
TIMESINDONESIA, SLEMAN – PDAM Tirta Sembada Sleman diketahui sebagai penyedia air bersih kepada masyarakat. Juga, memproduksi Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK dengan merek dagang Dari Air Kaliurang (Daxu). Namun, siapa sangka ternyata PDAM Sleman ini juga melayani jasa maklon AMDK merek lain yang dipesan pihak ketiga. Hanya, pemesanan masih dalam jumlah terbatas.
"Ya, kami memang melayani jasa maklon. Namun dengan syarat tertentu dan jumlah tertentu pula (terbatas)," kata Direktur PDAM Sleman, Dwi Nurwata SE MM kepada TIMES Indonesia, Senin (28/11/2022).
Advertisement
Menurut Dwi, maklon sendiri merupakan istilah yang memang masih sangat asing. Istilah ini diambil dari Bahasa Belanda yaitu makloon, yang berarti manufacturing fee. Kemudian, diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi maklon.
Direktur PDAM Tirta Sembada Sleman, Dwi Nurwata SE MM. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
"Maklon adalah salah satu jenis jasa yang berkaitan dengan produksi suatu barang yang berguna untuk pihak lain. Dengan kata lain jasa maklon adalah salah satu jenis jasa yang menawarkan atau menyediakan produksi barang guna dipakai pihak lain. Kami juga memproduksi air untuk AMDK merek lain dan itu dibenarkan oleh Undang-undang," terang Dwi.
Dwi menerangan, dahulu PDAM Sleman mengawali usaha AMDK Daxu dengan memakai jasa maklon atau membeli atau memesan pada pihak ketiga. Namun, kini PDAM Sleman melayani jasa maklon bagi pihak ketiga yang membutuhkan jasanya.
Menurut Dwi, pihak ketiga yang bekerjasama dengan PDAM itu merupakan pemilik salah satu merek AMDK yang cukup terkenal di Jawa Barat. "Perusahaan yang eksis sejak tahun 2012 ini memandang kualitas AMDK produksi PDAM Sleman cukup baik. Selain itu AMDK yang dipesan, dikemas dan dilabeli merek mereka akan dipasarkan di wilayah Jawa Tengah," terang Dwi.
Dwi mengakui, sebetulnya banyak keuntungan yang didapat oleh PDAM Sleman dengan sistem ini. Salah satunya adalah tidak perlu menyiapkan kemasan ataupun merchandise-nya.
"Kalau pyur bisnis, sistem ini memang cukup menguntungkan, karena hanya menyediakan air saja. Proses distribusinya cepat, mereka ambil langsung melempar ke pasar. Apalagi secara financial pihak ketiga ini juga lancar sekali pembayarannya," jelasnya.
Meski mekanisme maklon yang diterapkan PDAM Sleman cukup menjanjikan keuntungan, namun Dwi mengaku membatasi jumlah produksi untuk pesanan jenis ini.
"Selain itu, perjanjian terkait jasa maklon tersebut sebentar lagi, November ini atau Desember nanti akan berakhir. Jika pihak ketiga sepakat dengan penyesuaian harga AMDK produksi PDAM Sleman, kerjasama ini bisa dilanjutkan. "Saat ini mereka tengah pikir-pikir," ungkapnya.
Dwi menjelaskan, untuk jasa maklon pihaknya memang memberlakukan pembatasan produksi. Sebab, sesuai dengan regulasi tugas utama PDAM Sleman adalah melayani penyediaan air bersih dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah.
Sehingga, meski boleh berinovasi dan mengembangkan berbagai usaha berbasis air. Namun, tujuan utamanya adalah memberikan akses pelayanan air bersih yang terbaik bagi masyarakat. Dengan kata lain tidak sekedar mencari untung semata.
"PDAM tidak hanya fokus kepada profit oriented untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Namun keberadaan PDAM juga sosial oriented yang bertujuan untuk kehidupan sosial masyarakat," terangnya.
Sehingga, jika pengembangan usaha yang dilakukan menghasilkan keuntungan, tidak ada artinya jika masih sering menerima komplain terkait tugas utamanya melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat pelanggan PDAM.
"Karena itu, kami juga terus berupaya mengoptimalkan pelayanan yang ada. Jangan sampai timbul pertanyaan, pengembangan usaha (bisnisnya) berhasil. Tetapi disisi yang lain pelayananannya masih belum prima, banjir komplain serta banyak keluhan menyangkut tugas utamanya tadi. Sehingga, akan sangat lucu jadinya. Itu yang kami harus hindari. Kami terima maklon AMDK tapi jumlahya kami batasi," tutur Direktur PDAM Sleman, Dwi Nurwata menerangkan tentang jasa maklon AMDK. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Amar Riyadi |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |