Gerakan Zero Sampah Anorganik, Pemkot Yogyakarta Berharap Perilaku Masyarakat Berubah

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Gerakan zero sampah anorganik yang digagas oleh Pemkot Yogyakarta mulai berlaku Januari 2023. Pada tahap awal pemberlakuan gerakan itu lebih diperkuat pada perubahan perilaku masyarakat untuk mengelola sampah seperti memilah sampah anorganik dan organik.
Pemkot Yogyakarta akan terus memantau perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah tersebut. Sekretaris Daerah Pemkot Yogyakarta, Aman Yuriadijaya menjelaskan zero sampah anorganik lebih dikuatkan di awal program karena terkait dengan perubahan perilaku sosial masyarakat.
Advertisement
“Saat ini kami sedang memantau perubahan perilaku sosial masyarakat terkait adanya gerakan zero sampah anorganik. Terutama pada basis sumber sampah,” jelas Aman, Rabu (4/1/2023).
Pemantauan dilakukan oleh satuan tugas di masing-masing kelurahan yang melibatkan Satpol PP, Babinsa dan Babinkamtibmas. Satgas itu mengadopsi seperti satgas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat mikro.
Selain itu, perkembangan kondisi di depo maupun tempat pembuangan sementara (TPS) milik Pemkot Yogyakarta juga terus dipantau.
“Pemantauan perkembangan di depo dan TPS itu untuk melihat signifikansi dari proses perubahan perilaku masyarakat dengan adanya gerakan zero sampah anorganik,” tutur Aman.
Hanya saja, Aman mengakui untuk di depo butuh waktu kurang lebih satu minggu. Sehingga saat ini pihaknya belum bisa menyampaikan informasi lebih detail karena masih terkontaminasi dengan sampah libur akhir tahun.
“Dilihat secara sepintas, kondisi depo-depo biasanya tahun-tahun kemarin ada lonjakan ekstrim sampah akhir tahun, pada tahun ini relatif landai. Hal itu sebagai salah satu gejala bahwa ada perubahan di sumber sampah. Tapi untuk memastikannya akan dilihat minggu depan,” ungkap Aman.
Diakuinya gerakan zero sampah anorganik tidak bisa mengubah perilaku masyarakat secara langsung, sehingga pada 3 bulan pertama menjadi masa proses pembiasaan masyarakat mengelola sampah anorganik.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, mengatakan dari pantauan DLH, rata-rata ada penurunan sampah pada TPS/Depo Pemkot Yogyakarta. Tapi untuk kepastian volume harus menunggu setelah tidak ada sampah sisa libur tahun baru. Mengingat pada Senin (2/1/2023) masih tercampur sisa sampah tahun baru dan beberapa TPS sudah terangkut. Tapi ada sebagian TPS yang belum selesai sehingga diproses pada hari berikutnya.
“Rata-rata ada penurunan. Pantauan saya di TPS dekat Kantor DLH biasanya sore hari dua truk sampah penuh, tapi kemarin belum penuh. Ketika 13 TPS/Depo Pemkot Yogyakarta dijaga petugas, signifikansinya lumayan. Terutama warga dari luar kota yang biasanya membuang sampah di kota, saat dijaga petugas ditanyakan dari warga mana, tidak jadi membuang sampah,” tutur Sugeng terkait upaya menjalankan program zero sampah anorganik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |