MEK Muhammadiyah Indramayu Gelar Konsolidasi Gerakan Ekonomi Berbasis Persyarikatan

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pengurus Daerah Muhammadiyah, Kabupaten Indramayu menggelar konsolidasi untuk menggalakan gerakan ekonomi berbasis persyarikatan.
MEK melihat potensi ekonomi yang besar namun belum terlonsolidasi dan masih berjalan secara perorangan.
Advertisement
"Kita ingin agar warga Muhammdiyah bisa bersatu dalam barisan kokoh dalam gerakan ekonomi yang kuat dan luas," ujar Suwardi, Ketua MEK PD Muhammadiyah Indramayu, Jumat (17/2/2023).
Dalam kesempatan tersebut hadir Pimpinan Log Mart PP Muhammadiyah, Deni Asyari, Ketua MEK PW Muhammadiyah Jawa Barat, Ismail Satria serta para pimpinan PD Muhammadiyah di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan dan Subang.
Pertemuan digelar di kediaman tokoh Muhammadiyah Indramayu, Ahmad Djahidin.
Suwardi mengatakan pertemuan tersebut merupakan kali kedua yang digelar khusus membahas potensi dan sumberdaya ekonomi untuk mewujudkan usaha bersama.
Hasil pertemuan akan ditindaklanjuti dalam usaha nyata dan terkoordinasi di masing-masing daerah.
"Kita menyadari di Ciayumajakuning dan Subang potensi dan peluangnya sangat besar maka tidak lama lagi kita mulai ikhtiar ini," ujar Suwardi.
Tokoh Muhammadiyah Indramayu, Ahmad Djahidin, menyambut baik gerakan ekonomi berbasis persyarikatan tersebut.
Semangat dari gerakan ini adalah dari warga persyarikatan untuk warga persyarikatan dan umat islam pada umumnya
Dikatakan Djahidin, potensi Ciayumajakuning untuk pengembangan ritel atau toko modern sangat besar. Hal itu sekaligus menjawab minat warga untuk membangun toko modern.
"Dan nanti akan dibangun pusat distribusinya di Jatibarang, tempatnya di samping pasar induk Jatibarang. Distribution Center atau DC ini nantinya untuk menyuplai 20 toko modern di Ciayumajakuning dan Subang," ujar Djahidin.
Ketua Majelis ekonomi PWM Jawa Barat, Ismail Satria menambahkan, selama ini pihaknya telah memulai untuk membentuk jejaring saudagar Muhammadiyah.
Jaringan yang terbentuk telah mencakup berbagai lini usaha dari peternakan, perikanan, pertanian, kosmetik, hingga jaringan usaha waralaba.
"Intinya semangat kita adalah membesarkan muhammadiyah melalui aktifitas usaha untuk mengembangkan gerakan Islam," ujar Ismail.
Sementara itu, Direktur PT Syarikat Cahaya Media yang memliki bidang usaha ritel LOG Mart, Deni Asyari, menjelaskan gerakan usaha berjamaah diawali dari keprihatinan Muhammadiyah sebagai organasisasi terkaya di dunia.
Namun potensi tersebut belum terkoordinasi secara maksimal sehingga dampaknya kurang begitu dirasakan secara luas.
"Itu dikatakan seorang pengusaha atau milyarder Abu Dhabi. Katanya Muhammadiyah ini ormas paling kaya di dunia tapi sekarang sedang tidur," ujar Deni.
Atas dasar itu, pihaknya kemudian melakukan konsolidasi bersama para pengusaha yang merupakan warga Muhammadiyah. Sektor ekonomi selanjutnya menjadi pilar ketiga perjuangan Muhammadiyah setelah pendidikan dan kesehatan.
"Kita juga mengevaluasi dan memulai menganalisa tahapan untuk menuju gerakan ekonomi berjamaah," ujar Deni.
Sebagai tahap awal, mereka membangun kultur sebagai fondasi membangun ekonomi Muhammadiyah. Kultur yang dimaksud adalah membangun mindset usaha bersama.
"Mengubah mindset dari berusaha sendiri-sendiri menjadi berjamaah dan berbasis persyarikatan," ujar Deni.
Dijelaskan Deni, gerakan ekonomi berbasis persyarikatan atau secara berjamaah juga merupakan tuntunan syariat. Dalam Islam, berjamaah tidak hanya dalam hal beribadah namun juga muamalah.
"Dari sinlah kita mencoba mengambil langkah kecil untuk memulai mengkonsolidasi potensi ekonomi Muhammadiyah," ujar Deni.
Saat ini beberapa usaha berbasis persyarikatan telah terbentuk diantaranua jaringan toko buku, ekspedisi, hingga jaringan toko modern Log Mart. Terbaru, Muhammadiyah akan kembali meresmikan hotel di Yogyakarta.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat target kita membuka 500 gerai toko modern di wilayah Jakarta," ujar Deni. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |