Peristiwa Daerah

Pemkab Bantul Gandeng Bulog Gelar Operasi Pasar Beras

Kamis, 02 Februari 2023 - 23:51 | 92.55k
Antrian warga untuk membeli beras pada kegiatan operasi pasar. (FOTO: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Antrian warga untuk membeli beras pada kegiatan operasi pasar. (FOTO: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Menyikapi kenaikan harga beras pada awal tahun 2023, Bulog bersama Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul menggelar operasi pasar. Kegiatan digelar di Balai Desa Wijirejo Pandak, Kamis (2/2/2023). Kegiatan dibuka Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo.

Kepala DKUKMPP Bantul Agus Sulistyanto mengatakan, harga beras di pasaran berkisar antara Rp11.000 hingga Rp13.000 perkilogram. Naik dibanding harga normal sekitar Rp10.000 perkilogram. Harga tersebut berdasarkan data dari pusat informasi harga pangan strategis nasional. Serta dari hasil pemantauan harga di pasar tradisional.

Advertisement

Kondisi ini cukup meresahkan warga, sebab hingga awal Februari harga beras belum juga stabil. Kondisi ini terjadi secara merata di seluruh Indonesia, termasuk di Bantul sebagai salah satu daerah produsen beras. Meski pemerintah sudah menambah jumlah pasokan, namun belum mampu menekan kenaikan harga secara signifikan.

Bulog sudah menyiapkan 315.000 ton beras untuk kegiatan operasi pasar yang akan digelar hingga Maret 2023. Beras tersebut berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Dengan operasi pasar ini diharapkan harga beras akan stabil, menjelang Ramadan hingga Lebaran. Saat kebutuhan beras mengalami kenaikan signifikan.

Pelaksanaan pasar murah di Wijirejo Pandak disambut antusias masyarakat. Warga yang mayoritas ibu-ibu, sudah memadati kantor kalurahan sedari pagi. Mereka antusias untuk mendapatkan beras dengan harga yang lebih murah. Meski jumlah pembelian dibatasi, namun selisih harga menjadi pertimbangan untuk rela mengantri.

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo menilai, kegiatan ini menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah naiknya harga beras. Karena subsidi harga langsung dinikmati oleh warga. Sehingga dirinya berharap, kegiatan serupa digelar di kalurahan lain. Agar lebih banyak warga yang menikmati subsidi.

Kenaikan harga beras membawa dampak yang luas, mengingat beras menjadi kebutuhan pokok. Sehingga akan langsung berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan. Kondisi ini dapat menjadi kendala bagi kabupaten Bantul, yang sedang berupaya mengurangi jumlah warga miskin.

“Tiga puluh persen masyarakat Bantul sangat membutuhkan kebutuhan pokok yang menjadi problem bersama saat ini,” tegas Joko Purnomo.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo memastikan, kenaikan harga beras di Bantul tidak akan berlangsung lama. Menyusul panen raya padi yang akan berlangsung Maret 2023. Pasokan beras yang melimpah, akan langsung berdampak terhadap turunnya harga beras.

Joko Waluyo juga memastikan, volume panen padi di Bantul akan meningkat. Menyusul penerapan program IP 400 oleh Kementerian Pertanian. Sehingga warga tidak perlu khawatir menghadapi kondisi ini. Produksi padi Bantul yang meningkat, diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan daerah lain di DIY.

Langkah ini menjadi bagian dari peran kabupaten Bantul. Setelah ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai salah satu Food Estate untuk menstabilkan harga melalui peningkatan produk pertanian. Tidak hanya untuk beras, tetapi juga komoditas pertanian lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES