Peristiwa Daerah

Kahmi Forum Inginkan Malang Raya Kompak, Pakar UB: Butuh Internalisasi Kebijakan

Jumat, 23 Desember 2022 - 08:10 | 74.53k
Diskusi akhir tahun Kahmi Forum bertema 'Meneropong Arah Pembangunan Malang Raya & Perkembangannya Menuju Daerah Metropolitan di Masa Depan'.
Diskusi akhir tahun Kahmi Forum bertema 'Meneropong Arah Pembangunan Malang Raya & Perkembangannya Menuju Daerah Metropolitan di Masa Depan'.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – "Semua ingin. Saya yakin semua pimpinan daerah Malang Raya ini ingin ada corporate leadership bersama," ucap Wabup Malang Didik Gatot Subroto, dengan mimik serius dalam diskusi akhir tahun Kahmi Forum.

"Sama persis seperti keinginan Kahmi se Malang Raya ini kan. Makanya kami berharap cita-cita mulia ini terus didorong bersama. Termasuk oleh Kahmi Malang raya ini," tambah Didik.

Advertisement

Obrolan bertema "Meneropong Arah Pembangunan Malang Raya & Perkembangannya Menuju Daerah Metropolitan di Masa Depan" ini berlangsung gayeng. Acara yang dihelat Rabu,  21 Desember 2022 ini merupakan bentuk refleksi dan outlook Malang Raya secara bersamaan. 

Karenanya Kahmi Forum juga menghadirkan banyak pihak. Setidaknya semua unsur pentahelix hadir. Ada pemerintahan, kampus, civil society (NU, Muhammadiyah), media, dan pelaku ekonomi. 

Langkah konkret pun perlu segera dijalankan. Bukan hanya terus dalam tataran wacana. "Sejak tahun 2000 ikhtiar corporate culture pemda Malang Raya ini telah digagas. Terlebih untuk corporate leadership, policy, dan vision. Namun mengimplementasikannya sangat susah. Ego sektoral masih sangat mendominasi. Untuk itu dorongan seberat apapun harus tetap dilakukan, meski kadang mandek di ego masing-masing pengambil keputusan," ucap Khoirul Anwar, pemandu forum ini.

Wabup Malang pun mengamini. Ia menyampaikan bahwa corporate culture di Malang Raya ini sangatlah penting. Apalagi untuk bersama-sama menuju ke gerbang metropolitan bersama," kata Didik.

Malang-Raya-Kompak-2.jpg

Tentu, sambung Didik, semua bisa dilakukan dengan menyiapkan bersama blueprint-nya. Lalu dibarengi dengan membikin sesuatu yang sederhana bersama-sama.

"Mengapa tidak misalnya pemda se Malang Raya ini bikin loket pelayanan bersama untuk melayani warga se Malang Raya. Soal teknis administrasi kan mudah dengan peradaban teknologi informasi yang sangat luar biasa sekarang," kata Didik.

Hal yang sederhana ini bisa menjadi awal yang baik untuk memulai. Tentu sebelum melangkah ke hal yang besar. Baik itu berupa infrastruktur maupun kebijakan. 

"Tidak ada yang tidak mungkin dalam hal ini," tandas Didik.

Dekan FIA UB Andy Fefta Wijaya PhD juga sepaham. Dalam pandangannya, untuk Malang Raya kolaboratif ini perlu platform bersama. 

"Unsur pentahelix yang ada perlu kolaborasi lebih intens. Tidak hanya antar unsur pentahelix di satu pemda saja, tapi juga antar pentahelix di Malang Raya ini," kata pakar kebijakan publik UB ini.

Caranya? Mencari irisan di semua sektor kebijakan pemda Malang Raya ini. "Apa sudah ada irisan itu. Kita cari yang sama. Lalu disatukan kesamaan itu sebagai bentuk collaborative goverment di Malang Raya ini," jelas Andy.

Dengan kolaborasi tiga pihak itu, setidaknya akan tersampaikan kesan Malang Raya Kompak. Malang Raya in harmony yang tidak hanya sekedar seremonial, tapi menginternalisasi.

"Hal sederhana misalnya. Bikin rute sepeda bersama di jalan lintas Malang Raya. Jalannya sudah ada, bisa dibuat rutenya. Jadi tidak hanya di Kota Malang saja yang ada, tapi juga menembus jalan-jalan tiga wilayah," ucap Andy mencontohkan.

Sementara, Koordinator Presidium MD Kahmi Kota Malang Lutfi J. Kurniawan, mengatakan, perlunya Pemimpin Daerah di Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu) untuk duduk bersama membangun kesepahaman dan komitmen untuk mengkolaborasikan pembangunan yang terintegrasi.

"Melihat perkembangan kota saat ini, sudah waktunya pemimpin daerah di Malang Raya duduk bareng bicara visi besar untuk peningkatan pelayanan masyarakat dan kemajuan daerah," katanya. 

Karenanya, Lutfi mengatakan bahwa hasil dikusi ini nantinya dirumuskan poin-poin rekomendasi yang akan disampaikan ke Pemda Malang Raya.  

Diskusi ini dihadiri pula oleh Staf Ahli Walikota Malang Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan SDM Alie Mulyanto, Dosen FISIP UB Ahmad Imron Rozuli, Wakil Rektor 3 Unira Malang Hasan Bisri, dan Ketua Aliansi Jurnalis Independen Malang Raya M. Zainuddin. 

Selain itu, diskusi Kahmi Forum ini juga dihadiri oleh Anggota DPRD Kota Malang yakni Harvard Kurniawan dan Suryadi. Serta sejumlah aktivis Ormas dari unsur PCNU, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang dan aktivis mahasiswa di Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES