Peristiwa Daerah

Cuaca Ekstrem, Ratusan Nelayan Situbondo Pilih Libur Melaut

Rabu, 08 Februari 2023 - 12:34 | 126.93k
Nelayan Situbondo memilih tak melaut karena Cuaca ekstrem. (Foto: Agus Miftahorrahman/TIMES Indonesia)
Nelayan Situbondo memilih tak melaut karena Cuaca ekstrem. (Foto: Agus Miftahorrahman/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SITUBONDOCuaca ekstrem disertai hujan lebat yang melanda di perairan laut Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada Selasa hingga Rabu  (7-8/2/2023) membuat seluruh nelayan setempat yang berjumlah ratusan orang tak berani melaut. 

Sejumlah nelayan setempat mengaku, mereka tak berani melaut karena tingginya badai dan ombak di tengah lautan begitu dahsyat. Sehingga para nelayan memilih untuk libur beraktivitas.

Advertisement

Nelayan di sekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Besuki misalnya, mereka lebih memilih untuk menunggu kiriman ikan dari wilayah lain, seperti Panarukan dan Banyuwangi yang nelayannya memiliki kapal yang lebih besar dan dapat melaut dalam cuaca ekstrem.

Tercatat sekitar kurang lebih 100 orang nelayan di wilayah pesisir Besuki, Situbondo yang akan berangkat melaut pada malam hari mengurungkan niatnya karena cuaca buruk yang melanda.

Udin, salah satu nelayan mengatakan, terdapat dua waktu ideal dan umum digunakan oleh masyarakat pesisir untuk pergi melaut. Waktu pertama adalah sore hari yang biasanya kembali ke daratan pada dini hari. Waktu kedua adalah malam hari selepas Isya yang biasa kembali ke daratan pada pagi harinya.

Ia dan rekan lainnya lebih memilih libur melaut setelah memperhatikan hujan yang tak kunjung reda serta ombak laut yang makin ganas.

“Kita para nelayan biasanya kumpul sambil ngopi sebelum berangkat melaut. Biasanya di warung pojok itu sambil melihat cuaca dan ombak. Sekarang takut melaut,” ungkap Udin.

“Karena semalam hujannya cukup deras dan ombak juga tinggi, banyak dari Kami yang milih untuk libur. Mungkin ratusan kapal. Yang berangkat cuma kapal-kapal besar saja,” lanjut dia saat ditemui di pangkalan kerjanya Rabu (8/2/2023).

Udin menyampaikan, selain kapal-kapal besar yang jumlahnya dapat dihitung dengan jari, nelayan dengan kapal kecil lebih memilih untuk libur dan menunggu kiriman ikan dari wilayah lain di pagi harinya.

Kapal nelayan lain yang sudah terlebih dahulu berangkat melaut di sore hari, juga banyak yang memilih untuk putar arah dan kembali ke daratan akibat hujan deras yang melanda semalam suntuk.

Sumardi, nelayan lain yang berangkat pada sore hari membeberkan cerita melautnya di tengah cuaca buruk dan ombak ganas.

“Kemarin kita berangkat bersama sekitar empat kapal. Di tengah jalan tiga kapal memilih putar balik karena hujan mulai turun disertai petir. Hanya kami yang terus ke tengah untuk melaut karena kapal kami cukup besar dan kuat,” ungkap Sumardi.

“Sampai di tengah, hujan makin deras dan ombak makin besar, Kami semua cukup takut waktu itu. Kepalang niat, jadi mau tidak mau kami terus lanjut seperti biasa meski sedikit juga takut,” lanjut Sumardi.

Akibat hujan yang tak kunjung reda dan ombak yang semakin besar, Sumardi dan rombongan sampai terhanyut ke wilayah perairan Sumenep, Madura. Beruntung tidak terjadi sesuatu dan rombongan nelayan bisa kembali ke daratan dengan selamat.

“Kami sampai terbawa hampir ke Sumenep. Beruntung akhirnya bisa kembali setelah hujan reda sekitar jam 03.00 WIB pagi tadi,” jelas Sumardi, nelayan Situbondo, yang tak melaut karena cuaca ekstrem.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES