Medan Sulit Tak Jadi Rintangan Bagi Bidan Mariam Melayani Masyarakat Toro

TIMESINDONESIA, SIGI – SIGI- Rabu siang, (1/3/2023) bidan Mariam, seorang bidan di Desa Toro, Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, baru saja balik dari mengantar pasien yang dirujuk ke Kulawi.
Perjalanan dari Desa Toro ke Kulawi memakan waktu kurang lebih setengah jam perjalanan darat.
Advertisement
Saat wanita kelahiran 13 Januari 1973 itu tiba di kediamannya. Ia terkejut melihat sudah ada beberapa orang duduk di depan rumahnya menanti kedatangannya. Mereka adalah Relawan Roa Jaga Roa (RJR).
Ia pun menyapa Relawan Roa Jaga Roa dengan ramah. Relawan RJR kemudian mengambil kardus dari dalam mobil lalu menggotongnya memasuki halaman Puskesman Pembantu. Bidan Mariam pun makin terejut dan penasaran.
Ternyata isi kardus yang digotong tadi adalah konsetrator oksigen. Alat medis bertenaga listrik yang dirancang untuk mengkonsentrasikan oksigen dari udara bebas.
Ia pun tak dapat menyembunyikan perasaan bahagianya ketika mengetahui kalau konsentrator itu diserahkan kepadanya untuk digunakan membantu masyarakat Toro.
Bidan Mariam sejenak tak mampu berucap. Sambil menahan haru, dia berterima kasih atas kepedulian Roa Jaga Roa.
“Alat ini sangat membantu, karena kami hanya punya satu tabung gas oksigen,” ujar bidan Mariam sambil menerima bantuan itu.
Mendengar ungkapan bidan Mariam, membuat relawan Roa Jaga Roa sejenak terdiam, membayangkan, bagaimana jika satu-satunya tabung oksigen itu habis.
Sementara tempat untuk melakukan pengisian ulang oksigen cukup jauh, memakan waktu perjalanan sekitar 6 jam (pergi pulang) ditambah lagi dengan waktu antrian pengisian yang bisa memakan waktu hingga dua hari.
“Sangatlah tidak ideal 3000an warga hanya memiliki satu tabung oksigen. Dimana untuk mengisi ulang oksigen tabung tersebut mereka harus menempuh perjalanan yang cukup jauh sekitar 90an kilometer. Belum lagi medan yang harus dilalui cukup menantang terutama saat cuaca sedang hujan,” kata Rahman Odi, salah seorang relawan Roa Jaga Roa.
Perjalanan menuju ke Desa Toro cukup sulit. Saat ini, di beberapa titik bahkan sering terjadi longsor. Kondisi jalan yang sebagian besar adalah tanah ini, sangat licin jika dilalui. Apalagi saat cuaca sedang hujan.
Sebelumnya, Relawan Roa Jaga Roa menyerahkan alat konsentrator oksigen itu ke lembaga adat terlebih dahulu, karena selama ini Desa Toro masih terkenal dalam menjaga nilai-nilai adat dan budaya mereka.
“Ya, di Desa Toro itu adatnya masih sangat terjaga dengan baik, hukum adat masih berlaku, tapi yang terpenting bagi kami adalah bantuan ini dapat berguna bagi masyarakat Desa Toro,” katanya.
Bidan Mariam pun kembali mengucapkan terima kasih kepada Roa Jaga Roa. Ia mengatakan alat ini sangat membantu. “Alat ini bisa menjadi alternatif pengganti tabung oksigen saat dalam keadaan darurat,” ucapnya.
Lebih dari 15 tahun bidan Mariam mengabdi di Desa Toro
Sejak tahun 2006, bidan Mariam sudah mengabdikan dirinya untuk masyarakat Desa Toro. Dia rela membagi waktunya dengan sang suami pensiunan tentara yang berdomisili di salah satu perumahan BTN di Kota Palu dan putrinya yang masih menimba ilmu di SMK 1 Palu.
Namun, hal itu tak membuat semangat pengabdian alumni SPK Kawatuna Palu itu kendor. Bidan Mariam terus melayani masyarakat Toro hingga saat ini.
Ngata Toro atau Desa Toro memiliki luas wilayah 22.950 hektar. Penduduknya kurang lebih 3000-an dan 700-an kepala keluarga. Inilah yang menjadi medan layanan bidan Mariam sebagai satu-satunya bidan yang bertugas di Puskesmas Pembantu Toro.
Muhammad Sharfin, yang juga Relawan Roa Jaga Roa menambahkan, meski pandemi Covid 19 dinyatakan telah berakhir, namun komunitas Roa Jaga Roa yang terbentuk saat pandemi ini tetap konsen memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan, diantaranya bantuan terhadap korban banjir dan menyalurkan alat konsentrator oksigen.
Konsentrator oksigen memiliki teknologi yang dapat menarik udara dari lingkungan melalui beberapa penyaring dan membuang nitrogen untuk menghasilkan sumber oksigen yang lebih pekat hingga mencapai 95,5% secara terus menerus, kemudian disalurkan menggunakan selang oksigen yang telah terpasang pada pasien.
Bagi Roa Jaga Roa, relawan yang mempunyai motto “KITA BAKU BANTU” konsentrator ini adalah yang kelima dibagikan setelah tiga diberikan ke Pemda Sigi dan satu lagi ke Rutan kelas IIA Palu.
Kondisi medan yang sulit dilewati, serta jarak yang cukup jauh di tempuh tak menjadi rintangan untuk melakukan pengabdian. bidan Mariam membuktikan, berkat kecintaannya kepada masyarakat Toro, sampai saat ini Ia masih memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa Toro. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |