Ada Gerbong Trem Pengingat Sejarah di Kayutangan Heritage Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Ada yang baru di kawasan Kayutangan Heritage Malang, tepatnya ada di zona tiga. Berada persis di pusaran patung Chairil Anwar, terdapat gerbong Trem yang menyerupai gerbong zaman dulu.
Hal ini ternyata dibangun oleh Pemkot Malang pada Minggu (27/11/2022) sebagai pengingat bahwa kawasan tersebut menjadi titik lokasi sejarah jalur trem penghubung wilayah Pasuruan-Malang tahun 1914 di era penjajahan Belanda.
Advertisement
Dari pantauan TIMES Indonesia, gerbong Trem berwarna merah dan abu-abu tersebut memiliki tinggi sekitar satu meter dengan panjang gerbong sekitar tiga meter yang dipasang tepat di pedestrian.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto mengatakan, bangunan itu memang dibuat sebagai penanda agar masyarakat tahu bahwa kawasan Kayutangan memiliki jejak historis yang panjang.
Sebelumnya, pembangunan Kayutangan Heritage yang terbagi dalam tiga zona tersebut, sejak tahun 2021 lalu secara bertahap telah ditemukan sebuah jalur trem mulai dari zona satu, dua dan tiga.
Terakhir, pada zona tiga, trem yang terpendam di sepanjang Jalan Basuki Rahmat itu ditemukan pada Rabu (19/10/2022) lalu saat pemasangan ulang batuan andesit.
Jalur trem sepanjang 8 hingga 10 meter tersebut diduga menjadi lintasan trem yang menjadi satu jalur dengan yang telah ditemukan pada zona satu (Avia) dan zona dua (simpang empat Rajabally).
"Akhirnya kami membuat replika gerbong itu disana sebagai penanda kawasan itu punya sejarah panjang," ujar Dandung, Jumat (2/12/2022).
Dandung mengakui, gerbong Trem hanya akan terpasang di zona tiga itu saja. Nantinya, bisa menjadi lokasi swafoto bagi para pengunjung Kayutangan Heritage.
"Cuma satu di bangun disitu saja. Itu sebenarnya bukan replika kereta, jadi itu replika trem jaman Belanda. Bentuknya tidak sama persis memang, tapi kami buat selayaknya trem kala itu," ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga berencana akan membangun empat boks telepon sebagai hiasan untuk pendirian lampu di kawasan tersebut.
Saat ini, rencana tersebut masih dalam proses pengadaan dan ditargetkan bakal rampung pada 26 Desember 2022 mendatang.
"Sekarang yang masih berproses itu lampu, nanti ada empat titik lampu yang dilengkapi dengan boks telepon, tapi bukan beneran. Jadi replika sebagai dekorasi saja," pungkasnya.
Sebagai informasi, trem yang ada bada zaman kolonial Belanda tersebut diawaki oleh Malang Stroomtram Maafschappij (MSM) yang terpusat di kawasan Blimbing dan Jagalan.
Panjang lintasan seluruhnya diperkirakan mencapai sekitar 6 kilometer. Kala itu, Belanda sudah membuka jalur kereta ini sejak 15 Februari 1903 dan ditutup kisaran pada tahun 1959 silam.
Sebetulnya, saat era kepemimpinan Wali Kota Malang, Sugiono saat itu lintasan trem masih terlihat. Hingga akhirnya, untuk alasan keamanan pengendara pun lintasan trem tersebut ditutup dengan aspal.
Dulunya, fungsi lintasan rel trem ini sangat strategis. Kayutangan dulunya merupakan kawasan pusat perdagangan, sentra produksi dan pemukiman warga Belanda dan Eropa. Selain membawa muatan barang, trem ini juga dulunya memuat orang dengan jalur lintasan tertentu.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |