Peristiwa Daerah

Duh, Keluarga Tuna Netra di Ngadirojo Pacitan Belum Bisa Cairkan PKH

Jumat, 25 November 2022 - 14:51 | 31.20k
Keluarga miskin penyandang tuna netra sejak lahir di Ngadirojo, Pacitan ini belum bisa mencairkan bansos PKH. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Keluarga miskin penyandang tuna netra sejak lahir di Ngadirojo, Pacitan ini belum bisa mencairkan bansos PKH. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Nasib kurang beruntung dialami satu keluarga miskin yang beralamat di RT 01/RW 09, Dusun Pucang Nanas, Desa Bodag, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur belum bisa mencairkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). 

Tak hanya miskin, Tukinah, Tukijah, Tukiyem dan Prengil merupakan kakak beradik berusia lanjut yang memiliki keterbatasan fisik sejak lahir sebagai penyandang tuna netra. 

Menurut penuturan Kepala Desa Bodag, Haryono, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga miskin yang tinggal di pelosok dusun tersebut sejauh ini menggantungkan uluran tangan pemerintah. Meski kerabat kerap membantu ala kadarnya. 

"Selama ini mereka mengandalkan bantuan pemerintah dan para donatur karena tidak bisa ngapa-ngapain," katanya, Jumat (25/11/2022). 

Haryono mengaku, pihaknya sudah melakukan upaya dengan membuat surat kuasa yang dilayangkan kepada BNI, dalam hal ini sebagai penyalur bantuan sosial PKH. 

bansos-PKH-2.jpgKepala Dinsos Pacitan, Sumorohadi mengaku sudah berkoordinasi dengan BNI terkait pencairan PKH warga miskin tuna netra di Kecamatan Ngadirojo. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

"Belum berhasil, soalnya yang bersangkutan harus datang langsung ke BNI. Saldo di rekening masih ada sekitar Rp3 juta," ucapnya. 

Selain itu, tambah Haryono, bantuan sosial lain yang belum bisa diterima oleh keluarga tuna netra tersebut adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). 

"Saat ini yang bersangkutan tidak memungkinkan untuk dibawa ke kota. Kondisi akses jalan menuju rumahnya sangat sulit dilewati kendaraan, kalau jalan kaki, rasanya tidak mungkin lagi," ujarnya. 

Kendati demikian, pihak pemdes juga enggan dianggap kurang perhatian kepada warganya, Haryono meminta Dinas Sosial Pacitan dan BNI agar mempermudah jalannya proses pencairan. 

"Kasihan. Kami meminta pihak BNI untuk bisa melayani surat kuasa dari Mbah Prengil. Kondisinya tak mungkin dibawa ke kota karena sudah tak bisa ngapa-ngapain," pintanya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pacitan, Sumorohadi saat dikonfirmasi TIMES Indonesia membenarkan, jika keluarga penerima manfaat tersebut terkendala saat akan melakukan pencairan PKH. 

"Iya, itu kan kartunya diblokir, karena hilang atau apa. Untuk mengaktifkan lagi, memang yang bersangkutan harus hadir sendiri ke BNI," terangnya. 

Sebagai tindak lanjut, Sumorohadi mengaku sudah berkoordinasi kepada pendamping PKH setempat agar yang menjadi kendala selama ini bisa diatasi. 

"Kemarin sudah kami koordinasikan. Uangnya ada tapi tidak bisa diambil. Tapi selama ini terus intensif komunikasi dengan BNI," jelasnya. 

Dia juga menyebutkan, sejumlah kasus lansia dan penyandang disabilitas belum bisa mencairkan bansos kerap ditemukan. Kendalanya adalah persyaratan administrasi seperti hilang dan habis masa berlaku atau keblokir. 

"Tapi selama ini ada saja kendala dari KPM seperti fotonya hilang sehingga memperlambat pencairan mereka sendiri. Kalau mau datang ke BNI bisa langsung diaktifkan kembali kartunya," papar Sumorohadi menanggapi adanya laporan satu keluarga tuna netra di Kecamatan Ngadirojo Pacitan belum bisa mencairkan bantuan PKH. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES