Konser Mahasiswa Universitas Negeri Malang Merugi Ratusan Juta, Panitia Terpaksa Nombok

TIMESINDONESIA, MALANG – Konser bertajuk Festival Cakrawala atau Feskala yang diselenggarakan oleh panitia dari mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) mengalami kerugian hingga ratusan juta. Kerugian tersebut disebabkan karena tiket yang dijual ternyata kurang laku.
Alhasil, kini pihak panitia dari para mahasiswa UM tersebut harus nombok guna menanggung hutang ke vendor.
Advertisement
Salah satu anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UM berinisial SA (22) saat dikonfirmasi membenarkan soal peristiwa tersebut.
SA yang juga terlibat dalam penyelenggaraan acara juga merasa menyesal atas peristiwa itu. Ia menyampaikan, dirinya harus menanggung beban sebesar Rp1.250.000 untuk ikut menanggung beban hutang tersebut.
Padahal, awalnya setiap panitia acara hanya ditarik iuran sebesar Rp100.000. Para panitia juga sempat menyalahkan ketua pelaksana yang sebelumnya sempat diberi saran untuk mengganti bintang tamu yang akan tampil di acara Feskala.
"Sebelumnya ketua pelaksana sudah diberi saran (mengganti bintang tamu), tapi masih ngeyel saja. Saya juga beban harus nanggung ini, karena kan kebutuhan saya sebagai mahasiswa masih dari orang tua," ujar SA, Jumat (10/2/2023).
Perlu diketahui, acara Feskala tersebut digelar pada 13 November 2022 lalu dengan menggandeng sejumlah bintang tamu, salah satunya HiVi!.
"Panitia itu sudah ada bayangan seperti apa guest star yang menarik untuk saat ini. Tapi ketua pelaksana ngeyel, hasilnya sekarang kita merugi," ungkapnya.
Setidaknya saat konser Feskala tersebut panitia telah menyiapkan sebanyak 3.000 tiket. Namun, yang terjual hanya tak lebih dari setengahnya saja. Sehingga, apa yang di dapat tak bisa menutupi beban biaya operasional yang ada.
"Termasuk dari sponsor tidak nutup juga, akhirnya mediasi. Ada dari pihak kampus untuk ditanggung bersama, akhirnya kampus ikut mendanai untuk membantu melunasi hutang itu, tapi gak seluruhnya," bebernya.
Peristiwa ini juga sempat viral di media sosial Twitter. Hingga, salah satu volunteer sampai membuat pernyataan terbuka melalui feskala2023.blogspot.com guna meminta pertanggungjawaban, sebab ia telah merugi usai meminjami yang sebesar Rp123 juta untuk operasional kegiatan tersebut.
Kini, dari informasi yang beredar total kerugian dari acara Feskala yang harus ditanggung sebesar Rp 205.750.000.
Saat ini, kata SA, dari 100 volunteer masing-masing menanggung Rp750.000 atau total Rp75 juta. Kemudian, dari anggota BEM UM berjumlah 65 orang, masing-masing harus menanggung sebesar Rp 1.250.000 atau total Rp 81.250.000. Selanjutnya, untuk 15 orang dari pengurus inti masing-masing harus menanggung sebesar Rp 1.500.000 atau total Rp 22.500.000.
Sedangkan, untuk Ketua Pelaksana Kegiatan menanggung sebesar Rp15 juta. Kemudian, Menteri PSDM dan Ketua BEM UM masing-masing sebesar Rp 6 juta.
Hingga hari ini, diakui SA bahwa seluruh panitia kegiatan sudah melunasi sebesar 50 persen dari hutang yang ada. Namun, jika pelunasan tak bisa dilakukan bakal secara langsung sisanya diikutkan pada UKT yang bertambah.
"Sebenarnya sudah harus lunas 50 persen, tapi kendalanya juga panitia yang kabur. Tapi, saat ini terpenuhi atau tidak ada di bagian pengurus inti. Vendor juga mengancam akan memproses hukum, jadi SKCK dijadikan sebagai jaminan," ucapnya.
Sementara, pihak UM melalui Kasubdit Kesejahteraan, Kewirausahaan, Karir dan Alumni, Subur Hariono membenarkan bahwa adanya kasus hutang ratusan juta dari para mahasiswanya yang menggelar acara Feskala.
"Pertemuan pertama Januari lalu ada wacana patungan, dua pemain lagi rencana ada rapat lagi tapi tidak ada satu panitia yang datang, malah ramai di media sosial. Kemudian Rabu (8/2/2023), ada pertemuan lagi dari orangtua Ketua Pelaksana datang, panitia dan vendor juga. Semua pihak saling menyampaikan pendapat solusi, ada titik temu," ujarnya.
Subur menyebut, sebagian hutang sudah dicicil dan saat ini menyisakan sekitar Rp50 juta. Subur juga membenarkan, sebelumnya bahwa ada salah satu mahasiswa yang dihutangi hingga nominal Rp120 juta untuk menyukseskan acara tersebut.
"Ini kan sebenarnya murni acara dari mahasiswa, jumlah panitia ada sekitar 180 orang," imbuhnya.
Subur menyampaikan, sebenarnya berbagai pihak sudah menolak kegiatan tersebut sebelum dilaksanakan. Sebab, khawatir bila rencana acara itu tetap terus berlanjut, akan merugi.
Bahkan, saat ini saja pihak UM juga telah memberikan bantuan kepada pelaksana untuk menutupi hutang sebesar Rp75 juta.
"Kan sempat senyap, terus ramai di media sosial ternyata ada hutang, ada tagihan dari vendor ke pihak UM, padahal bukan acara UM. Tapi memang diadakan mahasiswa UM. Kemudian ada tagihan pajak hiburan dari Pemkot Malang sekitar Rp14 juta. Akhirnya kita bantu membayar sebesar Rp75 juta," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |