Thalasemia di Kota Tasikmalaya Capai 280 orang, Kebutuhan Darah Bulanan Tinggi

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Penyandang Thalasemia di Kota Tasikmalaya mencapai 280 orang. Setiap bulannya mereka membutuhkan darah sekitar 550 sampai 600 labu darah.
Ketua Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Tasikmalaya Winne menyebut dari 280 penyandang Thalasemia, 100 orang penyandang berada di Kota Tasikmalaya dan 180 orang di Kabupaten Tasikmalaya.
Advertisement
Thalasemia, menurut Winne, merupakan suatu penyakit keturunan yang diakibatkan oleh kegagalan pembentukan salah satu dari empat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin, sehingga hemoglobin tidak terbentuk sempurna.
Tubuh penderita tidak memiliki kemampuan untuk dapat membentuk sel darah merah yang normal, sehingga sel darah merah mudah rusak atau berumur pendek kurang dari 120 hari dan terjadilah anemia.
Thalasemia dapat mengganggu kerja hemoglobin atau sel darah merah. Fungsi utama hemoglobin untuk menghantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Maka dari itu, penderita thalasemia sudah pasti mengalami kekurangan oksigen, kadar oksigen di seluruh tubuhnya rendah dan berdampak buruk bagi kesehatannya.
"Sebanyak 280 penyandang thallsemia di Tasikmalaya, setiap bulannya para penyandang Thalasemia membutuhkan sekitar 550 sampai 600 labu darah,"ungkap Winne usai acara Silaturahmi Keluarga Donor Darah (KDD)-POPTI yang digelar PMI Kota Tasikmalaya di Gedung Juang Tasikmalaya, Senin (26/12/2022).
Kebutuhan Darah Pengidap Thalasemia
Kebutuhan transfusi darah setiap penyandang Thalasemia menurut Winne sangat beragam ada yang satu bulan bahkan ada yang dua minggu sekali dalam setiap bulannya.
Ketua POPTI Tasikmalaya Winne saat memberikan keterangan kepada TIMES Indonesia.
Dirinya mengimbau dan meminta kepada seluruh masyarakat Tasikmalaya untuk mendonorkan darahnya agar kebutuhan darah yang dibutuhkan para penyandang Thalasemia dapat terpenuhi tepat pada waktunya.
"Kalau sampai saat ini alhamdulilah kebutuhan labu darah masih terpenuhi, selain dari PMI kita juga mencari para pendonor dari berbagai komunitas, seperti sahabat Thalasemia yang siap mendonorkan darahnya apabila dibutuhkan,"terangnya.
Kondisi ekonomi para penyandang Thalasemia menurut Winne sebagian besar dari keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan.
"Selain transfusi darah para penyandang Thalasemia harus mengkonsumsi makanan serta obat-obatan secara rutin untuk mengeluarkan zat-zat beracun dalam tubuh seumur hidup, sebab sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Thalasemia,"terangnya.
Kondisi di Tasikmalaya
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tasikmalaya H. Rahmat Kurnia, MSi kepada TIMES Indonesia membenarkan sampai saat ini kebutuhan darah di Tasikmalaya masih belum dapat terpenuhi. Pihaknya terus mendorong berbagai stakeholder agar dapat menjadi para pendonor sukarela.
"Kita terus berupaya mendorong semua stake holder agar dapat menjadi pendonor darah sukarela, sehingga pemenuhan kebutuhan darah dapat dilayani dengan cepat untuk para pasien,"tuturnya.
Sementara itu R Atik Suwardi bassis Cleopatra Band mewakili Komunitas Musisi Peduli Kota Tasikmalaya mendorong sepenuhnya setiap program yang direncanakan oleh pihak PMI.
"Kami dari komunitas akan selalu mendukung setiap program, bahkan kami berencana akan melakukan roadshow di 69 kelurahan dan beberapa mall yang ada di Kota Tasikmalaya," pungkasnya, Senin (26/12/2022) malam. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |