Karya Seni Lukis Jogja Disability Art Terpampang Apik di Taman Budaya Yogyakarta

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Bentuk penghormatan besar terhadap para penyandang difabel, mahasiswa dari Fakultas Hukum (FH) UGM menggelar acara Pameran Seni Lukis Jogja Disability Art (JDA) Collection bertema '77 Wajah Indonesia' yang berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Acara tersebut berlangsung selama tiga hari pada tanggal 25 hingga 27 November 2022. Dari hasil karya yang terpajang tersebut, beberapa di antaranya adalah hasil karya para penyandang difabel (down syndrome).
Advertisement
Event pameran seni lukis yang digelar setiap tahunnya oleh mahasiswa FH UGM ini telah dibuka pada Jumat (25/11/2022) dan terbuka secara umum bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan karya-karya seni lukis dari 30 seniman-seniman handal maupun karya dari kaum difabel.
Vice Project Officer 77 Wajah Indonesia, Haura Rajwa menerangkan, event 77 Wajah Indonesia tersebut merupakan gelaran event tahunan dari FH UGM dengan mengundang para seniman dari kota Yogyakarta maupun luar Yogyakarta untuk terlibat dalam karya seni lukis ini.
Selain itu juga, dijelaskan Haura bahwa event ini pun juga menjadi bagian dari charity kepada teman-teman Jogja Disability Art untuk bisa sama-sama menyumbangkan beberapa karya-karya seni lukis dari mereka yang tentu sangat dinantikan pada pameran ini.
"Ini bagian dari charity kami (FH UGM) kepada teman-teman Jogja Disability Art dan bekerjasama dengan penyandang difabel terutama down syndrome untuk menampilkan karya yang mereka buat. Karya mereka ada 5 yang ditampilkan di pameran ini," ujar Haura saat ditemui di TBY.
Soal keterlibatan kaum difabel dalam pameran tersebut, pihaknya sempat diberikan pesan mendalam oleh pihak Jogja Disability Art bahwa seni kurang mendapatkan apresiasi apalagi dari kaum difabel. Sehingga, hal inilah yang membuat hatinya tergerak serta sebagai bentuk penghormatan besar kepada kaum difabel melalui karya-karya seni lukis.
"FH UGM memberikan penghormatan besar kepada Jogja Disability Art dan penyandang difabel. Karya mereka pun luar biasa meski konsep seni mereka berupa abstrak namun mereka pantas mendapatkan semuanya," tegasnya.
Dirinya menambahkan, meski gelaran event pameran seni lukis tersebut diinisiasi oleh mahasiswa hukum, namun ia menampik jika mahasiswa dari Fakultas Hukum tidak mampu memberikan sumbangsihnya terhadap event Art Exhibition seperti ini.
Motivasi serta tujuan utamanya adalah membuka pintu baru seluas-luasnya kepada mahasiswa hukum UGM bahwa art atau seni bisa dilakukan dari berbagai bidang atau latar belakang jurusan.
"Kami semua memang dari Fakultas Hukum dan bukan dari Fakultas Seni ya, tapi kegiatan pameran ini bisa menjadi wadah untuk teman-teman FH untuk menunjukkan bahwa kita bisa menggelar Art Exhibition selama tiga hari," imbuhnya.
Project Officer 77 Wajah Indonesia, Muhammad Tristan menambahkan, pameran karya seni lukis JDA ini juga bagian dari bentuk apresiasi seni serta pengabdian kepada masyarakat. Fungsi pengabdian masyarakat ini, salah satunya dengan memanefestasikan spot khusus bagi Jogja Disability Art.
Menurutnya, keterlibatan mereka ini sangat membantu karena mereka cukup welcome kepada pihaknya dan sangat antusias mengikuti pameran seperti ini.
"Dan juga membuktikan bahwa kami memberikan tempat untuk teman-teman difabel. Inilah Wajah Indonesia yang sebenarnya, bukti sebuah karya seni bisa dilakukan oleh siapapun tanpa harus saling membedakan," tutup Tristan, mahasiswa FH UGM ini dalam Jogja Disability Art di Taman Budaya Yogyakarta. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |