Banjir Jepon Blora 20 Tahun Lalu Berulang, Ketinggian Air Capai 1 Meter

TIMESINDONESIA, BLORA – Banjir besar pada tahun 2002 terulang kembali 20 tahun kemudian. Selasa (29/11/2022) kemarin, Kelurahan/Kecamatan Jepon, kabupaten Blora, Jawa Tengah terendam banjir yang cukup besar.
Dari pantauan TIMES Indonesia di lokasi, banjir rata rata setinggi 1 meter menggenangi ratusan rumah warga, pusat wisata kuliner serta pasar. Banjir terjadi kurang lebih 3 jam dan meninggalkan sejumlah pekerjaan rumah yakni tumpukan lumpur serta kerugian harta benda.
Advertisement
Setelah banjir surut, sekitar pukul 21:00 WIB, tampak warga sibuk evakuasi barang, dan para pemilik lapak di dalam Pasar Jepon pun juga berdatangan untuk menyelamatkan barang dagangan. Selain itu tampak pula para Pedagang Kuliner yang sempat tutup, mulai datang lagi untuk berjualan makanan basah yang sudah dimasak dan belum sempat terjual.
Suasana Bendungan Sambong Pelem Kidangan Jepon ketika Banjir, Bendungan ini berfungsi mengatur debit air sungai. (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia)
Banjir merata di pusat Kecamatan Jepon ini terjadi cukup luas yang meliputi titik Pasar, Dukuh Sawahan, Pelangan, Patinan, Kidangan, Pelem, dll.
Gatot (42) salah satu warga Kelurahan Jepon yang rumahnya persis disamping sungai mengatakan bahwa banjir berdurasi 3 jam tersebut, merendam isi rumahnya hingga setinggi 1 meter.
"Akibat hujan dan deras dan cukup lama, sekitar jam 17:00 WIB perlahan air mulai masuk rumah. Karena sangat cepat, banyak yang belum sempat saya evakuasi. Surat surat sudah aman, tempat tidur basah dan Motor terendam," ucapnya.
Gatot melanjutkan bahwa banjir tampak mulai surut sekitar pukul 20:00 WIB. Gatot mengatakan dampak dari banjir ini adalah meninggalkan lumpur yang cukup tinggi di dalam rumah hingga ketinggian 15 CM.
"Harapan saya mungkin dari Pemerintah ditinjau ulang untuk hulu dan hilir sungai. Mungkin petugas penjaga bendungan di Sambong Pelem Kidangan harus selalu stand by jika hujan deras. Jangan sampai nunggu banjir baru pintu bendungan dibuka semua.Jangan baru ditelpon pihak dinasnya baru dibuka bendungan. Terus PLN juga kurang sigap, dimana banjir lagi tinggi tingginya, aliran listrik masih menyala, soalnya bahaya takut ada korsleting," ungkapnya.
Gatot juga berharap kedepan pihak pihak terkait lebih tanggap. Jangan menunggu surut baru datang.
"Banjir sudah tinggi, pintu bendungan baru dibuka semua, ya telat itu. Harusnya petugas jaga senantiasa stand by. Soalnya rata rata penyebab banjir karena Bendungan tak kunjung dibuka ketika hujan deras," keluhnya.
Sementara itu Mbah Sutiyem (70), salah satu pedagang Kuliner malam Pasar Jepon mengatakan bahwa banjir kali ini hampir sama seperti tahun 2002.
"Tadi baru buka dasar dagangan, air mulai berdatangan kok semakin tinggi. Kejadian ini mengingatkan saya waktu dagang 20 tahun lalu. Hampir sama banjirnya, namun agak sedikit besar jaman dulu. Ya akhirnya belum sampai melayani pembeli, langsung ringkes-ringkes dagangan, bawa pulang," Jelasnya.
Mbah Sutiyem Pedagang Kuliner Malam Pasar Jepon, Blora. (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia)
Mbah Sutiyem mengatakan lanjut kembali berdagang pasca banjir surut, karena sudah terlanjur mengeluarkan modal. Dirinya berharap tidak ada banjir susulan.
"Tadi sempat tutup dan kini buka laki mulai jam 21:00 WIB. Mau ga mau jual makanan basah. Kalau tidak dijual saya bisa merugi. Semoga aman lah," terangnya.
Lansia yang sudah berjualan hampir 30 tahun di Pasar Jepon berharap Pemerintah Kabupaten tanggap akan nasib warga Kelurahan Jepon yang sebagian besar berprofesi sebagai pedagang.
"Pak Bupati, ini kami warga dan Pedagang kebanjiran. Mohon Bantuannya. Ini saya dagang belum laku sudah kena banjir," pintanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |