Cuaca Ekstrem, Kegiatan Pelayaran di Situbondo Dihentikan Sementara

TIMESINDONESIA, SITUBONDO – Menyusul peringatan potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur, terutama di sejumlah pesisir yang dikeluarkan BMKG Kelas 1 Juanda Sidoarjo, kegiatan pelayaran dan penyeberangan di Kabupaten Situbondo, dihentikan sementara waktu.
“Sejumlah aktivitas pelayaran di Kabupaten Situbondo, kami berhentikan sementara waktu hingga tanggal 2 Maret dan menunggu informasi lebih lanjut dari BMKG dan otoritas terkait,” ungkap Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan, Situbondo, Erlan Apriyanto, Rabu (1/3/2023).
Advertisement
Pelabuhan di sepanjang pesisir Kabupaten Situbondo, merupakan lokasi favorit penyeberangan menuju Pulau Madura dan digunakan oleh banyak masyarakat. Tidak hanya warga Situbondo, beberapa warga daerah lain seperti Bondowoso dan Jember kerap menggunakan moda penyeberangan laut di pelabuhan Situbondo.
Terdapat empat pelabuhan yang menjadi rujukan lokasi penyeberangan ke Pulau Madura di Situbondo. Meliputi Pelabuhan Besuki di bagian barat, Pelabuhan Jangkar, Pelabuhan Panarukan dan Pelabuhan Kalbut.
“Untuk sementara, semua aktivitas pelayaran ditutup, baik untuk kapal muatan barang maupun penumpang antar pulau, hingga cuaca kembali normal,” kata Erlan Apriyanto.
Keputusan penutupan kegiatan pelayaran di seluruh pelabuhan di Situbondo berdasar kepada surat edaran BMKG tentang potensi hujan dan ombak tinggi hingga 2,5 meter di sepanjang pesisir utara Jawa Timur.
Lebih lanjut, Erlan menjelaskan kriteria kapal yang dilarang berlayar adalah kapal dengan draft 3 meter dari permukaan laut. Untuk kapal besar dengan draft kedalaman melebihi 3 meter seperti tanker masih diperbolehkan untuk berlayar.
“Untuk kapal dengan draft 3 meter dari permukaan laut dilarang untuk berlayar, sedangkan kapal tanker dan kapal besar yang draft melebihi kedalaman 3 meter diperbolehkan berlayar,” ungkapnya.
Di sisi lain, nelayan dan pemilik kapal di Situbondo mengaku sudah banyak yang meliburkan awak kapal dan memilih untuk libur melaut sejak Sabtu (25/2/23) lalu.
Joko Malis (56), pengusaha ikan pindang serta nelayan dengan kapal besar yang beroperasi di Pesisir Besuki mengaku sudah meliburkan awak kapal dan meliburkan produksi ikan pindangnya sejak seminggu yang lalu.
“Pekerja saya sudah saya liburkan sejak minggu lalu. Karena cuaca ekstrem dan ombaknya besar di wilayah Situbondo, tidak memungkinkan untuk melaut. Ikan pindang juga saya liburkan beberapa karena pasokannya (bahan baku ikan, red) sekarang dari pasar, jadi produksi saya kurangi,” jelas Joko kepada TIMES Indonesia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |