Peristiwa Daerah

Pasar Giwangan Yogyakarta Jadi Pusat Pengelolaan Sampah Pasar

Rabu, 18 Januari 2023 - 17:29 | 64.79k
Suasana tempat sampah di Kota Yogyakarta. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)
Suasana tempat sampah di Kota Yogyakarta. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAPemkot Yogyakarta menetapkan Pasar Giwangan sebagai pusat pengelolaan sampah organik dan anorganik. Sampah ini dihasilkan dari seluruh pasar tradisional di Kota Yogyakarta sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Piyungan.

Gerakan nol sampah anorganik yang digaungkan sejak awal Januari 2023 perlu didukung oleh semua pihak, baik masyarakat, pelaku usaha, maupun pedagang pasar tradisional.

Advertisement

Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengungkapkan kebijakan itu dilakukan karena melihat kondisi pusat pengelolaan sampah di Pasar Giwangan sudah cukup baik dan memenuhi harapan.

“Keberadaan pusat pengelolaan sampah di Pasar Giwangan, akan memudahkan pemantauan volume sampah yang dihasilkan dan jumlah pengurangan sampah yang tercapai," kata Aman, Rabu (18/1/2023).

Berdasarkan data Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, sampah dari 29 pasar tradisional menyumbang sekitar 10 persen dari total volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan setiap hari atau 26-30 ton dari total 260 ton sampah.

“Volume sampah yang dihasilkan 29 pasar tradisional di Kota Yogyakarta cukup besar sehingga perlu dikelola dengan baik agar tidak semua sampah harus dibuang ke TPA Piyungan," jelas Aman.

Setiap pasar memiliki kontribusi untuk mengurangi volume sampah. Caranya dengan pemilahan anorganik dan organik sejak dari sumbernya. Aman menambahkan, gerakan nol sampah anorganik dilatarbelakangi kondisi TPA Piyungan yang sudah melebihi kapasitas dan diperkirakan tidak mampu lagi beroperasi pada akhir 2023.

“Dengan pengurangan volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan melalui gerakan nol sampah anorganik, kami berharap usia teknis TPA bisa diperpanjang hingga akhir 2024," ujar Aman.

Dengan gerakan nol sampah anorganik, Pemkot Yogyakarta berharap bisa menurunkan tujuh ton sampah per bulan dari wilayahnya. Saat ini, pengelolaan dan pemilahan sampah di pasar didukung oleh 20 bank sampah dan di setiap lorong pasar sudah disediakan tempat sampah sesuai jenis sampah untuk memudahkan proses pemilahan baik oleh pedagang maupun konsumen di pasar tradisional.

“Untuk gerakan nol sampah anorganik, pemilahan diupayakan dilakukan lebih maksimal untuk memisahkan sampah residu dan sampah yang bisa didaur ulang," tutur Aman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES