Jadi Primadona Lapas Banjar, Hewan Ternak SAE Jalani Pemeriksaan

TIMESINDONESIA, BANJAR – Hewan Ternak Domba dan Kelinci menjadi primadona di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kota Banjar (Lapas Banjar) karena memiliki daya tarik dan semakin diminati oleh masyarakat Kota Banjar.
Mulai dari Walikota Banjar, Wakil Walikota Banjar beserta jajaran Forkopimda, mitra kerja, masyarakat, hingga lapisan pelajar pun antusias mengunjungi Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) di Lapas Banjar.
Advertisement
Untuk menjaga tingginya antusias dari masyarakat tersebut, sanitasi dan kesehatan hewan ternak sangatlah penting.
Ini disampaikan drh. Lela Nurlela, Medik Veteriner Ahli Muda Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar usai mengunjungi Peternakan Lapas Banjar, Jumat (25/11/2022).
"Peternakan di Lapas Banjar fokus pada pembibitan, sehingga diperlukan manajemen pembibitan yang baik," terangnya.
drh Lela menyampaikan bahwa ada Enam poin yang harus diperhatikan dalam manajemen pembibitan domba.
"Pertama, secara genetik dari bibit domba itu sendiri baik jantan ataupun betinanya harus yang sehat, berumur produktif serta memiliki turunan genetik yang bagus," paparnya.
Kedua, lanjut drh Lela, sanitasi kandang harus diperhatikan terutama pengelolaan limbah cair maupun padat.
"Pengelolaan limbah tersebut yakni adanya tempat khusus penampungan kotoran ternak sehingga dapat diolah menjadi pupuk kompos, limbah padat dimasukan dalam karung," bebernya.
Untuk poin ketiga yakni ketersediaan pakan ternak di sekitar lokasi kandang untuk mengantisipasi adanya kekosongan pakan atau keterbatasan pakan pada musim kemarau.
"Untuk pakan harus tanaman berprotein tinggi seperti tanaman odot, rumput – rumput lapang akan lebih baik
untuk meningkatkan produktifitas domba itu sendiri," tambahnya.
Poin Keempat, hygiene yang mengurus kandang, diusahakan menggunakan pakaian khusus untuk di kandang sehingga apa yang dibawa dari luar kandang tidak masuk ke dalam kandang dikhawatirkan ada bibit penyakit yang dibawa masuk ke kandang.
Kemudian poin Kelima adalah program desinfeksi kandang untuk pengendalian vektor seperti nyamuk dan lalat sebagai pembawa penyakit parasit ataupun bakteri ataupun virus.
"Nah, poin ke-enam harus diadakannya rutinitas pemberian obat cacing secara berkala setahun 3-4 kali, sehingga dapat meningkatkan konversi pakan dan makanan yang masuk efektif di cerna sehingga dapat meningkatkan produktifitas hewan ternak," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kalapas Banjar, Mohamad Maolana menerangkan bahwa Visite Dokter Hewan ke peternakan Lapas Banjar ini sangat penting bagi Lapas Banjar untuk memperoleh saran masukan dan mengecek kondisi kesehatan hewan.
"Salah satunya yang dilakukan adalah dengan penyuntikan vitamin oleh dokter, serta memperoleh informasi terkait pengelolaan dan perawatan kandang," katanya.
Maolana berujar bahwa pihaknya berupaya menjaga dan merawat domba yang telah dititipkan dari berbagai mitra kerja kepada pihak Lapas.
"Kami pastikan bahwa domba yang dititipkan dapat kami rawat dan menghasilkan indukan yang berkualitas dan bibit anakan domba yang unggul, salah satu untuk mewujudkannya adalah dengan pemeriksaan oleh Dokter hewan,” jabarnya.
Selain untuk meningkatkan kualitas peternakan di Lapas Banjar, kunjungan dan pemeriksaan kesehatan hewan dan kandang ini juga dapat meningkatkan ilmu dalam pengelolaan hewan ternak untuk dapat diaplikasikan dan dikembangkan warga binaan nantinya ketika sudah selesai menjalani masa pidana. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |