Peristiwa Daerah

Langgar Panggung, Musala Bersejarah yang Ada di Lamongan

Kamis, 09 Februari 2023 - 18:05 | 148.95k
Langgar Duwur atau Langgar Panggung, sebuah musala di pusat Kabupaten Lamongan, yang telah berusia lebih dari satu abad. (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Langgar Duwur atau Langgar Panggung, sebuah musala di pusat Kabupaten Lamongan, yang telah berusia lebih dari satu abad. (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Di jantung Kota Lamongan terdapat sebuah musala yang berusia cukup tua dan sarat akan sejarah. Musala tersebut lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Langgar Panggung atau Langgar Duwur.

Langgar Duwur tersebut berada di Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Lamongan. Tepatnya di Jalan Kiyai Amin. Meskipun usianya sangat tua, namun hingga kini Langgar Duwur masih terpelihara dengan baik.

Advertisement

Langgar-Duwur-2.jpgBagian dalam Langgar Duwur. (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)

Langgar Dhuwur ini didirikan oleh KH. Mastur Asnawi atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Yai Mastur, sekitar tahun 1919 silam.

"Usia langgar ini sudah lebih dari seratus tahun. Bahkan langgar ini dibangun sebelum Masjid Agung," kata Dzihan Zahriz Zaman, Pengelola Langgar Duwur, Kamis (9/2/2023).

Bangunan Langgar Duwur itu memiliki luas sekitar 8 meter persegi, dengan ditopang tiang setinggi kurang lebih 2 meter.

Langgar-Duwur-3.jpgPenampakan Langgar Duwur dari sisi utara. (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)

Arsitektur Langgar Duwur juga terbilang unik, karena pintu masuk ke dalam musala ini tidak berada di sisi depan atau pun samping, melainkan lewat lubang segi empat di bagian lantai musala, yang dilengkapi dengan anak tangga.

Bentuk atap bangunan ini juga memperlihatkan bangunan pada masanya, yaitu berbentuk atap limasan yang menutupi semua bagian bangunan.

Zahriz mengungkapkan, hampir seluruh bagian bangunan Langgar Duwur tersebut masih asli. Mulai dari dinding, pintu, jendela, maupun rangka bangunan. Bahkan meja yang digunakan Kiai Mastur untuk mengajar ngaji juga masih ada.

Pria yang merupakan dzurriyah atau keturunan Kiai Mastur tersebut mengungkapkan, renovasi Langgar Duwur ini hanya dilakukan 3 kali.

Pertama mengganti tiang penyangga panggung yang semula dari kayu, diganti dengan beton, karena kayu penyangga mulai keropos. Penggantian dilakukan agar lebih Langgar Duwur tetap bisa berfungsi dengan baik.

Kemudian renovasi selanjutnya adalah perbaikan lantai bawah langgar dan penambahan tempat wudu yang terletak di sisi selatan bangunan utama.

"Semuanya masih asli dan tetap kami pertahankan, kecuali tiang penyangga yang kami ganti dengan cor semen," ujar Zahriz.

Lebih lanjut Zahriz menjelaskan, sejak awal berdirinya, Langgar Duwur tidak hanya digunakan untuk salat berjamaah, tapi juga untuk menggelar kegiatan majelis taklim

Zahriz menyebut, KH Mastur Asnawi sengaja tidak mendirikan pesantren dan santri mukim. Harapannya, agar seluruh warga Lamongan bisa ikut ngaji di Langgar Panggung.

"Mbah Kiai Mastur adalah tokoh Lamongan yang punya kepedulian tinggi terhadap dunia pendidikan, termasuk juga mencetuskan pendidikan untuk kaum perempuan di masa kolonial. Beliau juga mendirikan Madrasah Banat Banin, yang sekarang menjadi SD NU Banat Banin," ucapnya.

Sejak pertama dibangun oleh Kiai Mastur, kegiatan di Langgar Duwur masih aktif hingga kini. Salah satunya adalah   mengaji kitab kuning, yang digelar rutin 3 kali dalam sepekan.

"Langgar Dhuwur ini hingga kini masih kita pakai untuk kegiatan keagamaan, seperti ngaji dan lainnya. Tetap pada akar utama ketika masjid ini didirikan," kata Zahriz.

Rencananya, Langgar Duwur tersebut bakal dimasukkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lamongan, ke dalam daftar Benda Cagar Budaya.

"Setelah kita kaji dari berbagai sumber, termasuk dari dzuriyah-nya langsung Mbah Yai Mastur, Langgar Duwur ini memang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya di Lamongan," kata Kepala Disparbud Lamongan, Siti Rubikah.

Menurut Rubikah, Langgar Duwur sebelumnya memang telah menjadi salah satu Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) Lamongan. Hal itu kemudian akan diperkuat dengan kajian secara akademis oleh tim ahli cagar budaya.

"Kajian secara akademis dari tim ahli cagar budaya ini akan bisa menjadi pijakan untuk menetapkan Langgar Duwur sebagai salah satu Cagar Budaya Lamongan," ucap Rubikah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES