Peristiwa Daerah

Amankan Perayaan Natal 2022, GP Ansor Jombang Siapkan Seribu Pasukan Banser

Sabtu, 24 Desember 2022 - 10:31 | 79.69k
Taufiqi Fakkarudin Assilahi ketua PC. GP Ansor Jombang. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Taufiqi Fakkarudin Assilahi ketua PC. GP Ansor Jombang. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Sekitar seribu pasukan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) telah disiapkan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Jombang (PC.GP Ansor Jombang) dalam pengamanan perayaan Hari Natal 2022

Pasukan doreng itu milik Nahdlatul Ulama itu rencananya akan disebar ke berbagai tempat peribadahan umat Kristiani yang ada di kota santri pada perayaan Natal 2022 bersama personel TNI dan Polri. 

Advertisement

"Yang jelas kami telah menyiapkan seribu pasukan Banser. Apakah mereka semua akan diturunkan? Itu tergantung permintaan dari pihak Polri sebagai koordinator sekaligus penanggung jawab pengamanan Perayaan Natal 2022. Kami akan selalu siap jika dimintai bantuan terkait keamanan," kata Taufiqi Fakkarudin Assilahi ketua PC GP Ansor Jombang, Sabtu (24/12/2022). 

Menurut pemuda yang akrab disapa Gus Fiqi ini, keterlibatan Ansor dan Banser dalam penjagaan Gereja tersebut sebagai bentuk toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Hal itu juga merupakan bagian dari ajaran agama Islam yang selalu mengajarkan kebaikan kepada siapapun. 

"Jiwa toleransi itu harus tetap ditanamkan dalam hati. Meskipun mereka tidak seiman dengan kami, setidaknya mereka masih sebangsa dengan kita. Mereka patut mendapatkan keamanan di Negeri ini," terangnya. 

Toleransi GP Ansor dan Banser

Gus Fiqi sangat yakin kegiatan menjaga gereja tak akan memudarkan keimanan dari anggota Ansor dan Banser sedikitpun. Justru akan menambah rasa toleransi dan prinsip dalam moderasi beragama. 

Seperti yang diketahui, moderasi beragama merupakan cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. 

Ekstremisme, radikalisme, ujaran kebencian (hate speech), hingga retaknya hubungan antarumat beragama, merupakan problem yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. 

"Indonesia ini beragam, kemajemukan itu tidak bisa hanya disikapi dengan prinsip keadilan. Namun, juga harus diimbangi dengan prinsip kebaikan," ujar Gus Fiqi. 

Setelah itu, sikap moderat dan moderasi ialah suatu sikap dewasa yang baik dan yang sangat diperlukan.

Radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan, termasuk ujaran kebencian atau caci maki dan hoaks, terutama atas nama agama, adalah kekanak-kanakan, jahat, memecah belah, merusak kehidupan, patologis, tidak baik dan tidak perlu. 

Lebih lanjut Gus Fiqi menerangkan, jika keragaman dalam beragama itu niscaya, tidak mungkin dihilangkan. Ide dasar moderasi adalah untuk mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Jika dielaborasi lebih lanjut, ada beberapa alasan utama mengapa perlu moderasi beragama. 

"Selain toleransi, Kader Ansor dan Banser juga harus menanamkan jiwa moderasi beragama. Toleransi dan moderasi tak perlu lagi diperdebatkan dalam hal teori. Namun, Ansor dan Banser Jombang sudah memulainya dari tindakan yang nyata," ujar Gus Fiqi selaku ketua PC GP Ansor Jombang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES