tersebut melalui media sosial. 

Terdapat 2 (dua) tempat yang menjadi jujukan mereka, yakni Museum Sunan Drajat Desa Drajat, Kecamatan Paciran dan Makam Sunan Sendang Dhuwur Desa Sendang, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Paguyuban-Yak--Yuk-b.jpg

Kepala Disparbud Lamongan Siti Rubikah mengungkapkan, anggota Paguyuban Yak & Yuk Lamongan dikenalkan lebih jauh jejak masa lampau di wilayah utara Lamongan. 

"Bukan hanya mengenalkan saja ke Paguyuban Yak & Yuk, tapi kami berharap mereka juga bisa mengedukasi para anak-anak muda lainya melalui komunikasi Medsos masing-masing finalis," kata Rubikah, Rabu (23/11/2022).

Di Museum yang terletak di komplek Makam Sunan Drajat, lanjut Rubikah, mereka dikenalkan koleksi peninggalan dari salah satu Wali Songo yang dimakamkan di Desa Drajat tersebut. 

"Di Museum yang dibangun pada tahun 1992 lalu itu terdapat sekitar 691 koleksi peninggalan. Ada kitab-kitab seperti Amjah, Al-Qur'an kuno kulit, naskah lontar. Juga ukiran struktur bangunan Sunan Drajat, Fosil Keramik, Pedang Sunduk, dan lain sebagainya," ujarnya. 

Selain itu juga ada Singo Mengkok, atau hewan mitologi yang konon menjadi simbol yang terukir dalam alat musik gamelan. Dimasa lampau, kata Rubikah, gamelan tersebut menjadi alat dakwah Sunan Drajat yang digunakan untuk mengiringi nyanyian atau tembang. 

"Tembang tersebut adalah tempang pangkur. Dan semua itu hanya bagian kecil, masih banyak lagi yang perlu di ketahui oleh khalayak luar. Sudah tertata rapi di Museum, silahkan kunjungi bagi para wisatawan," ucapnya. 

Lebih lanjut, Rubika menduga, jika di wilayah kompleks Sunan Drajat tersebut masih banyak menyimpan barang cagar budaya peninggalan Sunan Drajat.

"Angka 691 itu kemungkinan masih bisa bertambah, apabila terus dilakukan penggalian, semisal koin, mangkok maupun gelas. Kalau kawasan sejarah banyak kemungkinan yang bisa terjadi," tuturnya. 

Sedangkan ke Makam Sunan Sendang Dhuwur, jelas Rubikah, mereka dikenalkan sejarah perjalanan Mbah Nur Rahmat dalam menyebarkan agama Islam khususnya di Desa Sendang Dhuwur, Kecamatan Paciran. 

"Tak hanya itu, mereka juga diceritakan kisah kesaktian Sunan Sendang Dhuwur yang membawa Masjid dari Mantingan Jepara dalam waktu semalam. Serta sejumlah peninggalan Sunan Sendang Dhuwur seperti Sumur Giling dan Sumur Paidon," katanya. 

Setelah melaksanakan Jelajah Museum dan Cagar Budaya, ungkap Rubikah, anggota Paguyuban Yak & Yuk Lamongan tersebut diharuskan membuat postingan medsos meliputi vlog maupun story visual yang komunikatif mengenai jejak sejarah di dua tempat tujuan.

"Dengan begitu pengenalan wisata sejarah di Lamongan bisa optimal, tren komunikasi medsos belakangan digemari warga itu yang mulai kita maksimalkan," tuturnya. 

Disebutkan Rubikah, selain Paguyuban Yak-Yuk juga ada influencer medaos dan media massa. Seluruh rombongan berjumlah 50 orang. "Banyak yang bisa di eksplor di Lamongan. Hal ini berkat pengelolaan dan pembangunan yang terus dilakukan para wisatawan dijamin mendapat pengalaman berwisata yang lain dari pada yang lain," ujar Rubikah. 

Paguyuban-Yak--Yuk-c.jpg

Sementara itu, Pamong Budaya Disparbud Lamongan Edy Suprapto saat perjalanan menuju Makam Sunan Sendang Dhuwur menjelaskan bahwa Cagar Budaya merupakan warisan budaya yang berupa kebendaan. 

"Jenisnya ada Benda Cagar Budaya,  Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya dan Kawasan.  Sedangkan untuk Makam Sunan Sendang Dhuwur merupakan Situs Cagar Budaya. Dan saat ini sudah masuk dalam Situs Cagar Budaya Nasional," ujar Edy. 

Salah satu perwakilan anggota Paguyuban Yak & Yuk Lamongan setelah berkeliling Museum Sunan Drajat, Diyah Ayu menyampaikan, di museum tersebut terdapat ratusan peninggalan. 

"Salah satunya yang terkenal adalah Gamelan Singo Mengkok yang digunakan Sunan Drajat dalam menyebarkan agama Islam. Serta di museum juga disediakan buku-buku yang bisa dipinjam untuk pengetahuan bagi pengunjung," kata Ayu. 

Sedangkan Ailsa Shafa, yang juga perwakilan anggota Paguyuban Yak & Yuk mengajak, anak-anak muda di Lamongan maupun luar kota untuk mengunjungi Museum Sunan Drajat. 

"Sore-sore tuku degan, tak enteni yo cah. Ayo Dolan Nang Lamongan," ucap Sasa, perwakilan Paguyuban Yak & Yuk Lamongan saat diajak Jelajah Museum dan Cagar Budaya dari Disparbud Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES