Wisata Kum-Kum Kota Probolinggo Kembali Disinggahi Kawanan Hiu Tutul

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kawanan hiu tutul kembali muncul di perairan laut utara, tepatnya di obyek wisata kum-kum atau berendam di Pelabuhan Perikanan, Kota Probolinggo, Jatim. Kemunculan kawanan hiu tutul itu sontak menjadi tontonan wisatawan lokal.
Kawanan hiu tutul itu berjumlah tiga ekor. Mereka muncul dan bermain pada pagi hari dan sore hari. Kemunculan kawanan hiu tutul itu sempat diabadikan oleh sejumlah pengunjung pantai.
Advertisement
“Kawanan hiu tutul itu muncul sekitar tiga atau empat hari lalu. Ada tiga ekor hiu yang asyik bermain di wisata kum-kum. Oleh pengunjung dipanggil dengan siulan, kawanan hiu tutul itu malah semakin menghampiri dan bermain,” kata Abdul Ghani, seorang wisatawan lokal Probolinggo, Kamis (23/2/2023).
Sebelumnya dirinya tak menyangka kalau itu adalah kawanan hiu tutul. Hanya melihat ekor hitam mirip ikan besar, ternyata kata dia, setelah dihampiri dengan jarak yang lumayan jauh, ekor itu adalah ekornya hiu tutul.
“Saat itu kami sedang berendam atau kum-kum, karena hampir setiap hari kami memang kum-kum di pantai itu dengan kedalaman leher orang dewasa. Langsung menjadi hiburan dan tontonan gratis oleh pengunjung,” kata Ghani, kepada TIMES Indonesia.
Menurut dia, hiu tutul itu biasa muncul di bulan Februari di perairan Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo. Ia juga bilang, hiu tutul biasanya terlihat di perairan Kota Probolinggo dan sekitar PLTU Paiton Kabupaten Probolinggo.
Kemunculan hiu tutul itu juga dibenarkan oleh Jumadi, seorang warga setempat. Kemunculan hiu tutul itu bukan kali pertama, tapi sudah sering muncul di wisata kum-kum itu saat musim hujan. ”Memang sudah biasa muncul di wilayah laut Probolinggo. Kali ini jumlahnya ada sekitar tiga sampai empat ekor," ungkapnya.
Jumadi menilai, kemunculan hiu tutul di perairan laut Probolinggo, karena laut Probolinggo sangat cocok untuk habitat mamalia ini dalam mencari makanan seperti plankton.
Jumadi meminta, masyarakat dan nelayan untuk tetap berhati-hati dan tidak menyakitinya. "Kalau disakiti, ya tentunya akan marah juga. Sejinak-jinaknya hewan kan juga punya naluri melakukan perlawanan saat disakiti," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Kesyahbandaran UPT Pelabuhan Perikanan Pantai atau PPP Mayangan, Arif Wahyudi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyakiti hewan ini. Karena hiu tutul merupakan mamalia atau hewan yang dilindungi.
"Terutama bagi nelayan di tengah mencari ikan di laut. Jika ikut terjaring agar hiu itu segera dilepas liarkan kembali," pinta Arif.
Diketahui, kemunculan kawanan hiu tutul itu biasanya bermain di sjumlah pantai di Kota dan Kabupaten Probolinggo. Mamalia dilindungi itu biasanya muncul di wisata Pantai Bentar, Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Di wisata Pantai Duta, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, dan di sekitar PLTU Paiton.
Dilansir dari laman kkp.go.id, hiu paus (rhincodon typus) merupakan spesies ikan terbesar di dunia. Habitat Hiu Paus yang terbentang pada perairan tropis hingga suptropis (Compagno, 2001), membuat spesies ini cukup mudah ditemukan di perairan Indonesia.
Beberapa daerah dengan kemunculan teratur setiap tahunnya adalah di Perairan Teluk Cenderawasih Papua, Talisayan Kalimantan Timur, Probolinggo Jawa Timur dan Botubarani Gorontalo. Hiu Paus di Indonesia sendiri telah dilindungi secara penuh melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor 18 Tahun 2013.
Hiu paus memiliki karakteristik biologi yaitu pertumbuhan dan proses kematangan kelamin/seksual yang lambat, jumlah anakan yang dihasilkan (reproduksi) relatif sedikit dan berumur panjang. Karakteristik tersebut yang menjadikan hiu paus rentan mengalami kelangkaan bahkan kepunahan apabila eksploitasi tanpa terkendali.
Hiu Paus dikategorikan sebagai hewan yang bermigrasi atau memiliki jangkauan wilayah yang luas. Pada tahun 1999, hiu paus ditetapkan masuk ke dalam apendiks II dalam Convention on Migratory Species (CMS) yang artinya hiu paus baru akan ‘merasakan’ dampak yang signifikan bila perlindungan dan pengelolaannya diterapkan melalui kerja sama internasional.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya konservasi untuk spesies tersebut perlu dilakukan melalui jejaring antar berbagai negara. Beberapa hari terakhir ini, kawanan hiu tutul kembali muncul di perairan laut utara Pelabuhan Perikanan, Kota Probolinggo.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |