Peristiwa Daerah

Pembangunan Sentra PKL Monumen Simpang Lima Gumul Segera Rampung

Kamis, 12 Januari 2023 - 20:25 | 160.27k
Sentra PKL Wisata Monumen SLG (dok Diskominfo Kabupaten Kediri)
Sentra PKL Wisata Monumen SLG (dok Diskominfo Kabupaten Kediri)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Pembangunan area sentra pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) kini memasuki masa penyelesaian (finishing). Saat ini, kawasan PKL yang dimulai dibangun sejak 2021 tersebut sudah terbangun keseluruhan dengan corak batu bata merah. Sementara partisi atau sekat antar kios juga sudah terpasang rapi. 

Menurut Plt Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kediri, Agus Sugiarto, saat ini tahapan pembangunan sudah memasuki masa pemeliharaan. Dalam tahapan ini akan dilakukan finishing, di mana ada sejumlah item yang perlu disempurnakan untuk mempercantik kawasan tersebut.  

Advertisement

“Pembangunannya sudah selesai. Saat ini sedang masa pemeliharaan. Maksimal masa pemeliharaan ini 120 hari,” kata Agus Sugiarto, Kamis (12/01/2023).

Di Sentra PKL yang letaknya berada di utara taman SLG itu, terdapat 400 los atau kios yang nantinya bisa ditempati para PKL. Jika dirasa masih perlu penambahan ruang, juga disiapkan area pusat jajanan serba ada atau pujasera. Dengan demikian, kapasitas bagi PKL akan bertambah. “Selain los (disediakan) area pujasera juga,” kata Agus. 

Di Sentra PKL ini juga disediakan tempat bermain serta taman bagi anak-anak. Agus menambahkan, jika finishing selesai pihaknya akan berkoordinasi dengan Bagian Perekonomian dan Sumberdaya Manusia Kabupaten Kediri untuk tindak lanjut penggunaannya. “Kami akan berkoordinasi dengan bagian perekonomian untuk penggunaan area PKL SLG ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kabupaten Kediri Dyah Saktiana mengungkapkan saat ini  terdapat kurang lebih 900 PKL di kawasan monumen SLG. Konsep relokasi dan siapa yang akan diprioritaskan masih terus didiskusikan, tapi tidak menutup kemungkinan para PKLyang biasa berjualan di Pasar Tugu dan Car Free Day SLG menjadi yang pertama direlokasi. Begitu juga dengan pelaksanaan relokasi sendiri masih terus didiskusikan.

PKL-Wisata-Monumen-SLG-C.jpgSejumlah pedagang di area monumen SLG (yobby/Times Indonesia) 

"Itu yang masih dibahas," kata Dyah Saktiana beberapa waktu lalu.

Penataan tersebut selain untuk memberikan tempat yang lebih layak bagi para pedagang, juga agar kawasan Monumen Simpang Lima Gumul bisa menjadi kawasan yang lebih indah, bersih dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan, terutama jelang beroperasinya Bandara Dhoho Kediri. 

Selama ini, kata Dyah Saktiana, penataan dirasa perlu karena banyak faktor. Mulai dari ketertiban pedagang, kebersihan, serta juga parkir.  Para pedagang sebelumnya diizinkan untuk berjualan di kawasan SLG dengan catatan harus mematuhi peraturan dan tata terti. Seperti jam buka. Namun hal tersebut tidak dipatuhi oleh sejumlah oknum PKL. Awalnya jam buka PKL kawasan SLG adalah jam 4 sore.

"Namun kenyataannya pagi itu sudah ada yang buka. Karena di situ juga ada perkantoran juga, ada band daerah. Jam tutup juga tidak ditaati," tutur Dyah.

Soal faktor kebersihan, menurut Dyah, para pedagang kaki lima ini sudah berusaha menjaga dengan membawa tempat sampah sendiri. Namun hal berbeda terjadi para pengunjung. Kesadaran kebersihan pengunjung yang masih rendah, membuat sampah menumpuk dan bertebaran.  

Rencana relokasi PKL ini mendapat tanggapan dari para pedagang. Salah satu pedagang yang akrab disapa Mbah No mengungkapkan dirinya akan mengikuti jika dilakukan relokasi ke sentra PKL yang baru. Mbah No sudah berjualan di tempat tersebut sejak monumen SLG pertama dibangun sekitar tahun 2001.

"Kalau kita ikut yang mengatur. Yang penting kita masih bisa dikasih tempat jualan, rejeki masih ada yang mengatur," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES