Peristiwa Daerah

Film 'Land of Blessings' Bercerita Keragaman dan Sejarah Lamongan

Sabtu, 21 Januari 2023 - 18:45 | 125.99k
Proses syuting film dokumenter 'Land of Blessings' di Lamongan. (FOTO: Disparbud Lamongan for TIMES Indonesia)
Proses syuting film dokumenter 'Land of Blessings' di Lamongan. (FOTO: Disparbud Lamongan for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Beragam potensi yang dimiliki Kabupaten Lamongan, mulai dari keindahan alam, nilai sejarah, budaya hingga tradisi, bakal diabadikan ke dalam sebuah Film dokumenteryang berjudul 'Land of Blessings'.

Saat ini film yang digarap oleh salah satu sutradara senior Tanah Air, Adi Surya Abdy tersebut, masih dalam proses syuting di sejumlah tempat di Lamongan.

Advertisement

Adi Surya Abdy mengungkapkan, 'Land Of Blessings' menjadi judul yang cukup mewakili segala daya tarik dan potensi yang dimiliki Kabupaten Lamongan, khususnya dari segi nilai-nilai sejarah. 

"Land Of Blessings ini artinya tanah yang diberkahi. Kalau kita pelajari tentang sejarah Lamongan, maka akan ada banyak (sisa peninggalan) mulai dari era Airlangga hingga pasca Airlangga, juga Lamongan ini diyakini sebagai lokasi lahirnya Gajah Mada, dengan keberadaan ibunya Dewi Andongsari. Banyak juga ditemukan prasasti batas-batas wilayah, beragam potensi, dan hasil buminya yang melimpah," kata Adi, Sabtu (21/1/2023).

Adi mengungkapkan, tujuan utama penggarapan film dokumenter ini adalah untuk mempromosikan potensi dan kekayaan seni budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Lamongan, agar semakin dikenal luas.

"Paling tidak, semua hal itu harus kita ekspos agar orang lebih bisa mengenal Lamongan. Di samping itu Lamongan juga memiliki kekuatan etnik, kekayaan seni budaya dan tradisi, yang sebetulnya ini juga perlu kita ekspos, sehingga minimal orang Lamongan sendiri tahu di mana ia tinggal dan berdiri. Apalagi jika secara nasional, maka ini suatu hal yang luar biasa," tuturnya.

Untuk memperkuat nuansa Lamongan, seluruh pemeran yang dilibatkan dalam film dokumenter 'Land of Blessings' adalah warga Lamongan asli.

Dua pemeran utama dipercayakan kepada Sogi dan Vira Lovie. Dalam film ini, keduanya berperan sebagai sepasang kekasih.

Sebelum menjalani proses syuting, para talent mendapatkan pelatihan dari sutradara, agar dapat menjalankan perannya masing-masing dengan baik.

"Kalau kita menggarap film dokumenter dan hanya memperlihatkan tempat-tempat kan tidak menarik. Maka alur cerita, benang merahnya itu kita bikin non fiksi. Jadi ada tokoh yang menghantarkan, ada narasi-narasi, ada musik tradisi, musik religi dan lainnya," tutur Adi.

Adi mengungkapkan, proses syuting film dokumenter 'Land Of Blessings' ini setidaknya memakan waktu sekitar sepekan, yang dilakukan di beberapa lokasi di Lamongan.

"Syuting 7 hari. Insya Allah akhir Februari paling sudah bisa ditonton. Syuting dilakukan di beberapa lokasi, kemarin aja ada 8 shine. Di Paciran, kita syuting di galangan kapal, dermaga kapal-kapal nelayan, dan makam Sunan Drajat. kita juga ada syuting lagi besok di Lamongan kota sampai malam. Kemudian di Ngimbang, Makam Nyai Ratu Andongsari. Lalu di Desa Pancasila, Balun," kata Adi.

Uniknya lagi, bahasa dan dialog dalam film Land Of Blessings ini menggunakan bahasa Jawa, Lamongan asli. Film ini juga menampilkan seni Tari Boran dan Tari Mayang Madu. 

"Kami pakai dialog bahasa asli Lamongan, bahasa Jawa. Karena ini bagian dari pemajuan kebudayaan sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017, ada 10 unsur (objek) pemajuan kebudayaan, di antaranya kan ada tradisi lisan dan bahasa yang dipelihara. Film ini sekaligus mengenalkan bahwa Indonesia memiliki budaya, tradisi dan bahasa yang beragam," ucapnya.

Adi berharap, film yang mengangkat tentang keragaman di Lamongan ini tak hanya berhenti di sini saja. Karen banyak tradisi, seni budaya serta potensi Lamongan yang perlu diekspos dan dikenalkan lebih mendalam lagi. 

"Kami harap tidak hanya berhenti di sini. Lamongan kan banyak, masih ada sedekah bumi, sedekah laut, dan tradisi lainnya yang unik. Ini (film) adalah pilot project. Kita juga harus mengapresiasi dukungan yang telah diberikan Pemerintah Kabupaten, Bupati, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan, serta sejumlah pihak seperti penari dan masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disparbud Lamongan, Siti Rubikah, berharap film dokumenter berjudul 'Land Of Blessings' ini nantinya akan mempu membuat kekayaan budaya dan sejarah Lamongan dapat dikenal lebih luas.

"Tentu kami menyambut baik agar proyek ini bisa segera selesai. Semoga segala keindahan dan keunikan Lamongan bisa dikenal secara lebih luas. Mari terus berkolaborasi dan bersinergi dalam membangun kabupaten kita tercinta ini, demi mewujudkan kejayaan Lamongan yang berkeadilan. Semua harus saling bahu membahu," kata Rubikah.

Film dokumenter berjudul 'Land of Blessings' yang mengangkat keragaman Kabupaten Lamongan ini, direncanakan selesa dan siap ditonton pada akhir Februari mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES