Thomas Sutasman, Guru dan Penulis Produktif Cilacap Terbitkan Antologi Puisi

TIMESINDONESIA, CILACAP – Guru yang juga penulis buku termasuk langka di Cilacap. Mungkin hanya Thomas Sutasman. Guru sekaligus Kepala SMP Pius Cilacap ini terbilang penulis yang produktif.
Dalam satu tahun, ia sudah menelurkan 5 buku. Sebut saja diantaranya Jejak-jejak Sejarah Cilacap, Soekardjo Wirjopranoto, dari Kesugihan sampai dengan New York, dan Antologi Puisi: Nak, Kukirim Puisi Untukmu.
Advertisement
Buku-buku yang ditulis Thomas merupakan karya sejarah, khususnya sejarah Cilacap yang memang literaturnya sedikit.
Bersama Komunitas Tjilatjap History, Thomas getol mencari arsip maupun tulisan-tulisan tentang Cilacap. Ia juga berburu hal itu melalui internet atau membeli langsung bahan-bahan tersebut dan mendokumentasikannya guna keperluan pameran atau referensi para pelajar atau mahasiswa yang sedang dalam rangka penulisan/karya ilmiah tentang sejarah Cilacap.
Setelah sukses membuat karya tulis di buku Jejak-jejak Sejarah Cilacap dan Soekardjo Wirjopranoto, dari Kesugihan sampai dengan New York, Thomas kembali membuat tulisan, namun berbentuk puisi.
Puisi-puisi karyanya itu ia tuangkan dalam antologi puisi berjudul Nak, Kukirim Puisi Untukmu dengan 74 halaman.
Awal mula membuat buku tersebut, menurut Thomas karena banyaknya antologi puisi yang ia ikuti selama ini.
"Banyak antologi puisi yang saya ikuti. Dari antologi-antologi puisi itu, saya coba kumpulkan untuk menjadi buku. Puisi-puisi itu buatan saya sendiri," ungkap Thomas kepada TIMES Indonesia, Kamis (15/12/2022) dan Sabtu (17/12/2022).
Buku tersebut, kata Thomas, berisi antologi puisi dan 41 puisi yang ia tulis sendiri hampir lebih dari satu tahun lamanya, kemudian ia dokumentasikan menjadi buku.
"Secara keseluruhan, puisi-puisi saya ini adalah hasil refleksi kerja keras saya sebagai pendidik selama ini dan judulnya pun mengarah kepada anak didik," ungkapnya.
Puisi-puisi tersebut oleh Thomas dibuat dalam berbagai macam tema. Tujuannya untuk menggugah atau menginspirasi para pembaca, khususnya anak-anak SD dan SMP.
Bermacam tema yang bisa diselami anak-anak saat membaca puisi, menurutnya antara lain religius, nasionalisme, cinta namun realistis, yang ditulis dengan diksi-diksi atau bahasa yang sederhana.
"Jadi puisi-puisi ini ketika dibaca oleh anak-anak bisa menangkap maksudnya apa dan dapat menafsirkan serta memahami. Selain itu, ada pesan kebajikan berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang saya sampaikan kepada anak-anak," jelasnya.
Dalam buku tersebut pula terdapat puisi dengan sedikit percakapan.
"Anak-anak seperti membaca tanya jawab atau percakapan, sehingga akan lebih mengena ketika membacanya dan tidak terlalu panjang," tandasnya.
Diharapkan, setelah membaca buku ini bisa menginspirasi dan anak-anak nantinya mempunyai inisiatif untuk berbuat kebajikan dalam hidup.
Untuk ide dalam penulisan sebuah puisi, Thomas mengaku muncul secara tiba-tiba.
"Ketika ada sesuatu hal yang saya renungkan atau refleksikan itu saya bahasakan, maka saya tulis, dan ide-ide penulisan puisi ini muncul seketika. Bisa dalam 10 menit saya menulis 2 puisi, dan ketika saya ingin menulis sesuatu saya mencari sumber untuk bahan referensi saya," katanya.
Terkadang ia juga mendapat kesulitan saat akan membuat puisi.
"Ketika saya akan menuliskan sesuatu, kadang saya tidak punya ide," ucap dia.
Terkait penerbitan buku tersebut, Thomas mengatakan bahwa buku ini tidak diperjualbelikan.
"Saya cetak buku ini lumayan banyak, tapi tidak untuk diperjualbelikan. Buku ini saya berikan untuk kenang-kenangan kepada siapapun yang mau," tuturnya.
Thomas ternyata tidak hanya menerbitkan buku-buku literatur yang bersifat umum, namun juga menerbitkan sejumlah buku yang ia tulis sendiri, seperti buku Matematika, spritualitas, pendidikan, dan sejarah khususnya di Cilacap.
"Buku karya saya saat ini ada 5, masing-masing berbeda dan saya bekerja sama dengan penerbit dari Yogyakarta," ucap Thomas.
Di antara 5 buku hasil karya Thomas Sutasman ada yang menjadi best seller, yakni Jejak-jejak Sejarah Cilacap yang terjual hingga 1.500 eksemplar.
"Dan sudah diterbitkan Dinas P dan K Cilacap, meski telah berganti nama dan dicetak sampai 1.500 eksemplar," ungkapnya.
Tentang judul antologi puisi Nak, Kukirim Puisi Untukmu yang mirip-mirip pesan Sukarno, Kutitipkan Bangsa dan Negeri Ini Untukmu, Thomas terus terang mengaku bahwa ia memang pengagum berat Presiden pertama RI tersebut.
"Ya, saya memang pengagum berat Bung Karno," tandasnya memungkasi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |