Cuaca Ekstrem, Dinkes Kabupaten Kediri Waspadai 2 Penyakit Ditularkan Nyamuk Aedes Aegypti

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri meningkatkan kewaspadaan terhadap dua penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yakni Demam Berdarah dan Chikungunya.
Sebagai catatan bulan Desember-Januari biasanya menjadi puncak demam berdarah, mengingat periode tersebut juga menjadi puncak musim penghujan. Namun dengan zona cuaca mulai beralih, dengan wilayah Kediri dan sekitarnya sering berada dalam cuaca ekstrim maka kewaspadaan terus dilakukan.
Advertisement
Sedangkan untuk Chikungunya, seperti diketahui saat ini di wilayah tetangga Kabupaten Kediri, yakni Kabupaten Tulungagung baru saja merebak wabah Chikungunya. Sub Koordinator P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Retno Handayani mengungkapkan meski berasal dari nyamuk yang sama, demam berdarah dan chikungunya memiliki perbedaan besar.
Chikungunya disebabkan oleh virus bernama sama dengan penyakit tersebut sementara demam berdarah disebabkan oleh virus dengue.
"Virusnya berbeda. Gejala panas chikungunya hampir mirip demam berdarah dengue, tapi tidak terlalu tinggi. Chikungunya juga tidak sampai menimbulkan kematian. Gejala terparah menyebabkan nyeri di persendian terutama di kaki," ujar Retno, Senin, (06/02/2023).
Meskipun tidak menimbulkan kematian, masyarakat diminta tetap waspada. Saat masyarakat mengalami gejala klinis yang mirip chikungunya dihimbau untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan agar penyebaran bisa cepat ditekan dan diantisipasi.
Chikungunya sendiri lebih banyak menyerang orang dewasa. "Di 2022 ada sekitar 37 kasus di 5 desa di Kabupaten Kediri, tanpa ada kematian," tambah Retno.
Untuk kasus demam berdarah dengue, menurut Retno baru akan turun ketika memasuki sekitar bulan Maret. Ia menambahkan selama ini banyak masyarakat tidak terlalu waspada, dan sering menganggap gejala panas tinggi selama periode tertentu belum tentu demam berdarah.
Dalam kewaspadaan demam berdarah dengue, Ketika panas tinggi selama 3 hari dan tiba-tiba turun, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan untuk memastikan apakah benar-benar sembuh atau justru dalam kondisi shock.
"Di layanan kesehatan bisa diketahui secara klinis dan dari pemeriksaan lab, jika trombositnya bagus, berarti sudah bagus. Tapi ketika semakin turun harus cepat mendapatkan pertolongan," tegasnya.
Di Kabupaten Kediri sendiri, pada bulan Januari terdapat 64 kasus demam berdarah, dimana rata-rata penderita di dominasi anak-anak usia sekolah.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |