Peristiwa Daerah

PWNU Jatim Gelar Halaqah Fikih di Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo

Senin, 05 Desember 2022 - 16:29 | 97.17k
Ketua PWNU Jatim, KH. Marzuqi Mustamar, dan Wakil Rais PWNU Jatim, KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. (Foto: Ponpes Genggong for TIMES Indonesia)
Ketua PWNU Jatim, KH. Marzuqi Mustamar, dan Wakil Rais PWNU Jatim, KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. (Foto: Ponpes Genggong for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOPWNU Jatim menggelar Halaqah Fikih di Ponpes Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Senin (5/12/2022). Itu bertujuan untuk membumikan dan mempertahankan hukum-hukum Islam di tanah air Indonesia.

Halaqah Fikih dan Usul Fikih yang menyongsong tema "Dinamika Penetapan Hukum Islam dalam Menjawab Masa'il Furu'iyah" ini, dihadiri langsung Ketua PWNU Jatim, KH. Marzuqi Mustamar, dan Wakil Rais PWNU Jatim, KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, dan sejumlah undangan dan pengurus PCNU se Tapal Kuda.

Advertisement

Dalam sambutannya, Kiai Mutawakkil menyampaikan, halaqah tersebut digelar untuk menguatkan ketentuan-ketentuan hukum Islam di tengah-tengah masyarakat ala Ahlussunnah Waljamaah.

Karena, menurutnya, banyak saat ini yang mengemas fikih tapi prosesnya tidak sesuai dengan Ahlussunah Waljamaah, terutama kelompok-kelompok wahabi salafi. Sehingga memicu promblem di tengah-tengah masyarakat.

"Tema Halaqah ini sangat aktual. Guna mempertahankan, dan membumikan hukum Allah di tanah air Indonesia. Sehingga nantinya bermanfaat pada masyarakat," ungkap Ketua MUI Jatim.

PWNU-Jatim-b.jpgKH. Marzuqi Mustamar, dan KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah saat memberikan cinderamata. (Foto: Ponpes Genggong for TIMES Indonesia)

Sementara itu, Kiai Marzuqi menyampaikan, halaqah ini mengkaji berbagai persoalan yang biasa muncul di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dapat menentukan posisi dan sikap PWNU dalam menyikapi keadaan tersebut.

"Tentu sebelum bersikap, kita harus mempertimbangkan berbagai aspek sehingga nanti keluar sebuah fatwa," katanya.

Seperti halaqah internasional yang dihadiri oleh representasi ulama di masing-masing negara. Sehingga, hasil dari forum diskusi itu menjadi kesepakatan muslim dunia.

"Misalnya soal nikah menggunakan telp. Bagaimana dengan videocall atau alat komunikasi lainnya. Ini perlu disikapi. Sehingga halaqah ini untuk merespon kemajmukan dan perkembangan zaman," paparnya.

Sejatinya, halaqah ini bisa dilakukan di tingkat MWC. Kemudian hasil pembahasan itu dibawa ke tingkat PCNU, dilanjutkan ke tingkat PWNU hingga memungkinkn di tingkat nasional atau PBNU. Sehingga persoalan itu dikaji dari berbagai sudut pandang argumentasi dengan latar dinamika kehidupan yang berbeda-beda.

"Agar hasilnya nanti, jika samoai pada tingkat internasional bisa menjadi kesepakatan muslim dunia. Sehingga tidak bisa terbantahkan lagi hasil dari halaqah internasional itu," paparnya.

Sedangkan ketua penyelenggara Kick Off One Abad NU pada PWNU Jatim, Gus Salam menyampaikan, halaqah tersebut merupakan kali pertama dilakukan dengan mendatangkan para kiai intelektual dari masing-masing daerah. Agar nantinya, bisa membawa hasil ini pada masing PCNU untuk diterapkan.

"Metode yang diterapkan disini nanti bisa dibawa dan diterapkn pada masing-masing PCNU agar bisa juga menyelenggarakan," ungkapnya.

Usai sambutannya, dilanjutkan dengan pembukaan forum diskusi, yang dihadiri langsung sebagai pembicara, KH Afifuddin Muhajir, KH Abd Ghofur Maimun, dan KH Muhibbul Aman Aly. Itulah serangkaian Halaqah Fikih di Ponpes Zainul Hasan Genggong bersama PWNU Jatim.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES